"Hikari Tsuki, maukah kau menikah dengan ku?" Ujar Ryouta sembari menggenggam tangan Tsuki.
Sebuah cincin perak bertahtakan manik permata terbungkus indah didalam kotak kecil itu.
Ini kah saatnya Tsuki untuk melangkah maju? Bisakah ia tidak melihat bintang lagi?.
"mungkin ini saatnya..." batin Tsuki.
Ryouta masih menunggu jawaban dari Tsuki.
Tsuki dengan sentimental terukir dibibirnya akhirnya, Bibir itu bergerak mengatakan sesuatu.
Beberapa bulan kemudian...
Bunga bunga bertaburan, mawar merah muda berhias indah memenuhi sebuah tanah lapang, dengan banyak senyum terukir diatas bibir para tamu.
Seorang pemuda dengan iris violet, mengenakan setelan jas putih, berdasi dan bunga mawar menyempil di atas saku atas jas nya, dengan senyuman ia melangkah, Iya itu adalah Tachibana Ryouta. Dengan tatapan yang sulit diartikan pemuda itu melangkah menuju pengantin wanita.
Seorang gadis yang amat cantik, dengan gaun putih, rambutnya yang lembut tertata rapi dengan bunga bungaan menjadi mahkotanya. Gadis itu tersenyum kemudian meraih tangan pemuda itu.
"kau sudah siap?" Tanya Ryouta, gadis itu mengangguk.
***
Siluet mentari bersembunyi malu dibalik ratusan kelopak kelopak bunga sakura yang dengan anggunnya merekah diatas pohon yang kokoh.
Seorang gadis berambut ikal dengan manis mengecup pipi seorang pemuda bersurai hitam.
Pemuda itu tersenyum kemudian mengacak rambut gadis cantik itu.
"Ehem! Mou! Kalian ini kapan menikah saja?" Ujar gadis mungil riang, Miki namanya.
Gadis berambut ikal sontak langsung memerah pipinya, Midori.
"I-itu..." jawabnya gugup.
"Mungkin" Jawab Hoshi singkat.
"ngomong ngomong dimana sahabatmu? Yang terlihat menyedihkan itu" Tanya Midori pada Miki.
"Kabarnya dia baru baru ini dilamar oleh Tachibana-san" Ujar Miki mencoba mengingat.
"Ryouta?! Ehh bukannya hari ini dia menikah?" Timpal Midori kaget. "oh baguslah kalau dia sudah bisa melupakan Hoshi, iya kan sayang?" Lanjutnya sembari tersenyum kemudian merangkul lengan pemuda itu.
"iya ya" Ujar Hoshi singkat kemudian menepuk kepala gadis itu.
"Kapan kau akan melamar ku? B-bukan berarti a-aku minta loh!" Ujar Midori dengan mode Tsundere nya.
"tentu saja segera" Jawab Hoshi sembari tersenyum lembut dan mengelus kepala Midori bak kucing.
"Uwahhh kalian mesra sekali jadi iri!" Tukas Miki kemudian diikuti oleh tawa mereka.
Hoshi kemudian berdiri dan menggenggam tangan Midori,
"Ayo kita beli es Kri--" tak selesai perkataan Hoshi, tiba-tiba ia mencengkeram dadanya dan jatuh terduduk.
"Hoshi? Kamu kenapa?! Hoshi?! Aku akan panggil ambulans!" Dengan panik Midori segera menelpon ambulans dan membawa Hoshi ke rumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit, Semua perawat dan dokter nampak begitu tergesa, serius dan gelisah.
"Apa Hoshi akan baik baik saja?" Tanya Midori sendu, Miki menepuk pundak Midori dan menenangkan nya.
"Semua akan baik baik saja" Ujar Miki lembut, Midori mengangguk mencoba percaya.
Setelah beberapa waktu, seorang Dokter keluar dari ruang IGD.
Ia dengan raut semrawut berkata "Tuan Takahiro membutuhkan donor jantung segera".
Dengan panik Midori menitikkan air mata, segera ia menghubungi kakak Hoshi
"Bagaimana ini? Hoshi butuh donor jantung sekarang! Kalau tidak...kalau tidak..." Midori terisak.
"Tenanglah tenang, aku yakin pasti ada jalan keluarnya, Hoshi pasti akan selamat" Ujar Terasaka berbicara lewat telepon.
"Kita harus menemukan donor jantung sebelum dua jam" Ujar Dokter memperkeruh suasana.
Di sisi lain....
Dengan penuh hikmat akhirnya mereka selesai mengikat janji sehidup semati, Ryouta dibawah bunga dan dedaunan yang berguguran sembari menggenggam tangan gadis bergaun putih tersenyum.
"Sekarang kalian telah resmi menjadi pasangan suami istri" Ujar tokoh agama, diikuti tepuk tangan riuh riang para tamu.
Ryouta tersenyum riang dengan haru ia memeluk pengantinnya dan mempertemukan bibir mereka dibawah kelopak sakura yang berguguran.
"Saatnya menempuh hidup baru" ujar sang gadis kemudian menutup matanya menikmati suasana yang semi itu.
"Ini sudah lewat dari satu jam! Bagaimana ini?! apa yang akan terjadi pada Hoshi?!" Isak Midori dan Terasaka.
Sang dokter berlarian bersama para perawat berusaha memindahkan Hoshi ke ruang operasi.
"B-bagaimana dok? Apa yang terjadi?" Tanya Terasaka panik.
"Syukurlah, ada yang bersedia mendonorkan jantungnya, nampaknya ia adalah korban tabrak lari, lukanya cukup parah jadi sebelum ia meninggal ia berpesan untuk mendonorkan organnya" Terang sang dokter, Terasaka dan Midori berbinar matanya.
"Syukurlah!" Ujar mereka lega.
"Tolong selamatkan tunangan saya Dok" Pinta Midori,
"Kami akan mengusahakan yang terbaik" Sang dokter menepuk pundak Midori kemudian melangkah tergesa menuju ruang operasi.
Beberapa jam berlalu...
Akhirnya Dokter keluar dengan membawa kabar baik, Hoshi akhirnya terselamatkan dari maut, dengan diberkahi kesembuhan. Hidupnya akan menjadi lebih baik, karena ia dikelilingi orang yang akan menyayanginya, seperti yang sudah ia pilih.
Bagaimana dengan Ichirou? Seseorang menjebaknya dan berhasil membuat nya masuk ke dalam penjara, sedangkan anaknya Yuuki ia telah melepaskan Tsuki dan menyesali perbuatan nya, sehingga ia merelakan Tsuki pergi sedang ia telah menggandeng seorang gadis baru lagi.
Semuanya tampak paradox, sangat berlawanan dari apa yang diharapkan semula, banyak yang berubah seperti musim, nasib pula demikian, seperti musik paradoks, semua nada itu berubah tak beraturan, saling berbenturan sehingga menghasilkan akhir yang dramatis, namun semua nada yang sering berubah itu bergabung menjadi sebuah lagu kehidupan dan kematian.
1 tahun kemudian...
Semilir angin masuk melalui jendela, langit yang diterangi sinar rembulan dan ribuan konstalasi bintang bertaburan menemani rembulan purnama.
Hoshi yang akhirnya mulai pulih, memutuskan untuk duduk santai diberanda rumah, menikmati indahnya pemandangan malam.
Seorang gadis berambut ikal dengan riang memeluknya dari belakang, sebuah cincin melingkar indah di jari manisnya, cincin yang sama dengan Hoshi.
Hoshi tersenyum lembut, kebahagiaan menyelimuti dadanya, kini ia tak perlu lagi menelan obat obatan mahal itu lagi, ia dapat berlari tanpa harus khawatir pingsan dan mimisan, karena kini jantung nya baru.
Namun anehnya ia jadi suka memakan makanan yang dulunya ia tak suka, mungkin faktor sifat bawaan dari pemilik jantung yang lama.
"Siapapun engkau aku akan menjaga jantung yang telah engkau berikan" batin Hoshi tersenyum kemudian mengelus dadanya.
"Oya hari ini adalah hari peringatan kematian pendonor jantung kamu, mari besok kita bersama mengunjungi makamnya" Ajak Midori.
"Kau benar karena sibuk rehabilitasi aku sampai lupa mencari tau siapa pendonor jantungku, iya besok mari kita kesana" Ujar Hoshi senang sekaligus sendu.
***
Ryouta memandang jauh cakrawala berbintang, Sang istri menemani disampingnya.
"Besok aku ingin berkunjung ke rumah Hoshi, sekaligus mengetahui siapa pendonornya" Ujar Ryouta mengisyaratkan ajakan.
"Baiklah, besok aku akan ikut menemani" Ujar wanita itu kemudian menghela nafas sendu, Ryouta mengelus kepalanya dengan sedikit air mata mulai menetes dari disudut matanya.
"Kenapa kau menangis?" Tanya sang istri heran.
"Entahlah....kenapa ya?" Ryouta yang kebingungan akan dirinya menyentuh pipinya yang basah.
To be continued.
Selanjutnya : Episode terakhir.