Mendengar laporan itu membuat Pangeran tersenyum samar.
Suara gedebuk diluar bukan suara benda yang jatuh, melainkan adalah salah satu prajurit bayangan yang bertugas melindungi Pangeran Yohan. Orang itu tidak menyangka akan mendapat serangan dari dalam ruangan dan terlambat menghindar. Akibatnya dia kehilangan kesadaran, dan jatuh dari atap.
Meski pun bukan dirinya yang diberikan laporan, Kiel tahu suara apa itu barusan. Mana mungkin Kiel yang sudah bekerja pada Pangeran Yohan bertahun-tahun, tidak mengetahui prajurit bayangan yang selalu mengikuti tuannya kemana-mana.
Yang membuat Kiel heran, adalah bagaimana sentilan yang terlihat tidak bertenaga itu dapat menjatuhkan prajurit bayangan milik Pangeran Yohan. Prajurit bayangan bukan prajurit biasa, mereka adalah orang-orang pilihan, yang terbaik diantara para prajurit.
Apalagi prajurit bayangan milik Pangeran Yohan adalah orang-orang yang lebih menakutkan dari pada itu, dan keberadaan mereka sangat dirahasiakan.
Dari kehebatan mereka, seharusnya orang di atap bisa merasakan serangan yang mengarah padanya, lalu menghindarinya. Tapi mengapa dia malah jatuh dengan memalukan?.
Atau jangan-jangan kehebatan prajurit bayangan tidak sehebat yang diberitakan? Tiba-tiba Kiel merinding, dia teringat sorot mata prajurit bayangan yang dilihatnya waktu itu. Menyeramkan. Dengan cepat dia menggelengkan kepalanya, dan menghilangkan pemikirannya barusan.
Kini Kiel tahu mengapa anak bernama Biru begitu arogan, sampai dia berani mengajukan syarat untuk dapat direkrut. Ternyata kemampuannya bukan sekedar omong kosong.
'Kalau kemampuannya begitu hebat, pantas kalau dia sombong! '
Tentu saja pria itu tidak tahu, alasan Biru dapat mengetahui keberadaan prajurit bayangan dan bahkan bisa menjatuhkannya, adalah karena dia pernah menjadi bagian dari mereka.
"Syarat pertamamu aku Terima" ucap Pangeran "Katakan syarat yang kedua! "
"Saya tidak bisa bekerja pada Yang Mulia selamanya. Bila suatu hari nanti saya ingin mengundurkan diri, Yang Mulia harus menyetujuinya tanpa syarat!"
Normalnya ketika seseorang direkrut oleh keluarga kerajaan, dia akan melakukan apa saja agar dapat mempertahankan pekerjaannya dan tidak dipecat, tapi Biru dari awal sudah menyiratkan kalau dirinya tidak ingin bekerja terlalu lama. Ada apa dengan cara berpikirnya?.
Pangeran terdiam sebentar, seperti sedang berpikir. "Baiklah, itu tidak masalah, aku setuju."
"Terimakasih Yang Mulia. Kalau begitu saya tidak ingin mengganggu Yang Mulia Pangeran lebih lama lagi. Saya mohon diri! " Biru memberikan hormat, lalu berbalik untuk meninggalkan kamar.
Baru beberapa langkah Biru berjalan tiba-tiba Kiel memanggilnya.
"Tunggu dulu Anak Muda" Kiel menyodorkan sebuah bungkusan kepada Biru "Bawa ini bersamamu."
Biru terheran sesaat "Apa ini? "
"Itu makanan. Seperti yang kau lihat aku sedang membawakan sarapan untuk Pangeran, dan masih ada banyak yang tidak bisa dihidangkan karena mejanya terlalu kecil. Jadi bawalah ini bersamamu, anak muda sepertimu butuh lebih banyak nutrisi.
Mendengar "meja yang terlalu kecil" membuat Biru memandang kearah meja yang dimaksud.
Meja itu sudah penuh dengan makanan, sampai-sampai mejanya hampir tidak kelihatan.
'Meja itu tidak kecil, tapi makananmu yang terlalu banyak! ' kata gadis itu dalam hati.
Melihat Biru masih terdiam di tempat,membuat Kiel merasa pemuda di hadapannya terlalu malu untuk menerima makanan darinya. Karena itu Kiel maju beberapa langkah ke depan untuk menyerahkan bungkusan yang dibawanya.
Biru menatap bungkusan itu. dilihat secara sekilas dari bentuknya saja dia sudah tahu kalau didalam bungkusan itu terdapat kotak makanan. Apa maksudnya pria itu memberikan kotak bekal ini padanya? memangnya dia berpikir kalau dirinya adalah tempat sampah? Hanya karena pria itu terlalu banyak membawa makanan untuk Pangeran dan tidak mungkin untuk dihabiskan sendiri, makanya dia menyerahkan sisanya pada dirinya.
Lagi pula untuk apa pria yang dia ingat bernama Kiel itu mengirim makanan untuk Pangeran? Memangnya dia pikir tempat ini tidak bisa menyediakan makanan yang lezat untuk tuannya? sehingga dia takut tuannya akan kelaparan?.
Biru maju satu langkah lalu mengambil bungkusan itu. Tiba-tiba dia berpikir tidak ada salahnya menerima makanan itu, lagi pula makanan itu bersih dan pasti lezat. Meskipun Biru belum pernah memakan makanan dari Penginapan Naga Merah sebelumnya, tapi dirinya tahu kalau makanan yang berasal dari sana pasti lezat. Kalau tidak, tidak mungkin tempat itu bisa begitu terkenal dikalangan para bangsawan yang sering rewel dengan makanan yang mereka makan.
Jadi Biru menerima bungkusan itu dengan senang hati "Kalau begitu aku tidak akan sungkan. Terimakasih! " kata gadis itu tanpa mengubah ekspresinya lalu keluar dari ruangan.
"Apa seperti itu ekspresi orang yang berterima kasih?" Kiel menggaruk kepalanya.
Pangeran yang menyaksikan kejadian itu jadi tersenyum semakin dalam. Tiba-tiba saja Pangeran merasa perutnya lapar lagi, jadi dia kembali duduk di depan meja hidangan lalu makan dengan tenang.
Rhys yang sedari tadi berdiri diam di samping Pangeran Yohan menatap Kiel dengan tajam. "Bukankah itu makananku? kalau kau memberikan makanan itu kepadanya lalu dimana bagianku? "
Meskipun Rhys dan Kiel tidak pernah akur, tapi sebenarnya Kiel bukan orang yang pelit. Setiap kali dia membuat makanan untuk Pangeran, Kiel tidak pernah lupa untuk menyisihkan sedikit untuk Rhys. Tapi hari ini dia secara sengaja memberikan makanan lezat itu untuk Biru, yang artinya jatah makannya hilang, dan dia harus kelaparan.
"Bukankah tadi kau bilang kalau makanan di tempat ini rasanya enak? ya sudah kau tunggu saja makanan itu disediakan! " jawab pria itu cuek.
Rhys : ....