Chereads / Tak Ingin Mencintaimu Lagi / Chapter 8 - Tambang

Chapter 8 - Tambang

Hari sudah mulai malam, tapi Biru masih belum bisa tidur. Beberapa kali gadis itu berguling ke kanan dan ke kiri, tapi dia tidak bisa tidur juga. Padahal tubuh kecilnya sudah merasa lelah setelah seharian bekerja di kebun anggur, tapi tak tahu kenapa rasa kantuknya hilang entah kemana.

Akhirnya Biru menyerah, dari pada memaksakan dirinya untuk tidur, gadis itu memutuskan untuk memikirkan tentang masa depannya. Masalah yang paling mendesak saat ini adalah bagaiman cara cepat menghasilkan banyak uang. Dia tidak dapat menunda masalah ini terlalu lama, semakin banyak waktu yang terbuang, maka semakin sedikit persiapan yang dia dapat kumpulkan.

Ada banyak cara menghasilkan banyak uang dalam waktu singkat, tapi Biru tidak ingin melakukan hal yang buruk hanya demi mendapatkan uang. Sudah cukup baginya melakukan hal-hal buruk di masa lalu, dia tidak ingin mengulanginya lagi dalam hidup keduanya kali ini.

Biru mengingat perhiasan dan permata yang di milikinya selama tinggal di istana waktu itu, dia punya cukup banyak di kotak penyimpanannya.

Gaji yang dia dapatkan sebagai prajurit bayangan cukup besar, sepadan dengan resikonya. Itu sebabnya meskipun orang tahu mereka bisa kehilangan nyawa mereka kapan saja, tetap saja ada banyak orang yang bersedia menanggung resikonya.

Pada saat itu dia tidak tahu harus menggunakan uang sebanyak itu untuk apa, akhirnya karena pengaruh beberapa orang bermuka dua yang dia anggap sebagai teman, dia menghabis kan uangnya hanya untuk mendandani dirinya secantik mungkin.

Dengan uang gajinya, Biru membeli banyak gaun cantik, kosmetik dan juga aksesoris mahal. Dia melakukan ini agar bisa tampil sempurna di hadapan pangeran. Dia tidak pernah tahu kalau perilakunya ini malah membuat pangeran ke dua menjadi semakin tidak menyukainya, karena pangeran ke dua menyukai gadis dengan penampilan yang sederhana dan membenci gadis yang boros.

Dia bertanya-tanya, setelah dia mati di racun bagaimana keadaan perhiasannya ya?, apakah istana menyitanya? atau jangan-jangan orang-orang licik itu yang menyembunyikannya?.

Biru merasa menyesal dalam hati. Dia jadi membayangkan, kalau saja dia bisa membawa semua perhiasan dan permata yang di milikinya saat dia kembali ke masa kini. Dia pasti merasa sangat senang. Tapi itu tidak mungkin.

Tiba-tiba dia tersentak dan segera menarik tubuhnya untuk duduk. "Permata?"

Saat itu tiba-tiba saja Biru teringat tentang tambang tua yang di tinggalkan di kaki gunung. Tambang itu tidak punya pemilik karena tambang itu di buka dan di gali sendiri oleh kelompok masyarakat.

Meskipun tidak banyak tapi tambang itu menghasilkan beberapa permata kualitas rendah. Dari hasil menjual permata itu para penduduk mendapatkan uang yang cukup untuk kehidupannya sehari-hari.

Tapi pada suatu hari terjadi kecelakaan yang tak di sengaja di tambang, yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan beberapa orang terluka. Sejak saat itu tambang di tinggalkan selama beberapa tahun, karena penduduk merasa bersalah kepada korban kecelakaan.

Beberapa tahun mendatang tambang itu mulai dibuka lagi oleh kelompok yang sama untuk mencoba peruntungan mereka. Siapa yang menyangka setelah beberapa hari tambang dibuka, salah seorang penambang menemukan permata berkualitas tinggi berukuran besar.

Berita tentang di temukannya permata berkualitas tinggi sangat menghebohkan masyarakat, dan membuat lebih banyak lagi orang datang ke tambang untuk menggali. Berita ini ternyata dengan cepat menyebar ke telinga para penguasa tamak di sekitar desa.

Hanya dalam beberapa hari, tambang yang sebelumnya tanpa pemilik tiba-tiba di perebutkan oleh para penguasa dan para orang kaya. Mereka mengaku sebagai pemilik sah dari tambang tersebut, sehingga melarang para penduduk untuk memasukinya apa lagi menambang.

Tidak ada satu pun di antara mereka yang mau mengalah, masing-masing dari mereka ingin menguasai tambang yang bisa membuat mereka semakin kaya. Akhirnya pertarungan tak dapat di elakkan lagi, dan gara-gara memperebutkan tambang itu terjadi pertumpahan darah yang memakan korban tidak sedikit.

Penambang yang pertama kali menemukan permata itu juga tak luput dari mala petaka. Pada suatu hari penambang itu di temukan tewas dirumahnya, dan permata yang di temukannya menghilang tanpa jejak.

Dengan cepat masalah ini akhirnya sampai juga ke telinga Raja, setelah itu Raja mengirimkan seorang utusan bersama banyak prajurit istana untuk menyelesaikan masalah ini. Pada saat masalah itu terjadi Biru sudah berada di istana, sehingga dia tidak mengetahui dengan jelas bagaiman akhirnya masalah tambang ini di selesaikan.

Senyum langka muncul di bibir gadis itu saat ini, dan matanya bersinar. Kalau dia bisa mendapatkan permata itu sebelum penduduk desa maka masalah keuangannya bisa teratasi, dan karena dia mendapatkannya secara diam-diam bukankah peristiwa berdarah tersebut dapat di hindari.

Kalau permata itu bisa jatuh ke tangannya, maka itu jauh lebih baik dari pada jatuh ke tangan orang-orang yang rakus itu, lagi pula uang hasil dari menjual permata juga akan dia gunakan untuk menolong para penduduk dari kemarau panjang dan juga serangan para bandit di masa depan.

Di masa lalu bukannya dengan kesadaran sendiri membantu rakyat yang sedang kelaparan, para orang kaya itu justru malah menutup rapat rumah mereka, dan tidak membiarkan satu tetes pun air dari rumah mereka masuk ke perut warga. Kalau mengingat hal itu lagi rasanya kemarahan di hati Biru timbul kembali.

"Sempurna" gumamnya.

Bisa mendapatkan uang sekaligus menyelamatkan nyawa orang, tidak ada pekerjaan yang sebaik ini. Biru memutuskan untuk pergi ke tambang itu secepatnya, tapi sebelum itu gadis itu harus membeli peralatan menambang terlebih dahulu dan juga dia harus mempelajari cara menambang yang benar.

Karena berhasil mendapatkan solusi yang bagus tiba-tiba Biru merasa matanya semakin berat dan mengantuk, setelah menguap beberapa kali akhirnya dia bisa tidur dengan nyenyak. Dia harus tidur lebih cepat malam ini, karena masih ada ujian tahunan untuk dia hadapi besok.

Gadis itu merasa dia akan menjadi semakin sibuk setelah ini, jadi dia harus makan dan beristirahat dengan baik.