Chereads / Because You're My Star / Chapter 13 - Chapter 13 : Kembang api

Chapter 13 - Chapter 13 : Kembang api

Yuuki sembari tersenyum dengan menyatukan ibu jari dan jari telunjuk nya seakan sedang memfokuskan penglihatan nya pada seorang gadis berambut merah muda dengan yukata nya tengah berlari ke arahnya menerobos lalu lalang kerumunan orang, dengan lampion lampion terhias indah di atas mereka dan ramainya suanana festival.

"aku selalu, memperhatikan mu, Tsuki" gumam Yuuki tersenyum.

"Maaf! Aku terlambat Ichirou" Ujar Tsuki dengan nafasnya yang tersenggal.

"ya mau bagaimana lagi, pahlawan selalu datang terlambat kan?", Ujar Yuuki sambil tersenyum ke arah Tsuki.

"pahlawan?", Tsuki memiringkan kepalanya.

"kau terlihat sangat cantik, Tsuki! ", puji Yuuki alih alih menjawab pertanyaan Tsuki.

"t-terima kasih" pipi Tsuki memerah,

"mau Ringgo ame? (sejenis permen apel)", tawar Yuuki, Tsuki mengangguk.

Sedari tadi sebenarnya yang membuat Tsuki terlambat adalah karena ia mengunjungi rumah Hoshi, namun pemuda itu tak ada dirumah, ia juga mencari nya di segala sudut festival yang mungkin pemuda itu kunjungi, namun pemuda itu tak ia temukan.

"Hoshi bego!", gumam Tsuki.

"Hmm?", Yuuki mencoba mengklarifikasi apa yang ia dengar.

"Ahh bukan apa-apa", Jawab Tsuki kikuk.

"Jahat", ujar Yuuki tiba-tiba.

"Huh?".

"Bukankah kau sudah punya janji pada orang lain?", Ujar Yuuki, Tsuki kaget mendengar apa yang baru saja pemuda itu katakan.

"Aku tidak--"

"tidak, aku sudah mengetahui nya dari awal, saat kau berlari kemari pandangan mu terlihat seakan tengah mencari seseorang, dan itu bukan aku", batin Yuuki.

"Hei, Tsuki. Nikmatilah waktu mu, tersenyum lah, seperti nya aku ada janji lain hehe maaf", Ujar Yuuki.

"Loh ehhh??", Tsuki berkenyit bingung. Yuuki hanya tersenyum kemudian berlari pergi sembari melambaikan tangan berkata 'gomen'.

"Ichirou?", Tsuki memandang bahu Yuuki yang mulai menghilang di balik kerumunan.

Di balik tebok sebuah toko, Yuuki bersembunyi, wajahnya bersungut merah, sembari tangannya mengepal.

"hanya kali ini, aku akan mengalah", ujar Yuuki sembari menendang tempat sampah.

Tsuki melangkah sendiri menuju tempat yang ia dan Hoshi janji untuk bersua.

Kerlip lampu warna warni, kios kios makanan khas jepang terjejer rapi dengan puluhan orang lalu lalang mengantri, ringo ame, taiyaki, takoyaki, soba, permen kapas semua ada. Ada banyak topeng, kincir angin dan banyak permainan yang bisa dimainkan, membuat semua orang akan betah berlama lama disana.

Setelah lama melangkah, tiba-tiba Tsuki terhenti melihat seseorang yang paling ia sukai bersama dengan seorang gadis yang sangat cantik,

"Bukankah itu... Akane midori? Dan... Hoshi?", Tsuki memandang sedih mereka, segera ia langkahkan kaki nya dengan air mata yang telah hampir menetes.

"Tsuki! Hoi! Tsuki!", panggil Hoshi setelah mengetahui bahwa orang yang ia cari telah datang, menyadari bahwa Tsuki tiba-tiba pergi pasti ada yang mengganggu hatinya, ia yakin bahwa gadis cengeng itu telah salah paham.

Segera Hoshi berlari mengejar Tsuki, meninggalkan Midori yang tengah kesal. Menerobos kerumunan, demi meraih sesosok berambut merah muda yang sangat anggun hari ini.

Dengan susah payah akhirnya Hoshi dapat meraih tangan Tsuki.

" Maaf, aku terlambat", Ujar Hoshi dengan nafas yang beradu sembari menggenggam tangan Tsuki.

"karena kau kencan dulu dengan gadis cantik itu kan? ", Tsuki menghapus air matanya agar pemuda itu tak melihat nya menangis.

"Aku menanyakan mu pada nya saat aku berpapasan dengannya", Ujar Hoshi sembari membuang muka.

"Huh?", Tsuki ingin pemuda itu mengulang apa yang dia katakan, Tsuki merasa gembira ternyata mereka hanya kebetulan bertemu, syukurlah. Namun senyuman nya seketika pudar setelah ia sadari bahwa tadi mereka midori dan hoshi, sangat serasi.

Hoshi segera menarik tangan Tsuki dan menggandengnya.

"Ayo, keburu ketinggalan liat kembang api", Ujar Hoshi.

"aku berbohong..." Kata Tsuki dengan mata yang berkaca kaca.

"huh?", Hoshi menunggu kata selanjutnya dari gadis itu.

"aku berbohong tentang bahwa aku mencintaimu, jadi y-ya k-kau bisa m-melupakan apa yang ku katakan dulu", Ujar Tsuki bohong, segera ia berlari meninggalkan Hoshi. Namun tiba-tiba ia tersandung batu dan jatuh.

"A-aw sakit", erang Tsuki, Hoshi dengan sigap menghampiri gadis itu.

Tanpa aba aba Hoshi mengangkat tubuh Tsuki yang ia yakini lutut gadis itu memar karena terjatuh tadi.

"E-ehhh?!! A-apa yang kau lakukan?! T-turunkan aku!", Ujar Tsuki dengan pipinya yang sudah sempurna memerah.

"Kalau kau bilang bahwa semua pengakuan itu bohong, maka kau tidak akan berlari lalu terjatuh seperti tadi, kau akan mengatakannya dengan lantang dan pergi dengan wajah yang terangkat bebannya",  Hoshi berjalan sembari menggendong Tsuki di lengannya.

Hoshi kemudian menurunkan Tsuki dan membuatnya duduk, ia genggam tangan gadis itu,

"aku tau kau bohong kalau kau bohong".

"Entah mengapa, aku merasa kesepian bahkan dikeramaian tanpa mu, Tsuki", Ujar Hoshi dengan wajah memerah.

Mata Tsuki membulat dengan apa yang ia dengar,

"Jadi berhenti berbohong dengan mengatakan bahwa perasaan mu padaku itu bohong", Ujar Hoshi kemudian duduk disamping Tsuki. Tsuki menahan senyumnya seraya berdiri sesaat setelah akhirnya kembang api dinyalakan, meletup indah diangkasa.

"Hoshi menyebalkan!", Tsuki bergumam kemudian tersenyum sembari melihat kembang api di angkasa.

"Hoi Tsuki!" panggil Hoshi, Tsuki kemudian menoleh.

"Hm?".

" ----" Suara kembang api menyamarkan perkataannya, Tsuki melihat bibir pemuda itu bergerak mengatakan sesuatu, namun demi apa ia tak bisa mendengar nya, karena suara kembang api yang saling bersahutan sangat berisik.

***

Mendung malam telah menelan bintang bintang, kerumunan orang pun telah beringsut meninggalkan tempat festival karena malam hampir larut.

Hoshi dan Tsuki berjalan beriringan dibawah sinar rembulan, dan lampu jalanan yang berjajar.

"Tadi asik sekali ya? ", Ujar Tsuki memecah keheningan, Hoshi mengangguk.

"Iya ya", Jawab Hoshi sembari tersenyum.

"Hee, Hoshi tadi saat kembang api, kamu bilang apa sih? Aku nggak dengar, ulangin lagi dong" Pinta Tsuki memelas.

"I-itu-- hora! Kita sudah sampai di rumah mu, jaa Mata ashita!" Ujar Hoshi kemudian bergegas lari pergi sambil melambaikan tangan.

"Hummph! Awas saja besok akan ku buat dia mengakui apa yang ia katakan tadi!. Kira kira dia bicara apa ya?", Gumam Tsuki kemudian masuk kedalam rumah setelah melihat kepergian Hoshi sampi hilang dari pandangan.

"Syukurlah, kau bahagia Tsuki. Tapi ingat Hoshi, hanya kali ini aku mengalah", Ujar Yuuki dari mengamati dari balik pohon.

"Hoi kau! ", panggil Yuuki pada Hoshi yang melewati nya. Hoshi terhenti dan menoleh,

"Ku kira waktumu tak lama lagi, ku lihat kau mimisan saat berjalan ke festival tadi", Yuuki terlihat mengejek.

"B-berisik! itu bukan urusanmu! ", Geram Hoshi kemudian melangkah pergi dengan wajah kesal. Yuuki hanya berdecak kesal pula, kemudian melangkah ke arah yang berlawanan.

Hoshi menghela nafas berat sembari memegangi dadanya.