Snipy : "Sudah kubilang, mengalahkanmu mudah sekali."
Pierre terkapar memegangi pundaknya sembari meringis. Snipy bergerak dengan senyap dan cepat dalam kegelapan malam.
Naraka kini diikuti oleh beberapa bola cahaya yang diciptakannya.
Cahaya itu sesekali beterbangan kearah tertentu yang sekiranya gelap dan membutuhkan cahaya.
Naraka : "Bayangan burung yang melayang dikegelapan malam..."
Salah satu bola cahaya bergerak dengan cepat dan melayang rendah menuju bayangan burung yang dimaksud Naraka.
Tamasha melihat dengan jelas cahaya yang bergerak dengan cepat dalam wujud Barn Owl miliknya. Ia terbang rendah dan menyelinap diantara semak lalu berubah wujud menjadi tikus tanah.
Tak jauh dari posisi mereka, sebuah padang rumput luas yang hijau.
Soraya : "Naraka bergerak mendekat kesekitar sini."
Soraya beranjak bangun dan mengendap-endap melewati Bayi dan Samarinda yang tertidur.
Ia merapat ke bebatuan yang cukup tinggi untuk membuatnya tidak terlihat.
Soraya : "Sedikit lagi. Ada cahaya yang mengelilinginya. Itu pasti efek dari kemampuan kreasinya."
Soraya berjalan semakin mantap mendekati posisi Naraka dengan perlahan. Matanya sangat waspada dengan pergerakan Naraka.
Sementara Naraka yang harus berkonsentrasi mencermati bola-bola cahaya disekitarnya yang terbang berkeliling.
Naraka : "Lenyap... Hewan yang punya kecepatan terbang seperti itu saat malam hari adalah Burung Hantu atau Kelelawar."
"Aku menawarkan Negosiasi kepadamu! bekerjasama denganku, atau pergi jauh dari sini dan jangan pernah lagi berurusan denganku!"
Suara seorang gadis yang tegas, lantang, dan dengan nada anggun menghentikan langkah Naraka.
Naraka : "Calon Dewa lainnya. Dan kali ini perempuan..."
Naraka menoleh kearah Soraya yang berdiri tak jauh dibelakangnya.
Soraya menghadapinya dengan tegas dan percaya diri.
Naraka : "Kau sendirian. Entah apa kemampuanmu tapi kau benar-benar berani berhadapan dengan Calon Dewa sepertiku ditengah malam seperti ini."
Soraya : "Aku tidak butuh pujianmu, putuskan tawaranku sekarang juga!"
Naraka : "Diantara dua pilihan itu ya..."
Naraka mengingat sosok Masriz dan mempertimbangkan kata-katanya.
Naraka : "Sepertinya bagus juga bekerjasama denganmu jika ada keuntungan yang bisa kudapat darimu."
Soraya tersenyum puas, wajahnya sekali lagi menunjukkan ekspresi kemenangan.
Soraya : "Namamu Naraka, kemampuanmu Kreasi, dan... Aku bisa sampai disini menemukanmu, kuharap petunjuk itu cukup untuk menyadarkanmu bahwa aku punya keunggulan darimu."
Naraka merenung. Bibir dan Garis mata hitam membuat tatapan tajamnya semakin kuat.
Naraka : "Kau bisa membantuku mencari informasi yang kuinginkan."
"Tapi, aku ingin bergerak sendiri."
Soraya : "Tak ada kesepakatan jika aku tak mendapatkan sesuatu darimu."
Naraka : "Apa yang kau harapkan dariku..."
Soraya : "Pengawalan... Proteksi... Aku tak punya kemampuan bertarung."
Naraka : "Kau nekat sekali. Seandainya aku cukup jahat sudah kubunuh kau setelah sadar kau tak mampu bertarung."
Soraya : "Yang jelas kita berhasil ber'Negosiasi' dan itu saja sudah cukup membuatku selangkah lebih unggul darimu."
Naraka : "Kau pandai bernegosiasi rupanya. Sepertinya aku membutuhkanmu untuk mencari Informasi tertentu."
Naraka berhenti sejenak dan mematikan seluruh bola cahaya yang diciptakannya.
Naraka : "Baiklah, kita bekerjasama dan kuharap aku banyak mendapat informasi darimu."
Soraya membalikkan badan menahan tawa puasnya.
Soraya : "Pertama-tama kau harus belajar memaksimalkan pemahamanmu mengenai Gulungan undang-undang Dasar."
Soraya berjalan meninggalkan Naraka menuju Bayi dan Samarinda yang tertidur dipadang rumput. Naraka mengeluarkan Gulungan Undang-undang Dasar sambil berjalan mengikuti Soraya. Mereka akan melewatkan malam itu dengan banyak diskusi dan rencana.
Ratatta sepertinya tak bisa tidur dengan tenang. Alam liar adalah tempat yang asing dan ia bingung memilih pohon, balik batu, atau gua sebagai tempat istirahatnya.
"Apa yang membuatmu bingung anak muda?"
Ratatta : "WANJIIIRRRRR KAGET ANJIIIIIRRRR!!!"
Ratatta terlempar kaget.
Masriz berdiri tepat dibelakangnya. Nafas Ratatta terengah-engah seolah habis melihat hantu.
Masriz : "Kamu heboh sekali... Supaya aman carilah tempat istirahat yang sunyi dan sulit dijangkau."
Ratatta masih kesulitan mengatur nafas dan ketakutan setengah mati.
Ratatta : "d..dd..dimana contohnya."
Masriz : "Ditengah laut, gurun pasir, atau diatas awan. Pasti aman."
Ratatta : "Bagaimana bisa orang gila sepertimu terpilih menjadi Calon Dewa..."
Masriz : "Sopan sedikit anak muda. Dilihat dari gelagatmu, cukup beruntung kamu masih bertahan hidup sampai sekarang."
Masriz mengeluarkan Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Ratatta yang terjatuh mundur perlahan dan waspada dengan pergerakan Masriz.
Masriz : "Lihat ini, namamu adalah Ratatta dengan kemampuan 'Adaptation' dan 'Reduction'. Bahkan aku bisa mengetahui jarakmu sekitar 1,5 meter arah Selatan dariku."
Ratatta : "Jika semua Calon Dewa punya informasi seperti itu...."
Masriz : "Sudah kubilang, beruntung sekali kau masih bisa bertahan sampai sekarang."
Ratatta : "Itu curang..."
Masriz : "Kau bisa menyembunyikan nama dan posisimu dengan memberi perintah 'Hidden'pada Gulungan Undang-undang Dasar milikmu."
Masriz berjalan menjauhi Ratatta.
Ratatta mengeluarkan Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Ratatta : "Hidden!"
Ratatta tampak kebingungan.
Ratatta : "Lalu bagaimana caranya aku tahu apa itu sudah berhasil atau tidak...
h..hei om... mas... eh... pak... tunggu aku ikut denganmu!"
Masriz menoleh dan menurunkan kecepatannya.
Masriz : "Ditambah dengan suaramu barusan, kemungkinanmu untuk mati lebih cepat lagi ketika kau berpetualang sendirian."
Masriz memalingkan wajah dan meneruskan langkahnya. Ratatta mengejarnya dan berusaha mengikutinya.
Disebuah tempat yang jauh dari pulau buatan Zahal.
Yoke berjalan sambil mengeluarkan Gulungan miliknya.
Yoke menunjuk kearah tulisan 'Teleportation' di Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Yoke : "Genius itu pasti akan membutuhkan ini untuk bisa bergerak leluasa."
Yoke berjalan santai sambil tetap memegang Gulungan Undang-undang Dasar miliknya.
Sementara itu ditempat yang jauh dari posisi Yoke.
Kimochi mendekat ke arah desa para Werewolves.
Kimochi : "Kuharap tuan Juan melihatku dan mau berbicara denganku."
"Kimochi, apa yang kau lakukan disini?"
Kimochi menoleh kearah datangnya suara.
Kimochi : "Louise, a... aku mencari tuan Juan."
Kimochi menunjukkan ekspresi gusar dan tak nyaman.
Louise : "Sepertinya aku perlu membantumu."
Kimochi menatapnya curiga.
Kimochi : "kau adalah Moderator yang bertanggungjawab atas tuan Zahal setelah Nando dirubah menjadi Gulungan 'Duplication' oleh tuan Zahal."
"Seharusnya kau mengawasinya, bukan mengikutiku mengejar tuan Juan."
Louise : "tuan Juan juga kandidat Dewa yang patut diperhitungkan. Aku sebagai Moderator punya misi membantu Calon Dewa manapun untuk menjadi Dewa."
Pandangan curiga Kimochi berubah lebih tenang.
Kimochi : "Fiuhhh... Syukurlah kalau begitu Louise. Kupikir kau memihak tuan Zahal."
Mereka berdua mengobrol sementara Lahaz bersembunyi dan mengamati mereka dari sudut yang tak disadari Kimochi.
Kimochi dan Louise berjalan berkeliling.
Juan terbangun menyadari suara obrolan dengan logat yang tak asing baginya.
Juan : "Suara itu sepertinya pernah kudengar."
Juan berdiri dan melangkah mendekat untuk memastikan suara yang didengarnya.
Juan : "Lho itu kan Moderator yang membawaku kesini? Bersama siapa dia?"
Kimochi dan Louise masih berjalan berkeliling.
Kimochi : "Aku merasa tuan Juan adalah type orang yang akan datang ke daerah yang terkena ledakan seperti ini, itu alasannya aku datang kesini."
Louise : "Sebagian besar Moderator memilih Kandidat Calon Dewa yang bisa dipahaminya."
Kimochi : "Lalu kau sendiri kenapa memilih Ratatta, Louise?"
Louise tersenyum tenang mengabaikan Kimochi.
Louise : "Masing-masing Moderator harusnya bisa melacak Calon Dewa tanggungjawab mereka."
Kimochi : "Efek 'Transparasi' yang digunakan tuan Juan benar-benar memblokir apapun."
Juan mendengar obrolan mereka dengan sangat jelas. Jika Kimochi sadar bahwa Juan sudah berada persis dibelakangnya, entah apa yang akan dilakukannya.
Juan : "Hei... Pura-pura tak mendengar suaraku, lanjutkan obrolanmu!"
Juan berbisik persis disebelah telinga Kimochi.
Kimochi terkejut.
Begitu pula Zahal yang sedang berada didekat ruang panel didalam pabrik pembangkit.
Zahal : "Akhirnya muncul juga."
Zahal : "Aku menemukannya, Lahaz."
Lahaz yang posisinya begitu jauh dari Zahal terkejut ketika Zahal bisa membisikkan suara ke telinganya.
Lahaz sedikit banyak paham apa yang dimaksud oleh Zahal.
Sementara Kimochi yang mengerti pesan Juan hanya mengangguk.
Kimochi : 'Akhirnya tuan Juan menemukanku. Aku harus berhati-hati bersikap agar Louise tidak curiga.'
Kimochi : "Aku tak mengerti harus kemana mencari tuan Juan."
Louise : "Kita sebagai Moderator tidak di'Program' untuk berinteraksi dengan para penghuni asli di Awaland ini."
Juan merasa ucapan Louise ada yang aneh, ia terus mengikuti arah berjalan mereka berdua.
"AKU MENEMUKANNYA!!!"
Itu suara teriakan Lahaz. Kimochi dan Juan terkejut, sementara Louise paham bahwa itu adalah kode baginya bahwa Zahal telah menemukan posisi Juan.
Suara Lahaz menimbulkan kegaduhan yang membuat para Werewolves terbangun.
Juan sadar harus bertindak : "Aku akan mengikutimu kemanapun, tenang saja karena selama 'Detection' belum ditemukan siapapun tak akan bisa melacakku."
Kimochi kembali mengangguk setelah mendengar bisikan Juan yang tak terlihat.
Zahal tertawa lepas jauh disana.
Zahal : "Huahahaha, menarik sekali kawan! setelah aku membuat seluruh Awaland berada dalam pengawasanku, suara bisikanmu ditelinga Kimochi sudah menjadi fokusku!"
"Sejak aku meningkatkan pengawasan dari sekedar satu pulau dimana para Calon Dewa berkumpul, hingga menjadi seluruh Awaland, aku sudah fokus untuk mengawasi pergerakan daerah sekitar Lahaz yang kuutus untuk mengikuti Louise!"
"Aku paham kemampuan pengawasanku berkurang drastis untuk mendengar percakapan para Moderator, tapi aku meningkatkan fokus terhadap daya tangkap suara dan penglihatan didaerah sekitar Lahaz semenjak aku mengutusnya mengikuti Louise."
Disaat yang sama ditempat yang berbeda Ratatta mengikuti Masriz dan banyak belajar darinya.
Ratatta : "Jadi sekarang tujuanmu adalah mencari Gulungan Undang-undang 'Detection'?"
Masriz berjalan santai : "Orang-orang dengan tingkat intelektual seperti kami..."
Zahal : "aku..."
Yoke di posisi yang jauh dari Masriz maupun Zahal.
Yoke : "aku..."
Snipy dipulau para Calon Dewa berkumpul.
Snipy : "aku tidak butuh..."
Masriz, Yoke, Zahal, Snipy : "Tidak butuh Gulungan 'Detection' untuk menyelesaikan permainan ini!"
Masriz : "Dengan tingkat Intelektual pada level yang berbeda, menggunakan Gulungan 'Deteksi' akan membuat permainan ini menjadi 'Mudah Sekali'."
Masriz : "Silahkan cari Gulungan itu, tapi aku tidak membutuhkannya."
Ratatta memandang kagum sosok Masriz yang berjalan percaya diri didepannya.
Sementara Kimochi, dan Louise mencari cara untuk menghindari Werewolves yang terganggu oleh suara Lahaz.