Chereads / How To Be a God / Chapter 12 - Perburuan

Chapter 12 - Perburuan

Tamasha dan Bruno menemukan gubuk kecil setelah melewati jalan setapak diantara hutan yang pohonnya mirip pohon kelapa.

Tamasha : "Kita istirahat disini Brunott!"

Brunott : "Mau menunggu sampai mereka saling bunuh hingga tersisa sedikit?"

Tamasha : "Aku terpikir sesuatu. Akan kugunakan Gulungan Undang-Undang Dasar untuk mengecek Gulungan lainnya."

Tamasha mengeluarkan Gulungan miliknya.

Brunott : "Apakah bisa?"

Tamasha : "Entahlah, maka itu akan kucoba sekarang."

"Tampilkan 45 Daftar Gulungan Undang-Undang Dasar!"

Seketika setelah perintah yang dikeluarkan Tamasha, muncul 45 Daftar Gulungan Undang-Undang Dasar.

Tamasha : "Tampilkan Detail Posisi dan Kondisi 45 Gulungan Undang-Undang Dasar!"

Tulisan didalam Gulungan milik Tamasha berubah, Brunott penasaran dan tertarik melihat lebih dekat.

Tamasha : "Kita bisa melihat bahwa sebagian Gulungan Undang-Undang sudah dimiliki, sebagian lagi berada di Alam bebas.

ditampilkan pula cara mendapatkan Gulungan yang ada di Alam bebas.

Bagus, kita perlu mencari Gulungan yang ada di Alam Bebas!"

Brunott : "Jadi yang ada tulisan 'Map' disebelah tulisan 'Skill' itu artinya posisi mendapatkannya ya?"

Tamasha mengangguk mengiyakan pertanyaan Brunott.

Tamasha : "Kita harus keluar dari pulau ini secepatnya!"

Brunott : "Pulau ini kelihatannya dikelilingi laut Macha..."

Tamasha : "Kau pemilik kemampuan 'Evolusi' masa nggak terpikir sedikitpun bagaimana memaksimalkan kemampuanmu sih?"

Brunott menunjukkan ekspresi paham.

Brunott : "Oh iya benar juga! Kita bisa berevolusi dengan kemampuanku! Hahaha"

Tamasha : "Sekarang berubahlah dan kita berkumpul di sisi paling jauh dari pulau ini!"

Brunott : "Sekarang kita berpencar?"

Tamasha mengangguk lagi

Tamasha : "Sudahlah cepat! Kita nggak pernah tahu apakah ada tipe Calon Dewa dengan tingkat kecerdasan sama sepertiku atau bahkan lebih!"

Brunott : "B..Baiklah, Baik!"

Brunott berubah wujud menjadi seekor Manusia Kuda.

Tamasha : "Bagus, bergeraklah duluan! Aku akan mengawasimu dari udara!"

Tamasha keluar ruangan dan dalam sekejap berubah menjadi Manusia Albatross.

Brunott dan Tamasha memulai perjalanan untuk keluar dari Pulau tempat para Calon Dewa bersaing itu.

Sementara itu masih didalam Pulau disisi lain.

Seorang remaja mengenakan baju lengan pendek warna putih, dasi dan celana pendek abu-abu, dengan topi kain bundar, ialah Bayi yang sepertinya kerepotan ditengah dua Calon Dewa lain.

Bayi : "Ada dua Kakak-kakak Calon Dewa cantik nih!"

Salah satu Calon Dewa dengan busana kerja rapi, rok pendek, rambut merah rapi sebahu melihat Bayi dengan tatapan anggun.

"Maaf dik, tapi aku menawarkan negosiasi kerjasama dengan kalian berdua, perkenalkan namaku Soraya, Calon Dewa yang pasti memenangkan Permainan ini!"

Calon Dewa yang mengaku bernama Soraya itu beralih memandang Gadis disebelahnya setelah menatap Bayi sejenak.

"Negosiasi ya, sepertinya kakak bukan Calon Dewa yang agresif dan suka bertarung."

"Namaku Samarinda, panggil saja Rinda!"

gadis remaja berambut hitam dengan dua ikatan rambut model kelabang, berpakaian One Piece biru muda berenda yang rapi, namanya Samarinda.

Bayi : "Apa itu Negosiasi? Tapi kalo ngelawan Kakak-kakak ini sih kasihan juga."

Samarinda : "Bocah sepertimu nggak sopan banget sih! Masa juga mau ngelawan cewek!"

Soraya : "Sudahlah, rugi kita berdebat dan bertarung disini, lebih baik kita bersekutu dan membentuk aliansi untuk memperbesar kemungkinan kita untuk menang."

Samarinda dan Bayi sepertinya tergugah dengan tawaran Soraya.

Bayi : "Negosiasi, Aliansi, kalo asyik sih ayo!"

Soraya menyimpulkan senyum kemenangan.

Soraya : "tentu saja akan sangat Mengasyikkan, kau pasti sangat jago dalam bertarung, Tampan."

Soraya sepertinya berhasil memperdaya Bayi, Bayi menggaruk kepalanya tersipu malu.

Samarinda : "Aku mengamati perbedaan type dari kemampuan Undang-Undang Dasar, sepertinya Bocah ini memiliki karakteristik kemampuan bertype Petarung, sedangkan kak Soraya berkarakteristik Psikologis..."

Samarinda : "Kemampuanku berkarakter Manipulasi, jadi sepertinya kita bisa jadi tim yang kompak!"

Samarinda dan Bayi memasang wajah senang sementara Soraya memalingkan wajahnya karena sadar telah mampu mempengaruhi mereka berdua dengan kemampuannya.

Soraya berjalan menjauh : "Selanjutnya aku perlu penjelasan kemampuan kalian untuk menyusun strategi melawan Calon Dewa lainnya!"

Samarinda dan Bayi mengikutinya, satu tim baru telah terbentuk.

"Jlebbbb!!!"

Bahu kiri Bayi tertembus sesuatu yang tak terlihat setelah ia sempat bergerak menghindar sedikit.

Samarinda : "Bocah!? Kenapa?!"

Bayi terjatuh sambil memegangi bahu kirinya yang berlubang dan bercucuran darah.

Samarinda segera memegangi tubuh Bayi yang terbaring ditanah.

Bayi : "Aku tak pernah mengendorkan kekuatan pendengaranku, tapi begitu senyapnya suara yang datang hingga aku terlambat bereaksi..."

Bayi : "Oh iya... jangan salah memanggil, namaku Bayi, bukan Bocah..."

Samarinda : "Masih sempat bercanda ya sekarang!"

Samarinda menepuk bahu kanan Bayi karena kesal.

Samarinda dan Soraya mengamati sekeliling dengan waspada. Soraya menunduk perlahan mendekati Bayi dan Samarinda.

Soraya berbisik : "Jelaskan kemampuan kalian hingga aku bisa membuat strategi!"

Samarinda dan Bayi membisikkan kemampuan mereka dan terjadi diskusi diantara mereka.

Soraya : "Kemampuan Samarinda adalah menukar posisi subjek ataupun objek yang bisa dilihatnya, sementara Bayi bisa memperkuat kinerja tubuhnya..."

Soraya : "Kenapa kau tidak mempercepat proses regenerasimu?"

Bayi : "Apa bisa juga? Coba ah!"

Beberapa detik kemudian luka ditubuh Bayi pulih perlahan.

Soraya : "Bisa-bisanya memilih kemampuan tanpa bisa memaksimalkan potensinya! Dasar amatir!"

Samarinda : "Sudah jangan bertengkar sekarang saatnya berpikir strategi untuk bertarung!"

Soraya, Bayi, dan Samarinda berbisik. Tak lama Bayi dan Samarinda mengangguk paham.

Bayi yang bertubuh mungil dengan tinggi badan kira-kira 150 cm menggendong Samarinda dan Soraya yang lebih tinggi dan berat dengan kedua tangannya. Beberapa saat kemudian mereka lenyap dan berganti dengan sebuah pohon besar.

Samarinda : "Jadi memanfaatkan kemampuan fisik Bocah yang sudah diperkuat untuk menggendongku dan kak Soraya, dan kemampuan bertukar posisi milikku untuk bertukar dengan pohon!

Ide brilian kak!"

Mereka tertawa puas. Rupanya kerjasama awal mereka berakhir dengan baik.

Mereka terus berpindah dengan bertukar posisi dengan pohon-pohon yang ada sejauh pandangan Samarinda.

Sangat jauh dari posisi awal mereka, seseorang mengamati pergerakan mereka.

"Yah... Kabur deh! Keputusan bijak ketika nggak tahu siapa dan dimana letak musuh adalah dengan menghindar!"

Seorang remaja dengan jacket Hoodie dan celana Cargo motif militer hijau, sementara helm dengan google tersemat diatas kepalanya.

"Oke, target lainnya..."

Ia melompat turun dari atas Pohon diposisi yang lebih tinggi dan sangat jauh dari posisi awal Bayi, Soraya, dan Samarinda.

Ratatta berjalan sendirian melihat sekeliling dengan hati-hati. Pandangannya berhenti dan terkejut melihat bekas darah di tanah. Itu adalah bekas darah Bayi beberapa saat lalu

Ratatta : "Ada orang lain yang baru saja bertarung disini! Benar-benar mengerikan!"

Ratatta dengan cepat bergegas mendekati semak-semak dan berlindung.

Ratatta : "Gulungan kemampuan yang kuambil dari jasad pak tua tadi bertuliskan 'Reduction', artinya 'Peredaman'... Sepertinya aku bisa meredam luka dari pertarunganku..."

Ratatta bergumam sambil melihat sekitar dengan waspada.

Ratatta : "Tetap saja ada Calon Dewa dengan kemampuan tak terduga yang bisa membunuh Kakek tua yang bisa meredam serangan sedahsyat itu hanya dengan sekali serang."

Ratatta mengendap-endap berjalan sambil berlindung diantara pepohonan.

Ratatta : "Permainan ini makin lama makin mengerikan, aduh... Kenapa aku terseret permainan gila ini."

Sementara ditempat lain. Seorang gadis berwajah oriental bertubuh mungil, bernama Kimochi, Moderator yang mengundang Juan, berjalan dengan langkah mantap namun wajahnya bingung tak menentu.

Kimochi : "Aku nggak bisa menemukan tuan Juan diposisi awal..."

Kimochi membuka Gulungan Undang-Undang Dasar dan mengecek data didalamnya.

Kimochi : "Disini hanya tuan Surya dengan Gulungan 'Reduction' yang tewas, sedangkan yang lain masih hidup bahkan ada beberapa yang sudah mendapatkan lebih dari satu Gulungan!"

Kimochi memastikan nama Juan : "Tuan Juan tentu masih ada, tapi sejak ia memutuskan untuk menggunakan Kemampuan 'Transparation' keberadaannya benar-benar tak terdeteksi..."

Kimochi berhenti melangkah sejenak dan menyadari sesuatu.

Kimochi : "Tak Terdeteksi..."

Kimochi bergerak dan melangkah lebih cepat.

Kimochi : "Ada satu cara..."

Sementara disaat yang sama, Tamasha menunjukkan pandangan serius.

Tamasha : "Satu gulungan yang harus kudapat!"

Zahal yang bergerak cepat diudara ditempat lain dan disaat yang sama.

Zahal : "Jika gulungan ini Didapatkan, arah menuju akhir akan semakin mudah dan cepat.

Kimochi, Tamasha, & Zahal : "Gulungan Kemampuan 'Detection'!"