Chereads / How To Be a God / Chapter 7 - Gadis Berselimut Handuk

Chapter 7 - Gadis Berselimut Handuk

Brunott memperhatikan dari jauh Tamasha yang berjalan keluar dari desa para Kyuubi.

"Kenapa sih dia dari awal nggak mengganti handuknya dengan pakaian normal?"

Brunott menggerutu melihat Tamasha yang sejak awal kedatangan di Awaland masih menggunakan balutan handuk.

"Padahal dengan kemampuan Gratifikasi miliknya, ia bisa mendapatkan pakaian macam apapun."

Dalam jangkauan pandangan Tamasha dan Brunott didepan sana terlihat hutan gelap yang sangat luas.

"Cabang pohon-pohon di hutan itu sangat rapat. Cahaya matahari bahkan terlihat tidak bisa menembus dedaunan rimbun sedikitpun."

Tamasha berjalan perlahan sambil bergumam. Handuk yang melekat ditubuhnya membuat siapapun yang melihatnya pertama kali merasa aneh.

"Brunott, kemarilah!"

Tamasha memanggil Brunott yang sebelumnya menjaga jarak darinya.

"Tadi kau bilang aku harus menjaga jarak dan mengawasimu dari jauh Macha?"

Brunott berjalan ragu mendekati Tamasha.

"Tidak, kali ini perubahan rencana! Aku akan meminjamkan Kemampuan 'Evolution'-mu dan sekarang kau masuk lebih dulu kedalam hutan itu!"

Tamasha mengeluarkan Gulungan Undang-Undang Dasar Evolution milik Brunott yang di-'Minta'nya.

"Dasar cewek licik. Bukannya sejak awal itu Gulunganku sendiri."

Brunott mengambil Gulungan dari Tamasha dengan wajah bersungut-sungut.

"Sudah jangan banyak mengeluh! Masuklah kedalam hutan!"

Tamasha terlihat tegas dan menakutkan. Brunott menurutinya dengan terpaksa.

Setelah berjalan beberapa langkah, satu-persatu kulit dan bagian tubuh Brunott berubah. Setiap milimeter terlihat jelas perubahan warna dan bentuknya hingga sosoknya tenggelam dalam kegelapan bayangan ketika sudah masuk kedalam hutan.

Tamasha sempat tercengang melihat perubahan itu, Namun itu sudah bagian dari rencananya.

'Untuk mengetahui bagaimana Kemampuan 'Evolution' bekerja, aku harus melihat bagaimana pemilik awal menggunakannya.'

Karena itulah Tamasha 'Meminjamkan' kemampuan itu pada pemilik sebelumnya, Brunott sendiri.

"Jadi tubuhku akan berubah sedikit demi sedikit menjadi bentuk evolusi tertentu."

Tamasha bergumam sambil sedikit membayangkan kemampuan Evolution.

"Akan kucoba sekarang juga."

Tamasha berjalan mengikuti arah Brunott. Tak lama seperti Brunott, tubuhnya berubah sedikit demi sedikit.

Muncul bulu-bulu halus disekitar punggung Tamasha. Disekitar bagian kaki & lutut perlahan muncul sisik-sisik.

Belum terlihat sempurna perubahan Tamasha, ia sudah ditelan kegelapan diantara pepohonan didalam Hutan Misterius.

Belum lama Brunott dan Tamasha masuk kedalam hutan, terjadi keributan yang membuat terlihat kepulan asap didalam hutan tersebut.

"Ugh! Macha kau tidak apa-apa?"

Brunott yang wujudnya tak begitu jelas karena berada di kegelapan total mencari Tamasha.

"Tak masalah, aku sudah mempersiapkan keadaan seperti ini."

Suara Tamasha seperti menggantung di Udara dan menggema di Angkasa.

"Ada calon Dewa lain didekatmu, Fokuslah pada kelebihan 'Evolusi'mu!"

Brunot menjadi lebih berhati-hati setelah mendengar kata-kata Tamasha.

Perlahan-lahan Penglihatan Brunott mulai beradaptasi dengan kegelapan didalam hutan.

"Ternyata ada dua orang Calon Dewa dengan kemampuan berubah wujud, keren juga!"

Terdengar suara anak kecil laki-laki bergema didalam keheningan hutan.

"Lawan kita masih Bocah Brunott, tidak usah ditanggapi serius, biar aku yang mengurusnya."

Tamasha yang berwujud 'Barn Owl' terbang rendah dengan senyap kearah datangnya suara bocah tadi.

"Bang! Kena kau Burung Hantu!"

Tamasha tersungkur akibat sesuatu yang melesat dan menghantamnya dengan cepat.

"Auh..."

'Krasakk... Graasakk... sakk..."

Tamasha jatuh terjerembab dan terseret ditanah.

"Macha!"

Brunott bergerak dengan cepat menuju sumber suara, rupanya ia juga mengandalkan penciuman yang tajam selain pendengaran.

"Kali ini kena kau 'Puppy'!"

Rupanya Bocah tadi melempar kerikil dengan kekuatan dan kecepatan yang sangat tinggi!

"Cih!"

Tembakan kerikil bocah itu menggores rahang Brunott yang ternyata berubah menjadi manusia serigala.

'Brunott berhasil menghindarinya berkat refleks Evolusinya, Syukurlah ia berevolusi menjadi Manusia Serigala.'

Tamasha bergumam dalam hati.

Sedikit lagi Brunott mencapai Bocah itu, Ia mulai membuka rahangnya untuk mencabik Bocah itu.

"Hup!!"

Seketika Bocah itu melesat tinggi bertepatan dengan Gigitan Rahang Brunott!

Merasa meleset, Brunott secepat mungkin mengendalikan arah dan menurunkan kecepatannya.

"Sial! Kuat dan lincah! Siapa kau? Apa kemampuanmu Bocah?"

Brunott melolong dengan suara yang menggelegar.

"Hahaha! Namaku Bayi! Aku memilih Gulungan Undang-Undang Dasar 'Reinforcement' yang membuatku bisa meningkatkan batas kemampuan!

Hebat sekali bukan! hehehe!"

Bocah bernama Bayi itu berdiri diatas salah satu dahan pohon.

"Bahkan aku bisa meningkatkan kemampuan penglihatanku, baik penglihatan jarak jauh, fokua, dan penglihatan dalam kegelapan!

Semua aspek dalam diri manusia bisa kutingkatkan dengan kemampuan 'Reinforcement' milikku!"

Bayi mematahkan dan mengambil salah satu ranting pohon.

'Krak!'

"Jadi itu sebabnya dia bisa meningkatkan kecepatan dan kekuatan lemparan batu, Macha!"

Brunott melolong, berharap Tamasha mengerti.

Tak ada tanggapan apapun dari Tamasha.

Bayi melesat dengan cepat dan bersiap mengayunkan ranting kayu kearah Brunott.

"Macha? Kau tidak ap..."

"Bruakk!!!"

Persis sebelum Brunott menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara tabrakan.

Bayi terlempar. Tamasha berhasil menabraknya dengan senyap.

"Syukurlah Macha!"

Brunott mencari-cari sosok Tamasha dengan penglihatan, pendengaran, dan penciumannya.

"Ugh...aduduuh sakitnya!"

"Jadi selain bisa melihat dalam kegelapan, rupanya kau juga bisa bergerak tanpa terdeteksi ya?!"

Bayi bangun dan membersihkan debu dan luka yang ada ditubuhnya.

"Ah, curang! Nggak adil kalo dua lawan satu gini!"

Bayi melesat mundur dengan cepat dan berlari diantara pepohonan hingga kehadirannya tak lagi terasa.

"Jadi alasanmu memilih berubah menjadi Barn Owl juga karena kemampuannya terbang nyaris tanpa suara ya, Macha?"

Brunott berjalan sambil mencari keberadaan Tamasha.

"Ya, selama didalam hutan yang sangat gelap bahkan di siang hari seperti ini, kita bergerak bersama.

Kau melacak pergerakan di tanah, dan aku di udara."

Tamasha melayang berkeliling diantara pepohonan. Begitu mendengar penjelasan Tamasha, Brunott menjadi lebih fokus dengan Penciumannya, Indera yang paling kuat milik Manusia Serigala.

Sementara disaat yang bersamaan ditempat berbeda.

"Wah-wah. Jadi ini lokasi sumber ledakan tadi!"

Juan akhirnya sampai ke desa para Werewolves. Asap, debu, serta reruntuhan desa masih berserakan.

Tampaknya mereka masih fokus dengan penyembuhan korban.

"Ah, aku akan berjalan-jalan dan menguji kemampuan Transparasiku sampai dimana."

Juan bergerak dengan semangat. Berbagai material bangunan yang runtuh, parit, gundukan dilewatinya.

Ada beberapa Werewolves sedang memperbaiki sebuah rumah. Juan tergelitik untuk menguji kemampuannya.

'Aku akan berniat menyembunyikan diri sepenuhnya walaupun aku memanggil mereka.'

Juan sekarang sudah berada sedekat mungkin dengan salah satu Werewolves disana.

"Hoy tuan Werewolves!"

Juan berteriak sekencang-kencangnya didekat telinga Werewolves tersebut.

Tak ada reaksi apapun.

"Uji coba pertama berhasil! Aku bisa menghilangkan keberadaanku sepenuhnya kapanpun kuinginkan.

Sekarang uji coba kedua..."

'Aku akan melepaskan kontrol Transparasi atas 'aroma' tubuhku...

namun kontrol Transparasi bagian tubuh lainnya tidak."

Juan mendekatkan dirinya ketengah kumpulan Werewolves itu.

Alangkah terkejutnya para Werewolves tersebut.

"Aroma manusia! Aromanya jelas disekitar sini!"

"Benar! Tapi tak ada siapapun disini!"

"Hanya aroma! Apakah ini Ilusi?"

Salah satu Werewolves mencoba menyentuh dan melacak keberadaan Juan, sosok yang membuat mereka penasaran, namun sia-sia. Yang sanggup mereka temukan hanya Aroma tubuhnya. Bahkan mereka tak bisa melihat, mendengar, dan menyentuh Juan.

Juan tertawa terbahak-bahak.