Chereads / Tak Ingin Mencintaimu Lagi / Chapter 19 - Zamrud

Chapter 19 - Zamrud

Duduk di atas sebuah batang kayu, Biru mencoba menenangkan diri dan mendinginkan kepalanya.

Hari sudah semakin terang sejak pagi tadi Biru pergi ke kaki gunung. Di perkirakan latihan pagi juga sudah selesai dilakukan saat ini.

Biru tidak jadi kembali ke asrama. Di sisa-sisa kewarasannya gadis itu merasa lebih baik dia pergi ke asrama lama dan kosong, dari pada ke tempat yang ada banyak orang.

Menarik nafas dalam-dalam dari hidung lalu kemudian di keluarkan lewat mulut, Biru mengulanginya beberapa kali sampai dia merasa lebih baik.

Dengan kondisi lebih tenang, Biru mencoba mengingat kembali apa yang di lihatnya tadi di dalam gua.

Tujuannya datang mencari tambang adalah, untuk mengambil lebih dulu permata seukuran telapak tangan yang jadi rebutan. Tapi apa yang dia temukan di dalam gua tadi lebih baik, tidak itu jauh lebih luar biasa dari itu.

Batu permata berwarna hijau menyilaukan mata, yang hampir membuatnya buta banyak terdapat di sana. Batu Zamrud berkualitas bagus berserakan di di lantai gua, dan beberapa dia lihat menempel di dinding gua.

Seumur hidupnya, Biru belum pernah melihat permata yang sebanyak itu. Di dalam kehidupannya yang sebelumnya, permata yang seperti Zamrud dan Ruby hanya dilihatnya sesekali saja.

Pada saat dia sampai di dalam gua, dinding gua bagian terdalam runtuh dan berserakan. Di dalam pecahan dinding batu itulah permata itu muncul, seolah ada yang dengan sengaja merobohkan dinding gua dari sisi berlawanan. Biru merasa hal ini sangat aneh.

"Apakah gua ini punya pintu tembus dari sisi berlawanan?" gumam Biru.

Dari apa yang gadis itu lihat, gua yang dia masuki tampak belum tersentuh tangan manusia, jadi tidak mungkin kalau gua di runtuhkan dari sisi ini.

Tiba-tiba sebuah pemikiran melintas di kepalanya.

"Jangan-jangan sisi gua dan tambang itu terhubung, apakah hal ini mungkin?"

Biru berpikir hal ini mungkin saja terjadi. Mungkin saja pada saat para penduduk menambang, tanpa sengaja dinding dan langit-langit tambang runtuh menimpa para pekerja, kejadian ini tanpa sengaja juga meruntuhkan sisi gua itu yang tadi dia lihat.

Para pekerja tidak pernah menyadari bahwa permata yang mereka cari sudah muncul dan sedikit lagi di temukan.

Mungkin ini adalah keberuntungan nasipnya, sehingga gua itu lebih dulu dia temukan.

"Itu tidak penting sekarang, yang terpenting adalah, aku kaya raya sekarang!!!!" Biru berteriak.

"Hahahahaha"

Detik berikutnya Biru menutup mulutnya erat-erat. Dia hawatir kalau ada yang mendengar teriakannya tadi lalu menyelidikinya.

Kalau sampai ada yang tahu tentang permata yang ada di dalam gua, pasti akan terjadi perebutan dan pertumpahan darah yang lebih buruk dari sebelumnya. Biru ketakutan.

Kali ini bukan hanya para penguasa kecil di desa ini dan desa terdekat yang akan tertarik, tapi permata itu bahkan bisa menyebabkan kerajaan dari negeri sekitarnya datang menyerang kerajaan Milver untuk merebutnya.

Kalau perkiraan Biru benar, permata itu bisa dipakai untuk membangun puluhan istana raja. Kalau dirinya mau, dirinya bahkan bisa membangun kerajaan baru dengan menjual batu permata itu.

Tapi sesaat kemudian dirinya malah jadi bingung sendiri. Dia tidak tahu dimana dia harus menyimpan batu Zamrud yang sebanyak itu, agar aman dari para pencuri atau perampok.

Diantara reruntuhan batu, sekilas Biru juga melihat batu berwarna merah diantaranya. Permata merah itu kemungkinan adalah batu Ruby.

Di kerajaan Milver ini batu Ruby bahkan lebih mahal dari zamrud, karena lebih sulit di temukan dan lebih langka.

Mahkota dan Tiara yang di pakai Raja dan Ratu juga dihiasi dengan batu Ruby, bahkan Ruby juga terdapat di dalam lambang kerajaan Milver

"Di mana aku harus menyimpannya?. Aku tidak mungkin membawanya ke asrama, karena cepat atau lambat pasti akan ditemukan. Kalau di simpan di rumah kosong ini juga agak menghawatirkan. Bagaimana kalau nanti ada yang tak sengaja datang ke sini dan menemukannya?".

" Sepertinya aku harus membangun ruang bawah tanah" katanya.

Tapi ternyata tidak selesai sampai di situ. Masih ada banyak lagi pemikiran-pemikiran yang campur aduk di otaknya Biru, dan membuatnya semakin pusing.

"Tunggu dulu. Bagaimana kalau ternyata batu permata yang aku kira Zamrud dan Ruby, ternyata hanya batuan biasa yang sering ditemukan penduduk di tambang. Sia-sia semuanya, aku terlalu cepat merasa senang?"

"Tapi bagaimana kalau ternyata asli?. Lalu bagaimana caraku menjualnya?, kalau aku tidak berhati-hati aku bisa saja celaka".

Biru merasa dirinya sudah hampir jadi gila karenanya. Biru memutuskan untuk berhenti terlalu banyak berpikir, kalau tidak kepalanya bisa pecah saat ini juga.

Pertama-tama Biru harus memastikan keaslian permata yang dia temukan. Sebelum meninggalkan gua, Biru sempat mencongkel beberapa zamrud yang ada di lantai gua, dan mengantonginya.

Dengan begitu Biru akhirnya memutuskan untuk pergi ke kota terdekat. Di kota Yugo ada banyak toko perhiasan, pasti dia bisa memastikannya di sana.

Biru bangkit dan berdiri untuk mencari kereta kuda yang biasa bepergian ke kota, tapi sesaat kemudian gadis itu berhenti.

Diperhatikannya baju yang kotor dan usang yang dipakainya. Dengan pakaiannya yang seperti ini, jangankan untuk menjual permata, baru mendekati toko saja dia pasti akan diusir.

"Sepertinya aku harus kembali ke asrama dulu" katanya.

Setelah itu Biru kembali ke asrama diam-diam, dan mengambil pakaian terbaik yang dimilikinya. Dengan menumpang kereta kuda seorang pedagang dia menuju ke kota Yugo.

Kota Yugo adalah kota yang besar dan ramai, orang-orang dari desanya sering datang ke kota ini untuk menjual hasil kebun dan ladang mereka.

Setelah mengucapkan terimakasih pada pemilik kereta, Biru lanjut mencari toko perhiasan untuk menjual permatanya.

Biru berjalan ke sebuah bangunan besar bercat kuning. Bangunan ini adalah toko perhiasan terbesar di kota Yugo, kalau disini dia pasti bisa menjualnya.