Perayaan hari jadi galeri Heiji Art yang ke-6 berlangsung meriah. Banyak seniman yang datang ke acara itu, termasuk Illona. Ia tampak anggun dengan gaun berwarna merah terang dan kalung berliontin bulan sabit merah yang menghiasi penampilannya.
Liontin bulan sabit itu adalah pemberian Kenzi. Dua tahun lalu Kenzi menghadiahi Illona kalung indah itu setelah pulang dalam perjalanan bisnisnya dari Swiss. Secara khusus Kenzi memesannya untuk Illona yang sangat menyukai warna merah. Sebenarnya selera Illona tak jauh beda dengan Kenzi yang juga suka warna merah dan bulan sabit. Bulan sabit selalu mengingatkan Kenzi pada momen ketika pertama kalinya ia membunuh seseorang untuk menyelamatkan nyawa. Saat itu usianya baru dua belas tahun dan Illona hanya gadis kecil berusia tujuh tahun yang sama sekali tak menyadari ada bahaya mendekatinya. Seorang pria membawa belati tajam berjalan ke arahnya dan tepat beberapa langkah sebelum pria itu menikam Illona, ia sudah berhasil menghentikannya. Kenzi yang masih bocah berhasil menghabisi pria itu. Ia memukul bagian belakang kepala pria itu dengan sangat keras sampai tewas, sementara Illona terus berjalan sambil mengendong kucing kesayangannya tanpa pernah menyadari bahwa di belakangnya sedang terjadi pembunuhan. Illona dari kecil memang sama sekali tidak memiliki kepekaan, hingga hal mengerikan semacam itu terjadi ia tak pernah mengetahuinya.
Kenangan Illona tentang Kenzi adalah saat dia remaja, karena bagi Illona pertemuan pertamanya dengan Kenzi adalah di Paris, bukan Tokyo. Ketika itu bulan sabit muncul di atas langit Kota Paris yang sedang memasuki musim panas. Tak heran kalau Illona juga menyukai bulan sabit, karena mengingatkannya pada pertemuan pertamanya dengan Kenzi tanpa benar-benar menyadari kalau mereka sudah pernah bertemu jauh sebelumnya. Itulah mengapa bagi Kenzi bulan sabitlah kenangan kuatnya tentang Iilona, baik saat di Tokyo atau ketika kembali berjumpa dengan Illona di Paris. Baginya, Illona adalah alasan kuat untuknya menemukan jalan hidup menjadi manusia, bukan monster pembunuh seperti pria yang membesarkannya.
Bulan sabit juga cara yang ia gunakan untuk mengatakan 'I Love You' ketika kata-katanya tidak pernah dianggap serius. Seandainya Illona memiliki sedikit saja rasa penasaran terhadap liontin bulan sabit itu, pasti dia akan bisa menangkap isi hati Kenzi yang sebenarnya. Kenzi menuangkan isi hatinya pada liontin itu dan jika dibuka terdapat inisial namanya di antara serpihan kelopak bunga Sakura yang diawetkan. Sayangnya Illona tak pernah benar-benar penasaran dengan liontinnya. Padahal, beberapa kali saat cahaya terang menerjang kalung indahnya bayangan kelopak bunga Sakura sering tampak di balik liontin indahnya yang terbuat dari campuran berlian dan batu kaca itu.
"Aku ingat kau membuat lukisan ini saat usiaku 17 tahun, lukisan pertamamu dan hadiah ulang tahun pertamaku," kata Kenzi sembari melingkarkan tangannya di pinggang Illona seraya menatap lukisan bulan sabit dengan sosok pemuda tampan bermahkota emas yang berdiri tepat di bawah bulan sabit.
Lukisan itu sudah berusia 10 tahun sejak pertama kali dibuat. Kenzi merasa sangat beruntung, karena lukisan pertama yang dibuat Illona menjadi hadiah ulang tahunnya yang bahkan di galeri seluruh dunia tak satu pun memilikinya. Satu-satunya galeri yang memajang lukisan itu adalah galeri milik Kenzi yang hanya menjadikannya salah satu karya seni di setiap momen perayaan hari jadi galerinya, tapi tidak sekalipun lukisan berharga itu menjadi salah satu karya seni yang diperjualbelikan, baik di galerinya maupun di pasar lelang. Beberapa kali ada yang menawar lukisan itu dengan harga yang cukup mahal, tapi Kenzi tak pernah memberikannya. Bagaimana mungkin ia memberikannya kalau dirinya saja hanya menampilkan koleksi pribadinya itu hanya saat momen perayaan hari jadi galeri. Sering lukisan indah itu terpajang di kamarnya dan hanya dinikmati olehnya seorang sebagai teman tidurnya.
"Padahal, kupikir kau tak akan menyukainya," kata Illona yang sangat mengenal selera Kenzi.
Kebanyakan dari lukisan kesukaan Kenzi adalah lukisan bergaya klasik dengan corak Yunani dan Romawi berwujud gambar yang realis, sementara karya lukis Illona tidak termasuk di dalamnya. Apalagi karya pertamanya itu sangat imajinatif. Meskipun sosok yang ada dalam lukisannya nyata, tapi secara keseluruhan lebih mirip lukisan ala negeri dongeng. Namun, siapa sangka kalau lukisan itu sangat disukai Kenzi, bahkan menjadi koleksi pribadinya di antara berbagai lukisan para pelukis besar yang menjadi favoritnya.
"Aku selalu menyukai apapun yang kau berikan untukku."
"Kenapa? Karena kau takut aku marah kalau menolaknya?"
"Bukan."
"Lalu?"
"Kau satu-satunya yang lebih mengenalku dari siapapun dan kau paling tahu, hal apa yang benar-benar kubutuhkan."
Illona tersenyum mendengar ucapan Kenzi dan sejujurnya sering ia merasa kalau sahabatnya itu menyimpan banyak kesedihan yang tak bisa ia bagikan kepada orang lain. Sudah cukup lama Illona mengenalnya dan ia tahu bagaimana Kenzi menjalani hidupnya selama ini. Berjuang hidup seorang diri tanpa pernah benar-benar mengenal apa yang disebut keluarga bukan hal mudah bagi Kenzi. Illona berusaha memberikan apa yang tak bisa dimiliki Kenzi, tapi semua itu tidak benar-benar berhasil ia lakukan. Ia bisa memberikan persahabatan, perhatian, bahkan waktu, tapi tidak dengan keluarga. Seandainya Illona bisa menemukan di mana keluarga kandung Kenzi dan bisa membuat mereka menerimanya, betapa ia akan senang. Akan tetapi, saat ia mencoba melakukannya, Kenzi marah besar dan berkata kalau ia tak pernah butuh mereka yang telah membuangnya, bahkan hampir membuat dirinya menjadi bangkai di antara tumpukan sampah.
Kenzi meski di luarnya tampak hangat bahkan romantis, tapi sejujurnya jauh di dalam hatinya ia punya kebencian yang sangat besar terhadap keluarga kandungnya. Sejak tahu kalau ia ditemukan di dalam karung yang berada di antara tumpukan sampah, membuat Kenzi yang awalnya masih memiliki rasa ingin tahu tentang keluarganya seketika tidak lagi berminat mengetahui siapa mereka. Ia tak butuh orang-orang yang telah membuangnya dan membuat ia harus hidup dalam asuhan seorang mafia, hingga membuatnya sempat dipaksa menjadi pembunuh. Seandainya bukan atas bantuan Stefan yang dengan berani mendatangi rumah Isamu, barangkali sampai sekarang Kenzi akan hidup sebagai bagian dari Yakuza dan menghabiskan hidupnya dengan menghilangkan nyawa.
Stefan punya andil besar dalam menyelamatkan Kenzi dalam kehidupan mengerikan itu, yang tidak pernah diketahui Illona, karena mereka baru bertemu saat usia Kenzi 17 tahun. Illona hanya tahu kalau Kenzi adalah tetangga apartmennya yang tinggal bersama seorang pelukis di depan apartemennya. Padahal kenyataanya, keberadaan Kenzi bersama pelukis itu karena ia butuh tumpangan setelah keluar dari rumah Isamu. Pelukis itu adalah ayah dari mendiang teman baik Stefan dan cukup berbesar hati memberikan Kenzi tumpangan, bahkan juga pekerjaan.
Bersamanya, Kenzi memulai hidup baru dengan menjual lukisan pria itu di jalanan dan kadang di galeri-galeri kecil yang awalnya hanya dihargai sangat murah. Tapi, seiring waktu lukisan-lukisan itu mulai dihargai dengan pantas sampai akhirnya Kenzi bisa memiliki galerinya sendiri yang menjadi awal bagaimana museum dan perusahaan lelangnya berdiri. Tak heran kalau kemudian nama Heiji menjadi nama galeri, museum, bahkan nama perusahaan miliknya, karena ia ingin mengenang mendiang Heiji yang telah memberinya harapan untuk memiliki kehidupan yang baik setelah meninggalkan kediaman Isamu.
"Keni, ada apa? Malam ini kau terlihat murung," kata Illona saat melihat Kenzi terdiam memandangi lukisan di hadapannya dengan raut wajah seolah menyimpan kesedihan.
Sejak pertama mengenalnya, Illona memang selalu memanggil Kenzi dengan nama 'Keni', karena Kenzi sangat mirip dengan tokoh kartun favoritnya, Raja Keni. Seorang ksatria hebat dan ahli pedang yang pada akhir kisahnya ia menjadi seorang raja dari sebuah negeri yang sebelumnya hidup terjajah selama puluhan tahun. Entah mengapa cara bicara, sorot mata, bahkan warna rambut tokoh itu sangat mirip dengan Kenzi.
"Aku baik-baik saja. Selama aku memilikimu, tidak ada hal buruk akan terjadi," kata Kenzi meletakkan telapak tangan Illona di pipi kanannya.
Rasa hangat mengalir dari telapak tangan gadis itu ke pipinya tak pernah gagal membuatnya merasa tenang, meski banyak hal sering tak mampu ia katakan padanya. Kenzi selalu terbuka pada Illona tentang banyak hal, tapi tidak sedikit juga rahasianya yang masih disimpannya sendiri, bahkan tak membiarkan Illona mengetahuinya. Ketakutan terhadap bagaimana reaksi Illona jika mengetahui rahasianya membuat Kenzi tak bisa mengatakannya. Ia takut membayangkan akan seperti apa gadis itu akan memandangnya kelak. Dalam hidupnya, Kenzi tak pernah merasa memiliki apapun, kecuali kenyataan pahit bahwa ia adalah anak yang dibuang.
Tapi, sejak ia mengenal Illona untuk pertama kalinya, ia merasa memiliki sesuatu yang tak pernah ingin dilepaskannya. Illona adalah satu-satunya miliknya yang berharga. Ia tak peduli, apakah Illona hanya menganggapnya sahabat, teman kecil, atau keluarga selama masih bisa bersamanya, Kenzi tak keberatan. Bahkan, ketika ia memikirkan Illona memiliki kekasih dan hanya menempatkannya sebagai sahabat, ia tak akan keberatan berada di tempat gadis itu bisa berlari saat dia terluka oleh kekasihnya atau orang-orang di sekitarnya. Mungkin bagi sebagian besar orang, itu adalah pikiran bodoh untuk orang secerdas dirinya. Tapi bagi Kenzi, berada di dekat Illona meski hanya sebagai tempat berlarinya gadis itu dari rasa sakitnya, tetaplah hal berharga baginya daripada kehilangan yang tak pernah ingin dirasakannya lagi.
"Keni jangan bohong."
"Di antara seluruh makhluk yang ada di dunia ini, kau satu-satunya yang tak pernah ingin kubohongi."
"Sungguh?"
"Iya, karena kau, aku melihat sesuatu yang tak pernah bisa kulihat sebelumnya."
"Apa?"
"Perasaan."
"Maksudmu?"
Kenzi sama sekali tak menjawabnya dengan kata-kata, tapi senyum yang membuat Illona terdiam sesaat sebelum tiba-tiba seorang wanita cantik muncul dan seketika menyadarkan Illona bahwa di tempat ini ia tidak hanya berdua dengan Kenzi. Wanita itu adakah Emma, satu dari banyak wanita yang tergila-gila dengan Kenzi, bahkan rela mengemis cinta. Sayangnya Kenzi tak pernah bisa benar-benar terketuk hatinya. Tapi, Emma bukan wanita yang mudah menyerah. Apalagi ia tahu Illona yang sering dianggap kekasih Kenzi hanya menganggap Kenzi sahabat. Itu membuatnya seolah memiliki celah untuk berjuang memiliki Kenzi ketika Illona bahkan sama sekali tak pernah menganggap Kenzi lebih dari sahabat. Bahkan, dua tahun ini Illona dekat dengan salah satu temannya dan ia merasa mereka saling suka.
"Kenzi, selamat, ya," Emma mengulurkan tangannya pada Kenzi yang membalas uluran tangan itu dengan jabat tangan yang ramah.
Kenzi memang orang ramah kepada siapapun, hingga banyak wanita sering salah paham terhadap keramahannya. Emma bahkan pernah sempat mengira kalau Kenzi menyukainya, sebelum ia tahu kalau pria itu menyimpan rasa pada Illona. Hingga beberapa waktu lalu sempat memberanikan diri menanyai Illona tentang status Kenzi bagi Illona. Kata sahabat yang terucap dari mulut Illona membuat ia lega, karena sejujurnya jika harus bersaing dengan Illona, ia tak memiliki kepercayaan diri untuk menang. Illona punya segala hal yang bisa menjadi senjata para wanita mendapatkan pria. Dia cantik, ramah, lembah lembut, dan pandai menyenangkan lawan bicaranya. Siapapun akan sangat senang berbicara dengan Illona, entah dia pria atau wanita. Kalau harus bersaing dengan gadis seperti itu, Emma benar-benar akan kalah. Tapi, karena Illona sama sekali tak pernah menganggap Kenzi lebih dari sahabat, ia merasa harus memperjuangkannya, tak peduli bagaimanapun perasaan pria itu padanya saat ini.
"Emma, kau temani Keni, ya. Aku harus menemui seseorang," kata Illona sembari menunjuk pria jangkung dengan setelah jas putih dan cream yang baru saja memasuki galeri dan melihatnya Emma tersenyum.
Orang yang ia harapkan kehadirannya benar-benar datang. Pria itu adalah Park Soo Jun, teman lama Emma saat masih kuliah di Moskow. Dia juga salah satu seniman ternama asal Korea Selatan yang banyak diperebutkan para produser musik. Tidak seperti Illona yang memilih jalur seni lukis, Soo Jun lebih memilih seni musik sebagai jalur berkariernya dan itu membuatnya menjadi seorang komponis, sekalipun ia tak pernah menampakkan wajahnya di atas panggung. Soo Jun lebih senang berada di balik layar dengan menjadi pencipta lagu, membuat Illona cukup nyaman bergaul dengannya lantaran Soo Jun bukan selebriti. Illona yang tak terlalu suka publikasi jelas tak akan nyaman dengan pria yang banyak disorot media dan sebagian besar orang lebih mengenal karya Soo Jun daripada sosok pribadinya.
"Ada yang ingin kukatakan padamu," kata Soo Jun saat Illona tiba di hadapanya.
"Apa itu?"
Soo Jun mendekatkan wajahnya ke telinga Illona, kemudian berbisik pelan.
"Sarange."
"Kamsahamida," balas Illona dengan senyuman dan jawaban itu membuat Soo Jun terkejut. Ia tak mengharapkan ucapan terima kasih atas balasan dari pernyataan cintanya. Tapi, sepertinya Illona tak berniat memberikan balasan lain kecuali ucapan terima kasih.
"Oh ya, bagaimana proyek barumu? Kudengar kau sedang menggarap lagu baru untuk penyanyi Korea," tanya Illona yang seketika langsung menganti topik pembicaraan.
"Ya, bagus. Semuanya lancar," kata Soo Jun dengan raut wajah yang terlihat sangat kecewa.