Chereads / Rewrite the Star / Chapter 7 - Bisa Dikatakan Sebagai Keberuntungan

Chapter 7 - Bisa Dikatakan Sebagai Keberuntungan

***

Hari minggu ini adalah hari dimana beberapa orang lebih memilih untuk bermalas-malasan daripada melakukan sesuatu misalnya saja tidur diatas kasur tanpa memejamkan mata. Mereka tak mau bahkan sulit untuk menggerakkan tubuh nya turun dari kasur. Alasan klise sebenarnya bukan karena tak ingin tetapi malas ingin melangkahkan kaki menuju kamar mandi bahkan hanya untuk sekedar memberikan diri pun rasanya berat sekali, gaya gravitasi kasur ini sangat berat sekali hingga menyebabkan susah untuk berdiri tegak atau bahkan hanya sekedar duduk. Sama seperti gadis yang satu ini. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi namun gadis itu tampak nya tak mau beranjak dari kasur nya. Yang ia lakukan hanya bergerak bolak-balik. Ia sudah sepenuhnya bangun dari beberapa jam yang lalu, namun gaya tarik kan kasur tersebut terhadap nya lebih kuat. Matanya pun kembali sayu, ingin tidur tapi tidak bisa, matanya hanya berat tetapi tidak untuk kembali tertidur pulas.

Tetapi gerakan nya itu terhenti ketika ia mendengar satu notif masuk ke ponsel nya. Dengan mata nya masih belum terbuka sepenuh nya ia mengambil ponsel yang terletak di samping nya.

Zio

Hr ini. Jam 10. Gue jmpt.

Pesan singkat itu membuat mata Lika terbuka lebar, hampir saja kedua bola matanya tidak keluar karena mendapatkan pesan dadakan tersebut. Lengkungan garis pun muncul di bibir nya. Satu kemajuan yang ia dapat kan, karena selama ini yang ia ketahui dari Rai, Zio tak pernah mau menjemput seorang wanita. Rasa nya seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan diperut nya ah tidak seperti banyak kunang-kunang yang berterbangan menyinari perut nya yang gelap. Kupu-kupu dalam perut seperti nya sudah biasa, Lika ingin yang beda untuk menggambarkan apa yang ia rasakan sekarang, karena rasanya sangat amat sangat berbeda dari biasanya. Namun jika dilihat kembali tidak hanya kupu-kupu yang memiliki sayap yang indah, Kunang-kunang juga memiliki cahaya yang indah, dan Lika sangat menyukai binatang kecil bercahaya itu. Mengapa? Karena seperti kupu-kupu ia harus melalui berbagai fase terlebih dahulu untuk sampai pada tahap memiliki sayap yang indah, Kunang-kunang memang tidak memiliki sayap yang indah tetapi ia dapat menerangi malam yang gelap untuk menusuri jalan.

Apakah cukup jelas penjelasan Lika mengapa ia lebih memilih perumpamaan kunang-kunang dari kupu-kupu?

Tanpa basa-basi Lika pun segera bangun dari tempat tidur nya, merapi kan tempat tidur nya seperti dalam sebuah lagu anak-anak yang sering ia nyanyi kan dulu waktu kecil, nostalgia sedikit ibunya pernah menyanyikan ia lagu tersebut agar dapat membuat ia rajin membantu ibunya dan juga bersemangat dalam menyambut hari. Dan sebenarnya ada maksud lain juga, alasan tersebut adalah agar Lika tidak menjadi anak yang malas, maka dari itu sang ibunda mendidik nya sedari kecil agar faham akan kebersihan dan kerapihan. Dirasa sudah rapi ia mengambil handuk dan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagi. Ritual pagi disini maksudnya bukan hanya sekedar mandi, luluran, dan hal lainnya. Tetapi juga ia melakukan konser dadakan untuk beberapa menit kemudian. Banyak orang bilang bahwa suara ketika bernyanyi di dalam kamar mandi lebih indah daripada di luar kamar mandi. Walaupun tidak mendapatkan uang dari konser ala kamar mandi tersebut tetapi konser tersebut dapat menaikkan mood pagi nya.

**

Jam masih menunjukkan pukul 09:39 namun ia sudah rapi, menanti dengan tak sabar, ia tak menyangka akan dijemput seorang Zio Reynand Prasetya. Pria dengan rekor kedinginan yang melebihi suhu di kutub.

Apakah hari ini hari keberuntungan nya?

Ia tak memimpikan apa pun tadi malam.

Ia juga tidak berdoa tentang Zio

Ah sudahlah, sepertinya tuhan memang sedang baik kepada nya. Dan itu membuat nya sangat bahagia. Terimakasih Tuhan.

Setengah jam Lika menunggu, belum ada juga tanda-tanda kedatangan Zio, jam sudah menunjukkan ke angka 10.01, matanya yang tadinya segar bugar seperti memenangkan lotre, kini layu seperti tanaman yang tidak pernah disiram.

Kringggg

Mata yang sudah setengah tertutup itu seketika terbuka lebar karena mendengar suara bel rumah nya, ia pun segera berlari sekuat tenaga menuju pintu rumah nya. Dengan tergesah-gesah ia membuka pintu tersebut, setelah dibuka tampaklah seorang pria tampan dengan wajah yang menatap bingung wanita didepan nya. Bukan bingung lebih tepatnya ia merasa wanita didepan nya ini termasuk orang aneh. Ya, begitu lah, susah untuk ia jelaskan situasi ini.

"Ziooooooo akhirnya lo dateng juga, kirain engga dateng."

Pria yang didepan nya masih diam menunggu apalagi yang akan diucapkan si wanita.

"Gue tadi hampir aja ketiduran nungguin lo tau, lo kok bisa lama? Macet ya?."

Iya. Beberapa hari sering bertemu, membuat ia paham bahwa wanita didepan nya ini akan terus menerus mengeluarkan kata-kata. Ia akan berhenti ketika susah saat ingin mengambil nafas. Sebelum semakin panjang rentetan kata-kata nya keluar ia pun menarik tangan wanita itu untuk keluar menutup pintu dan mengunci nya. Kenapa di kunci? Jangan lupa kan bahwa mereka sebelum nya pernah bertukar pesan dan dengan gamblang nya Lika memberitahu Zio bahwa kedua orang tua nya sedang pergi ke luar daerah untuk mengurusi beberapa hal. Tidak ia bukan anak yang sering ditinggalkan dan tidak mendapatkan kasih sayang, malah ia mendapatkan kasih sayang yang lebih dari orang tua nya, hingga ia bisa berada di posisi sekarang juga berkat dukungan dari orang tua nya. Lika ingin ikut, hanya saja ia harus tetap masuk sekolah, nilai nya sudah di ujung tanduk, ia tidak mau menambah daftar absen nya juga berada di ujung tanduk.

Lika yang awalnya mengeluarkan kata-kata tanpa henti, akhirnya menghentikan ucapannya dan melihat apa yang Zio lakukan, belum sempat ia mengeluarkan keluh kesahnya Zio sudah menarik tangan nya lagi ke arah mobil, memasukkan nya kedalam mobil dan menutup pintu mobil.

Semuanya dilakukan Zio tanpa kata.

Selama perjalanan Lika hanya diam saja, ia bukan tak ingin berbicara namun masih terbayang diingatan nya beberapa menit lalu Zio menarik dan menggenggam tangan nya. Senyuman dibibir nya terus terukir.

Apakah seperti ini rasanya digenggam oleh seorang pria?

Apakah perasaan seperti ini yang selalu menghampiri para wanita?

Apakah seperti ini rasa hangat nya tangan seorang pria?

Ia, Lika cantik namun 17 tahun hidup nya ia belum pernah merasakan apa itu yang namanya pacaran. Bukan tak ingin memiliki hubungan dengan lawan jenis, ia terlalu fokus terhadap karir nya, sampai-sampai pendidikan nya juga kadang terbengkalai. Hingga pada akhirnya menemukan ia dan pria yang ada di sampingnya ini.

Keberuntungan yang kedua kali ia dapatkan. Yang pertama di jemput pria tersebut, dan yang kedua tangannya digenggam oleh pria tersebut.

Pria yang berada disebelah nya itu bukan tidak mengetahui apa yang ada di fikiran wanita itu, ia tau namun ia akan terus mempertahankan wajah datarnya agar wanita yang berada di sebelah nya tidak akan semakin membuka lebih lebar lagi senyum nya.

Ia juga tidak sadar mengapa tangannya refleks menggenggam wanita itu, apakah efek pesan tadi malam masih terasa hingga sekarang.

***