Tamasha berhenti sejenak diujung bukit. Dari situ ia bisa mengamati pemandangan disekitar lebih jauh & lebih leluasa.
"Nah, itu dia! Disana ada kepulan asap dari pemukiman warga.
Medan yang ditempuh menuju kesana juga kelihatannya tak terlalu sulit."
Tamasha mulai berjalan melewati aliran sungai kecil yang jernih. Sungai itu mengalir terus ke lereng gunung hingga pemukiman yang sempat diamati Tamasha barusan.
"Hei tunggu nona!"
Dari arah yang tak diduga seseorang memanggil Tamasha.
Tamasha mencari arah datangnya suara.
Seorang Pria Dewasa dengan Fashion yang menarik dan rapi berdiri beberapa puluh meter dibelakang Tamasha.
"Apa kau juga..."
Tamasha berfirasat bahwa Pria itu juga 'Calon Dewa' seperti dirinya. Ia harus mengambil langkah awal dan segera melumpuhkannya.
"Aku juga Calon Dewa dan memohon padamu untuk menyerahkan Gulungan Undang-Undang Dasar milikmu!"
Dengan lihai Tamasha mengucapkan permohonannya terhadap pria itu.
Raut Wajah Pria Dewasa yang awalnya menunjukkan kewaspadaan kini berubah menjadi raut wajah orang yang tunduk dan patuh.
Ia membuka genggaman tangan kanan dan seketika muncul Gulungan Undang-Undang Dasar miliknya. Saat itu juga diberikannya kepada Tamasha
"Sepertinya kau membutuhkannya lebih dariku."
Pria itu dengan senang hati menyerahkan gulungannya kepada Tamasha.
Tamasha terdiam. Ia tak menyangka kekuatan miliknya praktis seperti itu.
"Sekarang kau sudah tak memiliki kekuatan apapun lagi, tak ada pilihan selain mengikutiku."
Gadis berambut pirang sepanjang leher itu mengambil gulungan milik lawan bicaranya.
"Siapa namamu? Kemampuan apa yang kau pilih?"
Tamasha mulai memberanikan diri karena memiliki gulungan milik lawannya.
"Aku Brunott dari Italia, Gulungan milikku adalah Gulungan dengan kemampuan 'Evolution'."
Pria bernama Brunott itu menjelaskan dengan singkat & suka rela.
'Inilah kemampuan gulunganku, "Gratification".
Jika aku memohon kepada siapapun, aku akan mendapatkan apa yang kumohonkan dengan cuma-cuma dan sukarela!
Bahkan ternyata Si Pemberi tetap akan bersikap baik kepadaku selama aku menerima barang yang kumohonkan tadi'
Tamasha tersenyum puas. Ia meninggalkan Brunott dan melanjutkan perjalanan. Brunott yang tadinya berniat merampas gulungan Tamasha kini melongo, merasa ada yang aneh dengan pertemuan dan obrolan diantara mereka.
"T..tunggu nona! aku akan ikut denganmu!"
Brunott mengejar Tamasha yang berjalan santai mengikuti aliran sungai kecil tadi.
Di sebuah Hutan dengan Pepohonan yang rindang & menjulang tinggi ada seseorang yang kehadirannya tak terasa.
"Dengan ini aku jadi tidak terdeteksi, Hehehe..."
Itulah Juan dengan Kemampuan 'Transparation' miliknya.
Ia menghabiskan waktu berkeliling, mencari buah-buahan untuk dimakan. Pohon-pohon dengan pori-pori yang mudah untuk dipanjat dan didaki membuatnya tak kesulitan untuk mencapai puncak.
"Benar-benar pemandangan yang Indah sekaligus mengerikan...
Aku pasti mati jika jatuh dari ketinggian seperti ini!"
Pemandangan dari puncak pohon yang menjulang, Hembusan angin yang begitu kencang, ini adalah pengalaman pertama baginya dibanding kehidupannya didunia asalnya.
"Sejenak aku bisa menikmati kesendirianku dan keindahan alam.
Suasana yang sejuk dan tenang seperti ini benar-benar berbeda dan mungkin akan kurindukan ketika kembali kerumah nanti."
Juan bergumam sambil menggigit Buah yang belum pernah dimakannya.
"Bahkan aku bisa berjalan diatas dahan dan ranting yang dipenuhi daun ini.
Karena besarnya dahan membuatku bisa melangkah leluasa, dan daun-daun disekeliling yang membuat hembusan angin yang begitu kencang tak sampai mendorongku jatuh."
Juan berdiri setelah menghabiskan buah itu dan berjalan menyusuri dahan.
"Dahan pohon ini dengan pohon disebelahnya saling bersinggungan, seolah-olah pohon ini menjadi jembatan diatas langit.
Benar-benar luar biasa!"
Juan tak menyangka bahwa dahan itu begitu jauh. Sesekali ia duduk dan beristirahat.
"Dengan kondisi lingkungan seperti ini dan kemampuanku, aku akan bertahan hingga akhir dan melihat siapa saja Kompetitorku, apa kemampuan mereka, dan bagaimana cara mereka bersaing tanpa ketahuan sedikitpun."
Juan menyandarkan diri dan tersenyum puas dengan kemampuannya.
"BLAAAAAAARRR!!!"
Suara ledakkan yang begitu kencang mengejutkan Juan dan membuatnya nyaris terlontar karena kaget.
"Wah-wah... apa yang terjadi?"
Juan sontak melihat kearah datangnya suara. Kepulan asap dan jalur ledakan memanjang terlihat dikejauhan.
"Ledakan!"
Ia mencoba melihat darimana asal ledakan tersebut dengan memperhatikan jalur ledakan tadi.
"Tempat seindah ini jadi hancur dalam sekejap. Apa ini perbuatan Calon Dewa lainnya?"
Juan berjalan cepat menuju arah yang tadi ditujunya. Rupanya jalur ledakan berasal dari arah yang hampir sama dari arah yang ia tuju.
"BLAAAAAAAARRRRRRRR!!!
Ledakan yang lebih hebat dan dahsyat benar-benar membentuk jalur lurus kesatu arah dari asal yang sama. Kini jalur ledakan itu mengarah ke bagian yang berbeda.
"Apa-apaan itu? Apakah ada pertarungan?"
"Dengan hanya berbekal kemampuan tak terdeteksi, aku tak bisa bergerak cepat ketempat yang kutuju...
Aku butuh kemampuan 'Teleportation'!"
Juan mengingat bahwa kemampuan Teleportation belum dipilih oleh siapapun.
Beralih perlahan ke sumber ledakan.
"Huahahahahah.... Dengan kemampuan 'Destruction' ini aku bisa menghancurkan apapun dengan kekuatan hempasan tanganku! Hebat sekali!
HUAHAHAHAHAHA!"
Dihadapannya banyak korban berjatuhan.
Korban-korban tersebut berbentuk manusia, berpakaian seperti Kimono, dan mereka semua memiliki ekor halus yang tebal, juga Telinga lebar seperti Serigala.
"Ras pertama yang Kutaklukan adalah kalian, para Werewolves! Tunjukkan kekuatan kalian!"
Pria bertubuh perkasa, besar, berotot, berambut panjang, lebat, dan tebal.
Ia memamerkan kekuatannya dihadapan beberapa Werewolves yang terluka, bahkan jatuh tak berdaya.
"Ingatlah! Namaku Saberio! Ingatlah bahwa kelak aku akan menjadi Dewa dan menaklukan seluruh ras di Awaland ini!
HUAHAHAHAHAHAHA!"