***
Matahari belum menunjukan cahaya terang nya pagi ini tetapi seorang gadis remaja tampak sudah sibuk dengan aktivitas nya.
Bisa kalian tebak, apa yang ia lakukan?
Menyiapkan bekal untuk gebetan?. Berdandan cantik agar dilirik gebetan?. Sayang sekali gadis ini tidak sedang melakukan semua itu.
Pagi ini ia sudah harus berada di lokasi syuting. Ada beberapa adegan yang harus ia lakukan yang menyebabkannya harus terdampar di sebuah taman kota yang sudah dipenuhi dengan beberapa peralatan syuting.
Karena jadwal syuting nya ini menyebabkan ia harus mengorbankan sekolah nya lagi, mau bagaimana lagi ini sudah merupakan wujud keprofesionalannya sebagai seorang aktris.
**
Ditempat yang berbeda, didepan bangku panjang kelas yang tertulis papan 11 IPS B terlihat dua orang remaja sedang asik bercengkrama tanpa menghiraukan keadaan sekeliling nya. Yang tak lain adalah Rai dan Tania. Mereka membahas tentang kejadian kemarin ketika salah satu guru menjadi korban kejailan Tania.
Tania kembali berbuat ulah dengan memotong kumis pak Jupri ketika ia sedang ditugaskan untuk mengantarkan buku-buku tugas temannya kekantor, keadaan kantor pada saat itu sedang sepi dikarenakan jam pelajaran masih berlangsung, terbesit ide jail di kepala nya.
Ia pun meletakkan buku tugas dimeja bu Cia dengan hati-hati takut menimbulkan suara karena akan membangunkan seseorang yang sedang terlelap dalam mimpi indahnya di pagi hari.
Setelah meletakkan buku-buku tersebut ia pun mengambil gunting yang terletak di atas meja salah satu guru. Berjalan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan kebisingan yang dapat membangunkan seseorang yang sedang terlelap tersebut. Saat sudah berada didekat pak Jupri ia pun mengunting setengah kumis tebal guru tersebut.
"makanya pak jangan molor, masih pagi tau, aku kerjain kan.
Habis aku gemes sih sama kumisnya. Ucul deh syuka." Senyum puas terpatri di bibir Tania, tanpa rasa bersalah ia pun meletakkan kembali gunting yang ia pinjam, setelah misi kejailan nya sukses ia pun meninggalkan ruangan tersebut tanpa diketahui seorang pun bahkan cctv, karena cctv tersebut sedang bermasalah dan baru akan di perbaiki hari ini.
Rai dan Tania pun tertawa terbahak-bahak mengingat kelakuan Tania.
"Sumpah gue gak nyangka lo bisa seberani itu."
"Tania gitu loh, lagian gue itu ada dendam ke sumbat ke tuh guru."
"Hahaha kayak kentut aja pake kesumat aja, emang dendam apaan?."
"Jadi waktu gue pulang sekolah kemarin tuh guru kan gue tegur ya sebagai murid yang baik kan gue menerapkan 5 S(senyum sapa salam sopan santun) eh malah dikacangin, nah pas banget momen nya kemarin dia lagi tidur sendiri di kantor yaudah jadi terlaksana juga dendam gue."
"Dasar lo anak ajaib, ngidam apaan ya nyokap lo waktu pas mengandung lo."
"Etzzzz jangan salah waktu ngidamin gue nyokap itu maunya yg elit-elit kayak mau makan di restoran yang ada tempat romantis nya, ngeliat sunset dari atas balkon rumah sambil dipeluk dari belakang, terus berenang di bak mandi yang banyak kembangnya."
"Terus kewujud gak?."
"Gak." Jawabnya dengan tampang polos. "Soalnya bokap gue males nurutin apa kata nyokap gue."
Rai yang mendengar pun tidak dapat menahan rasa yang tertahan, tumpah lah semua ia tertawa hingga mengeluarkan air mata, hingga semua orang yang berada di sekitar mereka menatap Rai aneh.
Namun tiba-tiba mereka dikagetkan dengan sebuah suara. Yang akhirnya menghentikan tawa mereka.
Lika mana?
"Eh eh Rai, lo dengar gak kayak ada yang ngomong tapi kok gak ada wujud nya. Aduhhhh jangan-jangan penghuni sekolah ini lagi. Ampunnnnnn mbah engkong enyak babe om tante mbak mas kakak adek saya gak ngapain-ngapain kok, cuma numpang belajar disini." Tubuhnya bergetar hebat yang menandakan ia sedang ketakutan ketika mendengar suara tersebut, belum sempat suara tersebut menjawab sang gadis kembali bersuara.
"Kita gak bawa sesajen apa-apa mbah tolong jangan... " Belum sempat gadis itu melanjutkan ucapannya suara pun kembali terdengar.
"Gue bukan hantu." Tatapan sinis terpatri di wajah nya, ia malas harus meladeni makhluk aneh didepannya ini, masih dengan nada santai namun tegas ia kembali berucap. "Lika mana."
Kedua gadis itu pun mencari kemana asal suara itu, dan ternyata suara itu berasal dari cowok tampan nan dingin dengan mata elang nya yang tajam seperti ingin memangsa apapun dihadapannya.
Sontak Tania pun menjawab dengan lantang nya
"Cie nyariin Lika, cie cie cie udah naksir ya, cie cie."
Laki-laki dihadapan mereka itu pun menaikkan kedua alisnya bertanda
'Maksud lo'
Rai yang mengerti kode dari sepupunya itu pun mengajukan pertanyaan. "Ada apa cari Lika."
"Hari ini bimbingan." Setelah mengucap kan kalimat tersebut ia pun pergi meninggalkan kedua gadis itu namun belum jauh ia berjalan salah satu gadis itu berteriak keras.
"Lika hari ini syuting."
Ia masih mendengar dengan jelas ucapan gadis itu, tanpa memperdulikan ucapan nya ia pun melanjutkan langkah kaki panjang nya menuju kelasnya
Syuting? Jadi dia beneran artis?
Terus apa peduli gue?
Toh gue cuma guru pembimbing dia
Jadi gue gak perlu tau tentang dia.
Namun kata-kata yang terngiang di otaknya itu sama sekali tidak sejalan dengan hatinya. Hatinya merasa kan penasaran tetapi logikanya menolak itu. Kalian pasti tau bagaimana mana rasanya itu, dilema antara logika dan hati.
Tapi kembali lagi pada hukum alam pria lebih memilih mengikuti kata logika nya daripada hatinya.
Zio pun tak mau memikirkan apapun yang bersangkutan dengan sang artis lagi, tugasnya hanya sebagai guru pembimbing bukan orang yang suka mencampuri kehidupan orang lain.
**
"Ka... Kamu?." Ucap seorang gadis dengan nada gugup menahan rasa berdebar-debar di dadanya dan juga seperti kupu-kupu yang berterbangan didalam perutnya.
"Ya, ada apa?". Jawab seorang pria yang berada dihadapannya dengan tatapan lembut seorang pria untuk wanita yang ia cintai.
"Apakah aku boleh melihat wajah mu?".Tanyanya ragu. Pria dihadapan wanita itu pun bingung dengan maksud sang wanita. "Maksud mu?".
Sang wanita pun tersenyum dan mengarahkan tangannya ke arah wajah si pria. Dielusnya dengan lembut wajah si pria. Elusannya tersebut seperti keramik yang begitu berharga dengan harga yang fantastis seakan-akan bisa pecah cuma karena satu sentuhan tangan saja.
"Kau tampan." Sang wanita memperlihatkan senyum manisnya kepada sang pria.
"Kau tau dari mana? Kau... kau bahkan tak bisa melihat ku" Sang pria makin kebingungan dengan tingkah wanita dihadapan nya.
"Kau tau apa arti cinta?". Dengan santai sang pria menjawab "Menurut ku cinta itu perasaan yang ditakdirkan oleh Tuhan untuk wanita dan pria tanpa menuntut apapun diantara keduanya."
"Ungkapan yang bagus, namun bagiku cinta tak seperti itu."
"Lalu apa arti cinta menurut mu?."
"Cinta itu anugerah terindah yang Tuhan berikan untuk semua orang
Cinta bisa hadir kepada siapa saja
Cinta bisa datang tiba-tiba dan pergi tiba-tiba juga
Dan cinta juga tidak pernah menuntut apapun." Sang wanita menarik nafas sebentar dan kembali melanjutkan ucapan nya. "Kau tau pasti ada orang yang berfikir cinta itu buta, definisi buta disini sebenarnya yaitu cinta itu tak mengenal bentuk fisik bagaimana pun rupamu, kau tau cerita beuty and the beast?." Pria itu pun mengangguk, sang wanita pun melanjutkan ucapannya. "Dia bahkan tetep mencintai si buruk rupa walaupun rupanya seperti itu, hingga pada akhir cerita ternyata si buruk rupa adalah pangeran yang sangat tampan yang telah dikutuk. itu lah makna sesungguhnya dari cinta itu buta, tetapi selama ini makna buta itu disalah artikan oleh banyak orang, makna buta disini dianggap negatif."
"Aku mengerti sekarang, cintailah seseorang karena hatinya bukan rupanya, karena rupa kapan saja bisa berubah sedangkan hati tidak. Wah kau sungguh puitis sekali, aku tersentuh. Aku juga mengerti sekarang, kau memang tak bisa melihat fisik ku tapi kau bisa merasakan debaran hatiku." Sang pria pun tersenyum menatap wanita dihadapan nya ia sungguh kagum pada wanita dihadapan nya ini, ia pun menarik wanita tersebut ke dalam pelukan nya. Memeluk nya seerat mungkin seperti akan kehilangan wanita tersebut detik ini juga.
'Cat!!!'
Kedua pria dan wanita yang berpelukan itu pun melepaskan pelukan mereka karena sudah diberi aba-aba tanda berakhir nya adegan melow barusan.
"Oke guys bagus." Ucap seorang pria dewasa dengan topi hitamnya. Ia tersenyum bangga pada kedua pemain tersebut. Mereka tak pernah mengecewakan dalam melakukan setiap adegan-adegan yang mereka lakoni.
"Gue harap film ini dapat rating bagus."
"Pasti dong bang siapa gitu loh pemain nya." Sahut seorang kru yang sedang membereskan peralatan-peralatan syuting.
Lika dan Lukas tersenyum mendengar pujian dari kru tersebut. Lukas pun menimpal ucapan sang kru dengan sedikit candaan.
"Bukan gara-gara gue bang, ini mah gara-gara bang Rio dengan topi sutradara nya itu." Seketika gelak tawa pun terdengar nyaring di sana.
Setelah menghentikan tawanya Lika pun membereskan barang-barang nya dan berpamitan pada kru-kru yang ada. Baru saja ia membuka pintu mobil nya ia dikagetkan dengan sebuah tepukan dipundak nya.
'Eh'
Lika menolehkan kepada nya kesamping. "Eh bang Lukas ada apa?"
Orang yang menepuk pundak Lika ternyata adalah Lukas lawan mainnya dalam film yang baru saja selesai.
Lukas Alessandro Jacques
Aktor berdarah indo-jerman ini sering kali beradu akting dibeberapa judul film dengan Lika. Mereka kerap dijadikan pasangan karena mempunyai kemistri yang dapat membuat para penonton ikut terbawa suasana film.
Banyak yang mengira mereka mempunyai hubungan khusus ya semacam cinta lokasi seperti artis pada umumnya, namun semua itu dibantah oleh keduanya pada beberapa acara talkshow.
Terlebih lagi Lukas pernah menjelaskan kebeberapa wartawan bahwa ia sudah mempunyai tambatan hatinya. Ia juga menimpal bahwa ia dan Lika hanya sebatas patner kerja dan ia juga menganggap Lika sebagai adik kecilnya.
Begitu pun Lika, ia menganggap Lukas sebagai abang nya sendiri, terlebih ia merupakan anak tunggal dikeluarga nya, sehingga ia sangat senang bercengkrama bersama Lukas.
Orang-orang pasti berfikir tidak mungkin pria dan wanita yang sering melakukan kontak fisik seperti pegang tangan dan berpelukan tidak saling memiliki rasa. Dan dengan tegas mereka tetap membantah bahwa mereka adalah brother sister goals.
Pernah sekali karena begitu kesal dengan ocehan orang-orang Lukas mengadakan pers dan menggandeng seorang wanita cantik nan anggun, mengenalkan pada dunia bahwa
'Ini loh pasangan saya, saya dan Lika hanya sebatas kakak adik'
Pada pers tersebut juga ada salah satu wartawan yang bertanya pada sang wanita.
'Apakah anda cemburu ketika Lukas beradegan mersa dengan Lika?'.
Dengan senyuman ia menjawab.
'Saya sudah sering kali bertemu dan berbicara dengan Lika, jadi saya cukup tahu banyak tentang Lika'.
Karena masih penasaran wartawan lain pun bertanya.
'Kenapa anda bisa begitu dekat dengan Lika?'.
Ia pun tersenyum dan menjawab pertanyaan wartawan tersebut. 'Karena saya adalah sepupu Lika.'
Sontak seluruh wartawan yang berada di sana terkejut bukan main mengetahui fakta baru ini.
Setelah pers tersebut tidak ada lagi yang membahas apa hubungan antara Lukas dan Lika.
***