Kimochi dan Louise bergegas sembunyi menghindari Werewolves yang terbangun.
Kimochi : "Apa yang harus aku lakukan?"
Louise menyadari keganjilan ucapan Kimochi.
Juan : "Tak masalah, ikuti saja Permainan-Nya."
Kimochi mengangguk sangat pelan, namun Louise yang sudah terlanjur sadar bahwa Zahal sudah mengetahui Juan yang berada disekitar mereka tak lagi merasa aneh dengan sikap-sikap Kimochi. Kini ia mengikuti alur yang sudah dipersiapkan Zahal.
Sementara itu Lahaz bersembunyi setelah teriakannya membangunkan seisi desa Werewolves.
Lahaz : "Zahal, apa yang harus aku lakukan?"
Zahal berhenti disuatu pintu dan melihat ada sesuatu didalam ruangan kaca dibalik pintu itu sambil mendengar bisikan Lahaz yang terdengar jelas ditelinganya.
Zahal : "Lihat keatas, tak lama lagi Werewolves akan bereaksi melihat bulan."
Lahaz yang mendengar intruksi Zahal menuruti ucapannya dan melihat keatas.
Lahaz : "Bulan Sabit? Apa pengaruhnya ke Werewolves?"
Tiba-tiba suara Lahaz menjadi lantang dengan sendirinya dan terdengar diseluruh penjuru desa.
Seluruh Werewolves terbangun dan keluar dari tempat tinggal mereka masing-masing.
Lahaz : "Apa-apaan ini?! Kau merubah suaraku hingga terdengar seisi desa?"
Suara Lahaz kembali menjadi normal.
Zahal : "Terus lihat keatas..."
Mereka berdua masih berkomunikasi lewat jarak jauh, biasanya juga disebut 'Telepati'.
Lahaz menoleh keatas : "Nyaris Purnama!"
Kimochi dan Louise terpojok karena disekeliling mereka para Werewolves mulai menyadari mereka.
Hembusan angin menjadi semakin kencang karena pengaruh Bulan Purnama, hawa semakin dingin, awan yang menutupi langit mendadak menyebar.
Para Werewolves perlahan bertransformasi. Tubuh mereka membesar, otot ditubuh mereka mengencang, wujud manusia mereka perlahan berubah dengan bentuk tengkorak yang memiliki rahang dan moncong seperti Serigala, bulu-bulu ditubuh mereka semakin lebat.
Louise : "Kita kembali ke Basecamp, Kimochi!"
Louise menarik tangan Kimochi dan sesaat menghilang sebelum para Werewolves menyerang mereka.
Zahal membuka pintu dengan tangan kanan dan menyentuh dada dengan tangan kiri dan disaat yang sama Lahaz menghilang dari desa para Werewolves.
Kimochi dan Louise sampai di Kastil diatas awan, tempat para Moderator berkumpul.
Zahal didalam ruangan yang ia masuki melihat sosok pria dengan jas safari rapi lengkap dengan dasinya, potongan rambut halus yang mengkilap disisir kearah belakang, bibirnya menikmati cerutu hitam, arah pandangan matanya yang ditutupi kacamata hitam berbentuk kotak sepertinya mengarah ke kedatangan Zahal.
"Siapa kau, dan apa yang kau lakukan disini?"
Suara berat berwibawa menyapa Zahal.
Zahal : "NPC dalam sebuah permainan tak layak berbicara sok pada 'Calon Hacker' yang akan menguasai permainan ini."
Zahal tersenyum sinis.
Pria itu berdiri dari tempat duduknya yang nyaman : "Type Calon Dewa yang menanggapi pertanyaan dengan cara yang berbeda."
Zahal : "Dalam permainan biasanya Pemain mengikuti alur pembicaraan yang sudah dipersiapkan oleh alur cerita game itu sendiri."
"Dalam Quest-pun Pemain harus mengikuti alur untuk menyelesaikan misi dan mendapat hadiah."
Pria itu berjalan mendekati Calon Dewa yang menurutnya bukan Calon Dewa biasa.
"Jika kau ingin mendapatkan gulungan, bekerjalah disini sebagai karyawanku besok pagi. Sekarang bukan waktunya bekerja."
Zahal : "Masalahnya aku adalah 'Hacker yang bisa merubah alur Quest' dan aku memintamu untuk menyerahkan Gulungan 'Option' tanpa Syarat apapun."
Pria itu terkejut, ia merogoh kantong jasnya dan menyerahkan Gulungan Undang-undang 'Option' kepada Zahal.
Ia berjalan kembali ke kursinya dan duduk tanpa menghiraukan Zahal.
Zahal : "Bagus, dua misi selesai. Mendapatkan 'Option' sekaligus 'Mengundang' Pesaingku ke dalam 'Markas musuh'.
Diatas awan, didalam kastil para Moderator.
Juan bergelantungan ditubuh Kimochi tanpa disadari dan dirasakannya.
Juan melepaskan Kimochi dan mundur menjauh dari gadis itu.
Kimochi dan Louise datang disambut oleh beberapa Moderator.
Kimochi : "Kita meninggalkan tuan Juan..."
Louise meliriknya dingin : "Bukannya kita belum menemukannya Kimochi."
Kimochi menyadari kesalahannya. Juan melihatnya dengan iba.
Juan : "Maaf Kimochi, mulai dari sini aku tak bisa membantumu."
"Tapi aku akan berusaha untuk menyelesaikan 'ini' dengan baik."
Louise dan beberapa Moderator mengajak Kimochi untuk mengikuti mereka. Juan menjaga jarak dan mengikuti mereka dari belakang.
Kembali ke pulau buatan Zahal.
Tamasha berkeliling ditempat peristirahatan Brunott.
Tamasha : "Cahaya itu tak lagi mengejarku. Baguslah!"
Tamasha : "Sepertinya terjadi sesuatu hingga Bulan berubah fase dengan sangat cepat."
Dalam wujud tikus tanah ia mendongak melihat kearah Bulan.
Tamasha kembali berkeliling dengan tubuh mungilnya.
Disisi lain pulau.
Masriz : "Tak lama lagi kau harus berpisah denganku, jadi ingat baik-baik semua ilmu yang kuberikan padamu."
Ratatta menunjukkan ekspresi heran bercampur kecewa.
Ratatta : "Apa? Jangan dulu Pak! Eh... Mas! Tidak bisakah kita menyelesaikan permainan ini bersama?"
Ratatta menarik pundak Masriz yang berjalan dihadapannya.
Masriz : "Hahaha... Kau masih punya kesempatan menjadi lebih baik lagi. Terus bersamaku membuat perkembanganmu tidak maksimal."
Ratatta merasa tak terima dengan ucapan Masriz.
Ratatta : "Tidak! Anda bohong! Aku... Saya banyak paham sejak bersama dengan anda walaupun sejenak!"
Ratatta mengangkat lengan Masriz dengan kedua tangannya.
Ratatta : "Tidak mas! Anda hanya menganggapku sebagai beban yang memperlambat langkah anda! Sungguh, aku berjanji tidak akan membebani anda! Aku akan membantu anda tapi tolong tetap bersamaku!"
Ratatta menggenggam tangan Masriz dengan erat, menunjukkan ketulusan kata-kata dan harapannya.
Ia merasa ucapan Masriz benar-benar akan terjadi dan ia tak menginginkan berpisah dari orang yang dihormatinya itu.
Masriz menatap mata Ratatta yang berkaca-kaca dengan tajam. Memahami betapa dalam perasaan pria dihadapannya itu.
Ia tersenyum hangat. Ratatta semakin merasa sedih dan menarik tangan Masriz dengan kuat.
Zahal disisi lain keluar dari pabrik pembangkit itu.
Zahal : "Permainan sampai ke tahap berikutnya! Oke para Calon Dewa yang sedang beristirahat, terima kasih untuk partisipasinya di Babak pertama!"
Zahal menepuk kedua tangannya dua kali.
Pulau buatan Zahal itu lenyap.
Masing-masing calon Dewa berpisah kecuali mereka yang berada dalam satu tim.
Tamasha dan Brunott kembali ke posisi awal mereka sebelum dipanggil oleh Zahal.
Tamasha : "Ini... Kita dikembalikan ke tempat awal!"
Rebella yang kebetulan sebelumnya berada di desa Werewolves kembali bersama Saberio. Kedua orang itu masih tertidur pulas kelelahan, para Werewolves kembali ke wujud asal mereka setelah Bulan kembali ke fase Bulan Sabit dengan sangat cepat.
Mereka kembali menuju ke rumah mereka masing-masing tanpa peduli kejanggalan yang terjadi malam ini.
Naraka yang sudah bekerjasama dengan Soraya kembali bersama Bayi dan Samarinda ditempat awal Soraya berada.
Soraya : "Ini adalah ulah Calon Dewa. Beruntung ia mengembalikan kita dalam kondisi berkelompok seperti ini."
Naraka : "Punya kemampuan untuk melakukan ini. Sepertinya kita berhadapan dengan orang yang berbahaya."
Soraya : "Untuk itulah kita harus bekerjasama, baik kemampuanku tanpa kalian, dan kemampuanmu tanpa kerjasama dan strategi dariku akan musnah dalam sekejap jika berhadapan langsung dengan Calon Dewa dengan kapasitas seperti itu!"
Naraka mengangguk dan melihat kedua teman satu timnya, Bayi dan Samarinda tertidur.
Snipy bersama Pierre berada di Padang Pasir tempat Pierre terakhir kali berada sebelum dipanggil oleh Zahal.
Snipy : "Kenapa aku bisa dipindah disini bersamamu..."
Pierre menoleh kearah Snipy dan melihat sekeliling.
Pierre : "Mungkin Dewa mentakdirkan kita untuk tetap bersama."
Snipy : "Berhenti bercanda, belum ada Dewa yang terpilih karena kita semua masih Calon Dewa."
Pierre tersenyum menyadari Snipy yang menanggapi candaannya.
Ratatta kembali ke tempat awal, Padang Pasir yang sama ketika ia, Pierre, dan Naraka bertarung sebelum dipanggil oleh Zahal.
Pria itu terbelalak, dadanya sesak, matanya berkaca-kaca.
Ia berlutut, tubuhnya lemas.
Ratatta : "Saya belum siap berpisah dengan anda..."
Sementara Masriz berada di suatu daratan bersalju tempat awalnya datang di Awaland.
Masriz : "Disini lagi... Yah, sepertinya aku juga harus mulai melangkah."
Zahal membuka Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Zahal : "Seharusnya dengan ini kalian para Calon Dewa akan lebih mudah dan semangat menemukan Gulungan Kemampuan lain untuk mendukung perjalanan kalian."
Ia menggerak-gerakkan jarinya turun-naik menunjuk Gulungan Undang-undang miliknya.
Zahal : "Hmmm... Selanjutnya ini saja."
Zahal kembali melayang seperti sebelumnya meninggalkan Kompleks Pembangkit itu.
Disebuah Kastil diatas awan, Juan berada disebuah ruang makan mengikuti para Moderator yang duduk dan berkumpul disebuah meja makan.
Naruna : "Bagaimana hasil pencarianmu Kimochi?"
Seluruh 15 Moderator selain Kimochi memandangnya dengan tatapan aneh, seolah meremehkan.
Kimochi : "Uhmmm... kami tak menemukan siapapun."
Louise yang duduk disebelahnya menambahkan beberapa kata.
Louise : "Sepertinya malam ini banyak kejanggalan terjadi, bukankah begitu, Kimochi?"
Louise melirik Kimochi. Kimochi sepertinya salah tingkah.
Kimochi : "I... Iya, entah kenapa Bulan berubah fase lebih cepat d...dan tiba-tiba terjadi Purnama."
Sementara para Moderator disitu berkumpul, Juan menyelinap keluar dari ruangan itu.
Juan : "Aku akan berkeliling dan mencari jalan keluar dari sini."
"Maaf Kimochi! Aku akan kembali setelah mendapatkan apa yang harus kumiliki."
Zahal melayang diudara.
Zahal : "Kau sudah berada disana. Juan namamu, Transparasi kemampuanmu."
Zahal : "Aku selangkah lebih unggul darimu. Selama kau di kastil itu aku tak akan kembali dan menunjukkan sosokku."
Juan sampai di ruang monitor.
Juan : "Wow! Jadi disini seluruh kejadian dipantau!"
"Baiklah... Kali ini aku akan menjadi pengawas dunia ini untuk sementara waktu!"