Acara penutupan masa percobaan mulai pukul 8 malam di aula gedung KENS Corp.
Aya duduk bersama teman yang baru ia kenal selama masa trial ini. Namanya Ayumi, namun ia mau orang terdekat memanggilnya Miu. Aya mengiyakan untuk berteman dengannya, karena ternyata umur mereka sama karena Miu juga menjalani pendidikan lebih cepat di saat belajar di Korea. Aya sadar bahwa latar belakang Miu pastilah tidak sederhana seperti sikapnya pada Aya yang periang, ramah, konyol, polos, obsesif, agresif, penggosip, meski begitu ia juga setia, kreatif, pintar, dan terkadang terlihat kejam serta pastinya Ayumi atau Miu selalu bersikap jujur dan mau bekerja keras serta apa adanya. Aya juga merasa heran saat awal berteman dengan Miu, mengapa dirinya mau berteman dengan Aya yang sering menjadi trending topik dari orang lain. Miu hanya mengatakan, ia pernah berada diposisi yang sama dan bisa menjadi tim yang solid. Ketika mengingat itu semua, Aya hanya bisa tersenyum menggelengkan kepala melihat tingkah temannya. Mereka duduk di bagian tengah aula.
Miu sesekali mengguncangkan badan Aya yang masih bersandar duduk dengan santainya. Ia sesungguhnya tidak peduli dengan acara dimalam hari. Ia harus melihat kondisi papanya, setelah 2 hari lalu ia ke rumah sakit. Selain itu Aya datang pun hari ini untuk mengembalikan hoodie, namun tidak memiliki kesempatan sama sekali. Ia hanya menanggapi may dengan santai setiap kali ia bicara.
"Aya, Wah bentar lagi 3 bintang dari KENS Corporation akan hadir. Wah.."
"Iya iya, tenanglah. Siapa 3 bintang itu?"
"Aya, semangat dikit dong. Yakin ngga tahu? Ada gosipnya tahu. Kamu sih ngga tau."
"Aku ga suka gosip."
"Oh ya bener haha, maaf maaf. Jadi 3 bintang itu, CEO, wakil CEO, dan asisten pribadi CEO."
"Asisten pribadi?"
"Wahh kamu benar benar ngga tau juga ya. Tunggu ku ceritain satu satu, aku berhasil mengumpulkan semua berita tentang mereka dengan rahasia, haha."
"Miu miu, ada ada saja."
"Jadi begini, 3 bintang itu sama sama tuan muda dari konglomerat besar. Mereka sahabat masa kecil dan mereka masih pada single, mereka sudah sangat sukses diusia muda uhh irinya aku.. Diantara mereka yang paling tua adalah asisten pribadinya, Andra Cartesen, dia bukan sembarang asisten. Dia lulusan kedokteran dan keuangan di Inggris. Lalu ia, melanjutkan kuliah bisnis sekaligus desain di Perancis. Dia sering menemani CEO perjalanan bisnis atau bahkan dia sendiri yang menanganinya. Dia dokter pribadi CEO dan wakil CEO, tapi terkadang bersedia untuk menjadi dokter para elite yang mau menyesuaikan dengan jadwalnya. Dan dia sosoknya ramah sekali seperti aku Aya hehehe, dia juga tampan hahaha. Mereka bertiga sama sama tumbuh di Jerman lalu saat SMP hingga kuliah S2 mereka kabarnya hanya berkomunikasi via online lalu bertemu sesekali dan saling berkunjung. Mereka semua punya jet pribadi. Dulu saat pak Andra SMP, keluarganya hampir jatuh bangkrut tapi CEO yang masih muda membantu sendirian dalam penanganan keuangan dan kesepakatan alhasil bisa membalikkan keadaan. Ditambah saat SMA, karena mendengar pak Andra dalam bahaya, CEO langsung terbang dengan mengemudi helikopter sendirian untuk menyelamatkannya dan akhirnya ia koma selama seminggu karena meskipun bisa menyelamatkan, tapi ia juga terkena tusukan. Jadi, dia berhutang untuk nyawa dan keluarganya. Wahh keren ngga sih, Pak Andra juga begitu menawan…"
"Oh jadi begitu, itu saja informasi tentang Andre?"
"Hah? Ini termasuk banyak tau Aya. Ssstt.. dasar kamu ini. Aku ceritain lagi, bintang selanjutnya yaitu wakil CEO, Charles Axelsen. Wahh, dia lebih tua juga dibanding CEO dan dibawah Pak Andra. Tapi, dia sangatlah ramah, hangat, lembut, dewasa, gentlemen, ahh perfect dan dia pastinya menawan, apalagi ke para wanita. Wajahnya tampan sekaligus cantik, membuat iri para wanita. Oh ya Aya, dia lulusan management dan hukum di Amerika Serikat, dan lanjut kuliah program software di sini, di Jepang dan teknik di Korea. Dia dekat dengan para karyawannya, karena ia sering keliling melihat para karyawannya. Wah, kamu pasti beruntung jadi sekertaris nya. Oh ya lagi ini rahasia ya, jadi Pak Charles sempat tidak di akuin oleh keluarganya karena fitnah oleh saudara kandungnya, dan ia sempat frustasi saat SMA. CEO yang tau itu, dia mengurus dan menyelesaikan permasalahan pak Charles sendiri dan membuat Pak Charles terkejut ketika ia mendapat telpon boleh pulang ke rumah utama. Tapi ia ngga percaya dan masih frustasi, akhirnya CEO terbang sendiri dengan helikopter yang ia kemudikan sendirian, menghampirinya dan mengajaknya pulang meskipun CEO harus menerima banyak pukulan akibat luapan kekesalan wakil CEO. Namun, CEO hanya bisa menerima dan tidak membalas. Saat itu juga, berita tentang pak Charles menjadi pewaris utama booming, keluarganya membuat iklan untuk meminta dia segera pulang. Dia yang melihat itu terkejut lemas lalu dia ay.. tau ga di terkejut lagi setelah liat CEO tersenyum dan tiba tiba langsung pingsan. Lagi lagi CEO koma selama 3 hari. Wah dramatis banget ngga sih, jadi wakil CEO berhutang besar pada CEO. Oh ya si Andra dan Charles kabarnya selalu mendapat pengawalan, pengawasan, dan perlindungan dibawah nama CEO. Wah mereka benar benar sahabat.."
"Oh begitu, jadi masih mau cerita? Atau mau menikmati acaranya saja?"
Aya menarik nafas lalu menyandarkan punggungnya di kursi. Namun, Miu terus saja mengguncangkan tubuhnya. Aya sungguh tidak tertarik. Bagaimanapun dari cerita Miu, tetaplah CEO yang menjadi peran utama dalam kehidupan Andra dan Charles. Aya semakin yakin bahwa sosok CEO nya kemungkinan lah yang membantu membiayai papanya selama ini. Lalu, saat ia mengingat perkataan Miu tentang Charles, ia tak habis pikir bagaimana bisa tipu muslihat rendah seperti itu bisa menipu banyak orang.
"Ay, dengerin sekali lagi ya? Ayolah.."
"Baik, baiklah"
Aya menghela nafas panjang lalu melihat temannya Miu yang sangat bersemangat dalam bercerita.
"Oh ya sebelum lanjut ke bintang utama nan muda. Jadi mereka bertiga ini, S1 dan S2 nya double degree dan double master semua. Bahkan setelah menjalani perusahaan, mereka juga ambil S3 lo. Mereka menjalani pendidikan lebih cepat dibanding seusia mereka. Tapi khusus CEO, dia lebih lebih cepat menguasai segalanya dibanding yang lain. Oh ya, ini yang paling susah informasinya. Infromasinya hanya orang tertentu yang bisa mengakses. Bahkan nama lengkapnya saja tidak ada yang tau. Jadi, dia sosok paling dingin diantar semua ceo haha, ah susah menjelaskannya. Dia sangat serius, semua sempurna, semua berada dibawah rencana atau kendalinya, dia sangat suka kebersihan, tidak suka barang miliknya disentuh sembarangan orang, dia ini terkenal akan misteriusnya bahkan sulit ditebak. Terus ya Aya, dia sangat objektif, adil, dan bijaksana plus to the point. Oh ya cuek juga ahhh..tapi dia sangat tampan dan sangat muda diantar 3 bintang dan lagi dia bisa dikatakan jenius dan sosok sempurna. Kabarnya, dia sudah mulai perusahaan ini dari kecil sendirian saat dia usia lulus SD. Dia sangat mandiri, bahkan sejak umur 12 tahun ia ssstt…dia sudah keluar dari rumah utama. Bukankah sulit untuk interaksi dengannya?"
"Menurutku tidak, karena dari awal kamu cerita, aku lebih menyukai kepribadian CEO dibanding yang lain."
"Hah? Apa? CEO? Mengapa?"
Tiba tiba gemuruh para pegawai magang dan suara MC memecahkan konsentrasi dengan menyebut 3 pilar utama KENS Corp. MC itu membuat Miu yang serius mendengarkan Aya, kemudian beralih dan bersorak ke arah panggung pula.
Seketika itu juga, Miu mengguncangkan tubuhnya Aya. Ia masih memikirkan papanya dan sangat malas untuk menikmati acara, meski ia tahu ia malam ini malam hiburan atas peresmian dirinya sebagai pegawai tetap.
Semua orang sangat histeris dan banyak yang berdiri untuk melihat jelas sosok ke-3 bintang yang dijuluki itu. Aya berkata lirih, "Berlebihan sekali menyebutnya dengan bintang. Bila menyebutnya pilar, masih dapat ditolerir hhmm." Aya hanya memejamkan mata mengikuti pikirannya yang tenggelam dalam waktu istirahat.
"Hallo, apa kabar? Selamat malam"
"Malam..."
"Wah semangat sekali, selamat telah menjadi bagian dari KENS CORPORATION. Terima kasih untuk kerja kerasnya selama 2 bulan ini. Oh ya, saya wakil CEO Charles Axelsen. Sudah pada kenal kan?"
"Sudah"
"Ah, thank you. Oh ya, sebelumnya tolong nonaktifkan kamera handphone kalian ya. Ini sudah regulasinya ya, jadi jangan ada yang melanggar, okay? Karena semua akan terdeteksi ya"
"Siap"
"Bagus. Baik, kalian tahukah siapa yang berada di samping saya ini?"
"Tahu."
"Asisten pribadi"
"Dan..dan ya CEO tercinta kita. Tepat ujung kanan adalah asisten pribadi Andra Cartesen. Akhir akhir ini ia sudah hampir 6 bulan keliling dunia menemani CEO. Lalu ditengah ini adalah kebanggaan kita semua, pilar utama KENS Corp. CEO Kenzo Shaquille Dietrich. Baiklah karena, CEO sudah lama tidak ada di perusahaan, maka saya persilahkan CEO untuk memberikan speeachnya."
"Terima kasih wakil CEO."
Saat Kenzo mulai bicara seketika menjadi hening, semua fokus mendengarkan apa yang diucapkannya. Setelah tidak mendengarkan Charles bicara hingga Kenzo yang sudah cukup terbilang lama, Aya masih dalam keadaan tidur, namun tiba tiba handphone berbunyi kecil dan membangunkannya.
Aya langsung mengubahnya dalam mode diam dan mengatur kecerahan layar handphone. Lalu melihat pesan dan telepon berkali kali dari adiknya, Ray mengenai sang papa. Aya terkejut hingga gemetar ingin menangis. Meski tingkat kecerahan layar handphone Aya sangatlah rendah, namun tentunya masih akan terdeteksi. Miu yang melihat Aya sangat terlihat cemas menanyakan sekaligus memintanya untuk mematikkan handphonenya sambil berbisik.
"Aya, ada apa? Handphonemu..cepat matikan."
"Ada urusan mendadak. Tidak bisa. Aku harus pergi sekarang."
"Aku temani?"
"Tidak Miu, aku harus pergi. Maaf..ink urgent."
"Tapi sekarang CEO lagi bicara terlebih sudah ada regulasinya."
"Tidak! Cukup Miu, maaf aku harus pergi."
Aya mengusap air matanya yang ternyata sudah mulai keluar. Ia bergegas keluar dari barisan tempat duduknya setelah memeluk teman barunya, Miu untuk sesaat.
Saat Aya baru keluar dari barisan. Terdengar suara lantang dan lampu langsung menyorot ke arah tubuhnya.
"Saya tidak menyukai ada yang tidak ikut aturan perusahaan. Layar handphone menyala dan meninggalkan ruangan saat ada yang berbicara tanpa penjelasan. Wakil CEO Charles, bagaimana anda akan mempertanggung jawabkannya ini semua?"