Chereads / Tak Ingin Mencintaimu Lagi / Chapter 60 - Peramal

Chapter 60 - Peramal

Maina memandang Biru dengan tatapan yang rumit. Maina menarik nafas panjang untuk menenangkan hatinya. Dia belum pernah melihat Biru segelisah itu.

Mata safir gadis itu berkedip sedikit basah, bulu matanya yang melengkung bergetar. Biru yang cemas sedang meremas kedua tangannya di bawah meja.

Sementara itu Maina berdiri dari tempat duduknya, dan memindahkan kursinya agar bisa duduk di samping Biru. Dia mengambil tangan gadis itu lalu dengan lembut menggenggamnya.

"Aku tahu cepat atau lambat hal ini akan terjadi! " menghela nafas "Tapi karena keegoisan ku aku berharap ini takkan pernah terjadi"

Biru memiringkan wajahnya dengan ekspresi bingung 'Apa maksudnya dia sudah tahu kalau aku akan pergi dari jauh hari? Tapi bagaimana dia bisa tahu? '

Seakan mengerti apa yang dipikirkan Biru, wanita itu melanjutkan "Apa kau masih ingat waktu kami membawamu dan Rudd ke Festival beberapa tahun yang lalu? " wanita itu berkata. Biru menjawabnya dengan anggukan.

"Waktu itu ketika kamu dan Rudd pergi untuk bermain, aku dan suamiku bertemu dengan seorang peramal jalanan. " Mata wanita itu menerawang mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

Festival jarang sekali diadakan di Desa Aris, sekalinya diadakan itu pasti akan menjadi acara yang luar biasa meriah. Pada saat itu Biru dan Rudd masih kecil dan mereka sangat bersemangat untuk pergi.

Rudd meminta izin pada orangtuanya untuk melihat atraksi di ujung jalan, mereka setuju dengan syarat Rudd harus menjaga Biru agar tidak tersesat saat dikeramaian.

Banyak kios dadakan yang didirikan di sepanjang jalan. Pada saat mereka mengikuti ke arah anak-anaknya pergi, mereka melewati kios tempat meramal. Guru Yon dan Maina terus berjalan bermaksud untuk melewatinya, karena mereka tidak pernah percaya pada ramalan.

Tapi saat mereka baru saja melangkah, seorang pria tua berkata "Permata biru yang indah, tapi sayang dia bukan milik kalian. Tiba saatnya nanti kalian harus melepasnya pergi. "

"Waktu itu aku tidak mengerti apa maksud dari kata orang tua itu, tapi sekarang aku mengerti. Permata biru yang dia maksud adalah dirimu."

"Ya ampun Guru, sejak kapan kau percaya pada yang namanya ramalan? " kata Biru mengejek.

Maina tersenyum mendengarnya "Tentu saja aku tidak percaya, bahkan suamiku segera menarik ku pergi dari sana. Tapi anehnya aku terus kepikiran dengan ucapan pria tua itu di sepanjang perjalanan."

"Jadi hari itu tanpa sepengetahuan siapa pun, diam-diam aku datang kembali ke tempat itu untuk meminta penjelasan. Tapi tak perduli apa yang aku tanyakan, orang itu tidak mau menjawabnya. Pria tua itu hanya mengatakan satu kalimat 'Meskipun pahit, takdirmu ada di ibu kota'."

Biru terkejut dengan kalimat terakhir itu. Itu sebuah ramalan yang aneh dan dari orang yang aneh, tapi kenapa semua cocok? tidak, mungkin itu cuma kebetulan.

Biru belum pernah mendengar tentang ramalan ini sebelumnya hingga hari ini. Tentu saja mungkin karena dahulu dia tidak pernah repot-repot meminta izin kepada siapa pun untuk pergi. Mungkinkah alasan mengapa keluarganya melepaskannya dengan mudah dimasa lalu karena adanya ramalan ini?.

Sejak Biru terlahir kembali Biru selalu merasa sakit bila mengingat tentang masa lalunya. Oleh sebab itu dia selalu berusaha untuk merubah semua hal, agar hal buruk yang menimpa dirinya dulu tidak lagi terjadi.

Meskipun hal-hal yang indah baginya terjadi di Ibu kota, tapi peristiwa terburuk dalam hidupnya juga terjadi di tempat itu. Karenanya Biru selalu berusaha menghindari tempat itu dan berusaha melupakannya. Kalau dia bisa hidup bahagia bersama keluarganya di desa Aris ini, kenapa dia harus kembali kesana?.

Tapi akan ada lebih banyak kejadian buruk di masa depan. Yang lebih penting lagi hanya dia yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa itu, dan mungkin hanya dia juga lah yang bisa merubahnya.

Kalau saja mimpi itu tidak datang untuk mengingatkannya, sudah pasti Biru akan menolak tawaran Pangeran kedua, dan tidak akan ada seorang pun yang bisa memaksanya untuk pergi.

Pasti ada alasan mengapa dirinya dikembalikan ke masa lalu dengan ingatan yang masih utuh, dan Biru merasa harus bersyukur atas karunia itu. Karena semenjak dia kembali, hidupnya sudah berbeda dari sebelumnya.

Biru merasa dirinya tidak boleh egois. Kalau dengan ingatan dari kehidupan yang sebelumnya dia dapat mencegah hal buruk itu terjadi, kenapa tidak dia lakukan?.

Karena keterbatasannya, mungkin dirinya tidak akan mampu untuk merubah semuanya. Tapi meskipun hanya bisa merubah satu, itu lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Gadis itu yakin, masa depan kali ini akan sangat berbeda. Jadi memang seperti perkataan peramal itu, "Meskipun pahit takdirnya ada di Ibukota". Takdirnya adalah untuk merubah masa depan.