Banyak pasangan melewati nya dengan senyum dan tawa sembari berbagi payung mereka berbagi cinta, pasangan pasangan itu hanya Melewati Tsuki begitu saja.
"Ketika begitu banyak cinta di dunia ini, kenapa Tuhan tidak menyisakan cinta untukku? kenapa hanya aku yang diabaikan?" Ujar Tsuki pilu.
Sesaat kemudian ia merasa bahwa hujan telah reda, tidak ia salah bukan itu tapi seseorang memayunginya.
"Jika berdiri terlalu lama di bawah hujan kau bisa sakit loh" Ujar seorang pemuda dengan senyuman yang ramah.
"Hora, kau lupa dengan ku? Aku Tachibana Ryouta, dulu kita pernah bertemu".
"Tachibana ? Terimakasih" Ujar Tsuki sambil membungkuk mengucapkan terimakasih.
Ryouta tersenyum lembut.
"Ayo kita ke ke kafe itu, disana banyak makanan manis" ajak Ryouta sambil menarik tangan Tsuki untuk mengikuti nya.
Tsuki dan Ryouta pun berjalan bersama di bawah payung yang sama.
Merekapun masuk ke dalam sebuah kafe yang terbilang imut dengan hiasan hiasan yang menarik.
"Kau sering kesini? " tanya Tsuki setelah mereka duduk.
Ryota mengangguk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"y-yah hanya kadang saja sih. Oya kau mau pesan apa? Biar aku yang traktir! Kue dan biskuit disini enak banget loh!" Ryota menyodorkan menu pada Tsuki.
Tsuki hanya melihat daftar menu dan sejujurnya ia tak tertarik.
"kau tak suka ya? " Ujar Ryouta tiba-tiba tepat sasaran.
"S-sumimasen sebenarnya aku... Benci makanan manis" Ujar Tsuki sendu sembari menundukkan kepalanya.
Ryouta tersenyum kemudian mengelus rambut nya.
Pipi Tsuki memerah dan matanya membelalak.
"Aku tau kau pasti mengalami tragedi yang membuat mu tertekan, kau bisa menceritakan nya padaku" Kata kata lembut Ryota membuat pertahanan Tsuki hancur, akhirnya ia menumpahkan seluruh air mata yang ia pendam.
Mereka berbincang sembari mencecap teh hangat setelah hujan.
Entah sejak kapan akhirnya mereka mulai dekat, luka di dalam hati Tsuki belum sembuh bahkan masih infeksi, namun sebisa mungkin ia akan terus berpura pura tegar dan tersenyum.
"Aku senang sekali bisa berbincang bersama mu, aku harap kita bertemu lagi" Ujar Ryouta diujung pertemuan mereka, Tsuki mengangguk kemudian pamit pulang sebelum hari makin petang.
***
— Ada banyak hal yang selalu ingin aku lakukan
— Pada akhirnya berakhir tanpa bisa melakukannya bersamamu
— Kami pergi ke toko sambil bergandengan tangan saat hari berganti
— Ada seseorang yang berbeda hadir di sampingku
Di bawah sinar mentari senja yang kemerahan, tak banyak orang lalu lalang kerena hari akan petang. Tsuki memutuskan untuk pergi ke toko sekadar membeli bahan pokok untuk memasak.
Seseorang berjalan bersama nya sembari menggandeng tangannya, ya itu adalah Ryouta hubungan mereka semakin dekat setelah sebulan berlalu, setelah Hoshi mencampakkan nya begitu saja.
Ryouta menggenggam erat tangan Tsuki sembari tersenyum lembut.
"Hari ini kita masak apa?" tanya Ryouta,
"Kau selalu datang ke rumah ku dan minta dimasakkan, memangnya aku ini ibu mu?" canda Tsuki,
"Ehh? Kenapa memangnya? Masakan Tsuki itu yang paling enak sedunia!" Puji Ryouta riang diikuti tawa Tsuki.
"Nee, Tsuki " panggil Ryouta dengan tatapan serius.
"Ya'?" Tsuki kenatap matanya lekat menunggu apa yang akan diucapkan pemuda itu.
"Aku mencintaimu" Ujar Ryouta dengan pipi kemerahan dan mata yang berbinar.
"Aku juga mencintai mu, kau segalanya bagiku, kau bintang ku, aku mohon jangan pernah tinggalkan aku..."Jawab Tsuki, membuat Ryouta bahagia bukan kepalang. "...Hoshi" lanjut Tsuki dalam hati, ya semua yang ia ucapkan bukan buat Ryouta namun untuk Hoshi.
"bahagianya makasih, aku tak akan pernah meninggalkan mu" Ujar Ryouta gembira kemudian menarik Tsuki ke pelukannya.
— meski jika aku berkata, "Aku mencintaimu" jika itu bukanlah kamu
— itu membuatku tak bisa tertawa dengan baik
— setiap kata-kata yang keluar dari mulutku sebenarnya untuk mu, dirimu
— Di sini aku tak bisa melupakanmu
Mata Ryouta berbinar, di bawah langit senja Ryota mendekap Tsuki erat, ia mendekatkan wajahnya dan mencurahkan cintanya pada Tsuki.
"Hoshi..."Bisik Tsuki tanpa sadar, ia membayangkan bahwa yang memeluknya saat ini adalah Hoshi.
"maaf tadi aku kurang dengar kamu berkata apa?" Ujar Ryouta melepas pelukannya dan mencoba mengklarifikasi ucapan Tsuki.
"Aku bilang baik sekali" Tukas Tsuki gugup.
"O-oh t-terima kasih" Ryouta tertawa renyah sembari mengacak rambut panjang Tsuki.
— Bahkan saat aku memeluk pacar baruku
— aku malah mengingatmu
Mereka akhirnya melanjutkan aktivitas mereka yang tertunda, di bawah sinar rembulan, mereka mencoba memasak bersama di dalam dapur yang terlihat berantakan karena ulah Ryouta.
"Sehabis ini harus ditambahkan apa lagi?" Tanya Ryouta dengan celemek penuh dengan noda tepung, telur dan wajah yang kotor, namun ia terlihat sangat ceria, berbeda dengan Tsuki yang banyak melamun.
"O-oh itu tambahkan daging cincang nya", Tsuki tersadar dari lamunannya.
"Yoshaa! Lihat saja aku akan menyaingi masakan Tsuki!" Ujar Ryouta riang sembari melanjutkan masakannya yang belum jadi.
"Andaikan itu kamu... Hoshi" Ujar Tsuki sendu sembari menatap Ryouta yang dengan riang memasak meskipun kemampuan nya pas pasan.
— Jika itu kau, jika itu kau
— yang ada di sini sekarang
— Jika itu kau, jika itu kau
— betapa aku bahagia
***
Setelah beberapa bulan menjalin hubungan dengan Ryouta, meskipun begitu Tsuki masih dan selalu memikirkan Hoshi, mencari tau dimana ia tinggal, dimana sekarang ia bersekolah dan bagaimana kehidupan nya yang sekarang.
Tak sekalipun ia berhenti mengkhawatirkan Hoshi, bahkan ia juga selalu mengunjungi tepi danau itu,
Tsuki berjalan dengan wajah yang sendu, dilihatnya lekat jalan yang mungkin dilewatinya, Hoshi. Dan benar saja, air mata mulai menetes ketika sosok yang sangat ia rindukan nampak di kejauhan sedang menunggu bus di sebuah halte.
"Dan sesaat aku sadar bahwa yang harus ku lakukan hanyalah menjadi pahlawanmu" gumam Tsuki dengan air mata mangalir, Bayangan Hoshi menghilang bersama bus yang melaju pergi.
— Mengapa bahkan setelah waktu berlalu
— pada akhirnya aku hanya memikirkanmu
— Kau, maafkanlah hatiku yang melihat pagimu
— Bahkan sekarang pun aku bermimpi mengejarnya
***
— Bahkan saat aku menghabiskan hari ulang tahun bersama pacar baruku
— Bahkan ketika aku dalam perjalanan, aku mengingatmu
Lampu lampu berkelip, balon balon warni warni menghias ruang yang sedang, makanan beraneka macam terhidang di atas meja, seorang pemuda riang dengan jas dan dasi yang membawa sebuah kue tart berhias indah dengan lilin lilin diatasnya.
"Selamat ultah happy birthday Tsuki!" Ryouta tersenyum riang membuatnya tersentuh.
Tsuki kemudian tersenyum dan meniup lilin lilin di atas kue.
Mereka akhirnya duduk bersama, Ryouta menyodorkan sekotak hadiah kecil dengan pita diatasnya.
Tsuki hanya tersenyum kecil kemudian menerima kotak itu dan membukanya, seketika irisnya melebar.
"Hikari Tsuki, maukah kau menikah dengan ku?" Ujar Ryouta sembari menggenggam tangan Tsuki.
Sebuah cincin perak bertahtakan manik permata terbungkus indah didalam kotak kecil itu.
Ini kah saatnya Tsuki untuk melangkah maju? Bisakah ia tidak melihat bintang lagi?.
"mungkin ini saatnya..." batin Tsuki.
Ryouta masih menunggu jawaban dari Tsuki.
song : Kimi dattara ~ by happy birthday
To be continued.