Seminggu setelah meminta izin Mama Sara, mamanya Aya, ia mendapat telepon untuk wawancaranya disalah satu perusahaan besar yang bergerak di banyak bidang, KENS Corporation atau KENS Corp.
Sebelumnya, ia memang tidak tahu mengenai perusahaan ini. Ia mengirim CV ke perusahaan tersebut karena perusahaan ini memiliki peringkat teratas di Jepang dan terlebih ia mencari tahu siapa yang membantu keluarganya membiayai perawatan papanya selama ini.
Aya diantar oleh adiknya, Ray dengan mobil milik pribadi Saya yang ia beli atas kerja kerasnya sendiri.
"Kak, aku pinjam ya mobilnya."
"Iya dik, pakai saja. Jangan lupa setelah pulang kuliah, ajak adik lainnya lihat papa ya, seperti sebelumnya bergantian."
"Siap kak. Ganbatte Kak!"
Aya menepuk bahu adiknya yang tersenyum lebar. Ia turun dan meninggalkan sang adik yang langsung berlalu pergi.
Aya berjalan masuk ke ruang tunggu pelamar kerja, tak terkira jumlah yang dipanggil untuk wawancara hanya 50 orang dari ratusan ribu pendaftar dari berbagai penjuru. Aya hanya bisa bergumam, "Tak ku sangka, perusahaan ini sangat luar biasa dan membuka lowongan pekerjaan untuk seluruh dunia. Terima kasih telah membantu kami." Aya tersenyum sembari duduk sendirian melihat buku catatannya. Tak lama itu, keluar seorang pegawai cantik memanggil namanya. Memang benar perusahaan ini memiliki kualitas dan kuantitas, sekalipun itu untuk pekerjanya saja.
"Aya Sheinafia Takahashi"
"Hadir"
"Silahkan masuk"
Aya masuk dan duduk untuk wawancara setelah dipersilahkan. Ia menarik nafas dalam dalam untuk menenangkan dirinya, karena ini kali pertamanya mencari pekerjaan.
"Selamat Pagi. Aya Sheinafia Takahashi?"
"Benar"
"Bagaimana kami bisa memanggil anda? Nona Takahashi? Apakah boleh?"
"Silahkan."
"Kami sudah melihat CV anda dan hasil tes anda tentunya. Keduanya sangat memuaskan."
"Terima kasih."
"Dengan CV lengkap dan memuaskan ini, seharusnya anda mudah mendapatkan tawaran pekerjaan. Terlebih nona baru lulus dan masih sangat muda. Nona Takahashi menjalani pendidikan 2 tahun lebih cepat dari teman seusia anda?"
"Benar, Terima kasih banyak."
Tiga pewawancara itu saling menatap mendengar jawaban Aya yang hanya singkat saja. Mereka terheran dengan sikap Aya yang begitu serius.
"Nona, apa anda gugup?"
"Tidak perlu gugup, kami akan bertanya santai pada anda. Terlebih anda sangat muda."
Aya hanya tersenyum dan menjawab singkat iya. Baginya hal seperti ini seharusnya tidak perlu dibahas, atau mungkin saja perusahaan ini saat perekruttan sangatlah ramah.
"Baiklah, melihat dari CV dan usia nona. Mungkinkah perusahaan kami, perusahaan pertama yang anda lamar untuk pekerjaanmu?"
"Benar, ini perusahaan pertama yang saya lamar dan langsung diminta untuk wawancara. Terima kasih."
"Tepat sekali, sepertinya keberuntungan ada dikedua pihak, haha. Dan mengapa kamu pilih perusahaan kami?"
"Pertama, saya tidak percaya keberuntungan, saya percaya akan perencanaan, usaha, dan takdir Tuhan. Kedua, saya pilih KENS Corp. karena saya hanya tahu perusahaan ini berada diperingkat teratas di Jepang. Saya tidak tahu perusahaan Jepang lainnya, karena sebelumnya saya hanya tertarik pada perusahaan luar. Namun, karena saya menemukan KENS Corp. memiliki standar tinggi dari kuantitas dan kualitasnya, saya melamar ini. Serta saya percaya, CV saya pantas untuk berada di perusahaan ini. Maka saya pilih ini diantara perusahaan lainnya. Selain itu saya ada alasan pribadi mengapa saya memilih ini."
"Baiklah, tunggu ada yang ingin saya tanyakan. Bagaimana mungkin anda percaya diri, bahwa kami akan memilih anda terlebih hanya dari melihat CV, hasil tes anda ini?"
"Lalu, apakah sekarang anda memiliki alasan yang tepat dan logis untuk menolak saya? Saya rasa tidak, saya sudah mempelajari sistem perekrutan perusahaan ini. Saya tau perusahaan ini sangat mengapresiasi tinggi akan bakat anak muda. Selain itu, pewawancara bukanlah tim pengambil keputusan, tapi ada tim khusus yang dipilih oleh CEO perusahaan anda sendiri, untuk memilih siapakah yang akan diterima disini. Bukankah begitu? Mungkin saja, tim tersebut atau bahkan CEO anda sedang melihat wawancara saya ini."
Aya tersenyum pada mereka lalu melihat sesaat ke arah kamera cctv di langit langit ruangan dengan tersenyum puas.
Semua terdiam menatap Aya yang menjawab dengan tegas dan tenang. Mereka tak habis pikir, Aya akan tenang dengan melontarkan jawaban seperti itu diusianya. Hingga suara tepukan tangan oleh salah satu pewawancara memecahkan hening nya suasana.
"Wah haha, baiklah benar benar anak muda. Anda penuh persiapa, perencanaan, berbakat, sangat tenang, percaya diri, dan sangat jujur. Bagaimana ini? Haha"
"Kalau CEO tahu tentang anak ini, mungkin langsung diberi posisi tinggi haha."
"Mungkin saja CEO sudah melihatnya haha."
Aya hanya tersenyum mendengar mereka berbicara. Sungguh dirinya terkadang memiliki sedikit rasa penasaran siapakah CEO itu. Apakah yang membantu keluarganya selama ini? Suara pewawancara memecahkan lamunannya sesaat.
"Baik, saya ingin bertanya sekaligus. Melihat dari sikap nona Takahashi yang sangat percaya diri dan penuh akan prestasi luar biasa, tentu saya yakin pasti sudah mendapat tawaran pekerjaan atau sejenisnya, mungkin saja datang dari luar pula. Atau mengapa nona tidak melanjutkan perhatian nona untuk melamar pekerjaan di luar saja. Jadi, mengapa anda tidak menerima tawaran yang begitu bagus dan meneruskan pelamaran kerja diluar negeri, serta memilih perusahaan Jepang yang tentunya pendapatan rata rata negara kita, kemungkinan tidak sebanding dengan negara yang anda ingin tuju?"
"Saya memiliki alasan pribadi untuk itu. Jadi, saya tidak akan mengatakan disini, karena ini tidak berhubungan dengan masalah pekerjaan ini dan bagi saya mendapatkan pekerjaan bukanlah semata hanya untuk mencari pendapatan tinggi. Dan karena saya sudah memilih perusahaan ini, maka tidak profesional, jika saya menyebutkan perusahaan lain."
"A..pa!? Hah...baiklah apakah masih ada pertanyaan lain?"
"Saya ingin bertanya untuk terakhir kali. Nona Takahashi, tentu anda pastinya tahu KENS Corp. adalah perusahaan yang bergerak disegala bidang, seperti fashion, properti, teknologi, investasi, dan lainnya. Jika anda diterima disini, bidang mana yang diinginkan anda?"
Aya terdiam sesaat karena sebenarnya ia tak mempelajari seluk beluk perusahaan ini. Ia hanya ingin melamar pekerjaan ini untuk menambah pendapatan keluarga dan membalas kebaikan perusahaan ini. Aya menarik nafas dalam dan mengatakannya dengan tenang.
"Saya tidak akan memilih. Saya akan menerima apapun yang dipilihkan perusahaan. Karena saya percaya KENS Corp. akan melakukan segalanya dengan sangat pantas dan tepat. Untuk itu, saya percaya selama ini akan perusahaan KENS Corp. Terima kasih, saya akan membalasnya."
Aya tersenyum pada kamera cctv sesaat lalu menundukkan kepalanya sesaat hingga membuat pewawancara sedikit terkejut dan lagi lagi sulit berkata kata sekaligus heran dengan jawaban Aya.
"Ahh, oke oke. Terima kasih Nona Aya Sheinafia Takahashi, telah mempercayakan perusahaan kami. Kami akan menelpon anda kembali bila anda diterima. Silahkan kembali."
"Terima kasih."
Aya bangkit berdiri dan membungkukkan tubuhnya sedikit lalu pergi meninggalkan ruangan yang membuat dirinya sesak karena terlalu lama berbasa basi di dalam.
***
"Tuan, maaf mengganggu."
"Ada apa?"
"Tuan, anda memiliki janji makan siang dengan klien. Apakah ingin berangkat sekarang?"
"15 menit lagi saya akan turun, tunggu saya di lobi. Sekarang, pergilah"
"Ba..ik baik tuan. Saya permisi."
Setelah direktur itu pergi terburu buru, pria itu yang tak lain ialah Kenzo Shaquille Dietrich menyimpan rekaman video yang ia lihat sebelumnya dengan terkagum kagum. Ia tak menyangka ada seorang wanita yang bisa berkata dan bersikap seperti itu di usianya. Bahkan Kenzo tak menyangka, ia bisa menebak bahwa dia akan melihatnya saat ia melakukakan aksinya itu. Kenzo bangkit untuk bergegas pergi setelah mengambil jaznya sambil bergumam dalam hati dibalik senyum manisnya, "Aya Sheinafia Takahashi, kita akan segera bertemu. Kamu mempercayai itu, maka teruslah percaya. Percayalah."