Bertahun-tahun yang lalu pada saat Biru masih kecil, dia di temukan oleh Guru Yon dalam keadaan terluka parah pada bagian kepalanya. Pada waktu itu, Guru Yon sedang dalam perjalanan ke gunung untuk mencari tanaman obat. Siapa yang menyangka pada saat dalam perjalanan pulang, dia menemukan seorang gadis kecil yang sedang bersimbah darah.
Guru Yon merasa iba lalu dia membawanya pulang untuk di obati. Ketika sampai di rumah istrinya datang untuk menyambutnya, tapi begitu melihat suaminya pulang sambil menggendong seorang gadis kecil, Nyonya Yon sangat marah.
Nyonya Yon salah mengira kalau gadis kecil yang di bawa suaminya, adalah anak hasil hubungan gelapnya dengan wanita lain. Tanpa mendengarkan alasan dari suaminya Nyonya Yon bahkan hampir pergi dari rumah, sambil membawa anaknya yang juga masih kecil.
Untungnya Guru Yon segera menjelaskan tentang asal usul dari gadis kecil itu, bahwa gadis itu bukan anak haramnya dengan wanita lain, melainkan dia menemukannya saat sedang dalam perjalanan setelah mencari tanaman obat.
Setelah mendengar penjelasan dari suaminya, Nyonya Yon tidak lagi marah, tapi dia merasa malu karena sudah salah paham. Melihat kondisi gadis itu yang parah Nyonya Yon merasa kasihan, dia pun membantu suaminya merawat gadis kecil.
Nyonya Yon dulu pernah bekerja sebagai asisten dokter desa, karena itu dengan cekatan dia bisa merawat gadis kecil itu sampai kondisinya membaik. Sayangnya begitu gadis itu sadar dia tidak bisa mengingat apa pun tentang masa lalunya, gadis itu bahkan tidak bisa mengingat siapa dirinya dan dari mana dia berasal.
Nyonya Yon dan suaminya merasa kehidupan gadis kecil ini sungguh menyedihkan, dia masih kecil tapi sudah harus mengalami penderitaan seperti ini, sehingga mereka memutuskan untuk merawat gadis kecil ini sampai dia bisa bertemu kembali dengan keluarganya.
Dari pakaian yang di kenakan nya, dia tidak terlihat seperti berasal dari keluarga miskin, tapi sayang sekali mereka tidak bisa menemukan satu pun petunjuk tentang dari mana gadis itu berasal.
Gadis kecil itu tidak membawa benda apa pun yang bisa di jadikan petunjuk, selain pakaian yang di kenakannya, gadis itu hanya memakai sebuah kalung giok sederhana berwarna hijau di lehernya.
Karena mereka tidak tahu siapa nama gadis kecil itu, akhirnya mereka memberinya nama Biru, seperti warna matanya. Warna mata gadis itu sangatlah indah, sehingga membuat Guru Yon dan istrinya sangat terpukau ketika melihat mata Biru sejak pertama kali gadis itu membuka mata.
Warna mata para penduduk di negeri Milver ini rata-rata berwarna hitam atau kecoklatan, tapi tidak ada yang berwarna biru. Kalau pun ada orang itu biasanya adalah pendatang dari negeri seberang yang jauh, yang datang ke negeri ini untuk berdagang.
Meskipun indah, tapi warna mata yang berbeda membawa masalah tersendiri bagi Biru. Gadis itu sering di ejek dan di hina oleh teman-temannya, hanya karena dia memiliki warna mata yang berbeda.
Mereka sering berkata kalau mata Biru itu jelek dan mengerikan, mereka juga mengatakan kalau gadis itu adalah keturunan monster. Bahkan ada juga orang dewasa yang mengatakan, kalau Biru adalah anak haram penduduk negeri Milver dengan salah seorang pedagang. Mereka bilang Biru adalah anak yang tidak diinginkan, oleh karena itu dia dibuang.
Gadis itu selalu menangis setiap kali mendengar kata kasar dan cemoohan orang-orang itu, Biru jadi membenci matanya, membenci namanya bahkan juga membenci kedua orang tuanya yang bahkan tidak di ketahuinya, karena mereka sudah membuatnya terlahir ke dunia ini.
Karena semua hinaan yang di terimanya itu, Biru jadi pendiam dan penyendiri. Gadis kecil itu selalu menghindari bertemu dengan orang lain, karena takut dirinya akan dihina oleh mereka.
Nyonya Yon selalu mendampingi Biru selama dia bersedih. Nyonya Yon berkata padanya, kalau orang-orang yang menghinanya sebenarnya merasa iri padanya, karena memiliki sepasang mata biru yang indah. Mereka tidak bisa mendapatkannya, makanya yang bisa mereka lakukan hanyalah mengejek warna matanya.
Nyonya Yon sangat menyayangi Biru dan sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri. Sebenarnya nyonya Yon sangat ingin memiliki anak perempuan, begitu melihat Biru waktu itu keinginannya malah semakin kuat, sayangnya kondisi rahimnya yang lemah membuatnya tidak memungkinkan untuk mengandung kembali.
Biru juga sangat menyukai nyonya Yon, Biru menganggap wanita ini sudah seperti sosok seorang ibu yang tidak pernah dia miliki selama ini. Sedangkan guru Yon sudah dia anggap seperti ayahnya, dan anak lelakinya dia anggap seperti saudaranya sendiri. Kehadiran mereka menjadi obat dari kesedihan gadis itu, dan perlahan-lahan membuatnya tumbuh menjadi seorang gadis yang kuat.
Ketika Biru baru pertama kali datang, keluarga ini terpaksa memberikan pakaian anak laki-lakinya sebagai baju ganti, karena mereka tidak memiliki baju untuk anak perempuan. Meskipun sedikit kebesaran tapi Biru menyukainya, karena itu saat nyonya Yon memberikannya pakaian perempuan untuknya pada hari berikutnya Biru menolaknya, alasannya karena dia ingin memakai pakaian yang sama seperti yang dipakai saudaranya.
Sejak saat itu Biru hanya mengenakan pakaian lali-laki, dan merubah sifatnya juga menyerupai laki-laki. Dia bahkan belajar bela diri juga, agar dia bisa mengalahkan semua anak yang berani menghinanya.
Tak ada seorang pun yang mengetahui tentang jati diri Biru yang sebenarnya. Tidak ada seorang pun yang mengetahui bahwa di balik penampilan seorang pemuda yang tampan, ternyata dia adalah seorang gadis, kecuali Guru Yon dan keluarganya.
Sampai suatu hari dia bertemu dengan Pangeran kedua dan kemudian jatuh cinta, sejak dia merasakan cinta, Biru jadi terobsesi pada pangeran kedua dan mulai mempelajari cara berpakaian seorang wanita untuk membuatnya terkesan.
Dia mulai belajar cara menjadi seorang wanita seutuhnya, mulai dari cara berjalan, cara berbicara, cara bersikap, sampai cara makan seorang wanita yang baik.
Siapa yang menyangka kalau apa yang dia lakukan itu semua hanya sia-sia, tak perduli apa pun usaha yang Biru lakukan Pangeran kedua tak pernah melihat Biru sebagai seorang wanita. Hal itu sama sekali tidak mengherankan, karena sejak pangeran lahir pangeran kedua selalu dikelilingi oleh para wanita cantik di istana.