Ichirou tengah duduk sembari menghisap sebatang rokok, hingga seorang pemuda berambut perak masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu,
Pemuda itu langsung menaiki tangga menuju kamarnya tanpa menghiraukan keberadaan Ichirou.
"Selamat datang", Ujar Ichirou singkat sambil menyeruput sake. Pemuda itu terhenti nampak agak terkejut.
"Untuk apa kau kesini", ujar pemuda itu dingin.
"Apa salahnya seorang Ayah datang menemui anaknya", ujar Ichirou sambil menyilangkan kakinya.
"Aku tak ingat pernah punya ayah seorang gangster", dengus pemuda itu kesal sembari kembali menaiki tangga.
"Cihh dasar anak kurang ajar! Awas kau Yuuki! Tugasmu belum selesai kau ingat?! Tssk!", Ichirou kesal menendang vas disampingnya hingga pecah.
7 tahun yang lalu...
Seorang pemuda kecil melangkah sendirian sembari menunduk sedih, sekelilingnya adalah jalanan sepi yang hanya segelintir orang yang melewatinya, cahaya mentari jingga saat senja remang remang mulai pudar.
"Hoi! Kau penculik anak ya! Berhenti!", teriak seorang lelaki bertubuh besar tengah mengejar seorang lelaki yang tak asing.
Anak kecil itu menghela nafas kesal,
"aku tak yakin dia ayahku", keluh anak kecil itu.
Dengan cerdik anak itu pun menggelindingkan beberapa kelereng, dan orang yang mengejar ayahnya sontak terpeleset dan jatuh, dengan sigap ayahnya pun bersembunyi bersama anak kecil itu.
"kerja bagus Yuuki!", kata ayahnya sambil menepuk pundak anak kecil itu , seketika mata anak itu berbinar. Untuk pertama kalinya orang tuanya menepuk pundaknya bangga.
"J-jika kau akan membawa anak, k-kau tak boleh kasar padanya, kau harus bersikap seolah kau adalah ayahnya", Ujar Yuuki kecil sembari memegangi topinya malu.
"ohh begitu kah?! Ah iya ya! kau pintar juga Yuuki! Yosh mulai besok kau adalah ahli strategi ku oke!", ujar ayahnya penuh semangat.
Untuk kali pertama orang tua tunggal nya itu menatap wajahnya dengan tatapan hangat.
Sejak saat itu, dengan semangat Yuuki merancang semua strategi kotor untuk ayahnya, entah itu mencuri, menculik, merampok, berdagan ilegal maupun hal hal lainnya. Lama kelamaan ayahnya mulai memperhatikan nya,
"Hora coba liat sini Yosh kita dapat uang banyak, ini semua berkat kau yu-ku! Sekarang juga anak buahku semakin banyak dan aku juga memungut banyak anak untuk kujadikan alat!", Ujar Ayahnya girang,
"hmm", Yuuki hanya mengangguk, jauh di lubuk hatinya, meskipun ia senang mendapatkan perhatian yang selama ini ia cari namun, semua ini salah, ini salah, benarkan?.
"Apa?! Kau tak mau membantuku lagi?! Kau memberontak huh?! Mau ku pukul?! Mulai besok, jangan sekolah!" Teriak Ayah Yuuki geram, alasannya adalah Yuuki menolak untuk memberinya ide seperti yang sudah sudah. Yuuki menghindar saat ayahnya hendak memukulnya dengan botol sake.
Semua itu terjadi lagi, ayahnya yang kasar kembali lagi, semua itu ternyata hanya topeng, ayahnya tidak benar benar menyayangi nya, dia hanya memanfaatkan nya saja.
Yuuki menjadi pemuda pendiam, pemurung dan kurus kering karena menolak untuk makan.
Door!!!!!!
Suara peluru yang keluar dari pelatuknya, memekak kan telinga Yuuki, mata nya membelalak.
Tangannya bergetar, syok berat? Pasti. Dilihatnya dengan mata kepala sendiri Ayahnya telah membunuh seseorang.
"Hiro!!!!! Hiro! Sadarlah!" teriak seorang pemuda histeris memeluk seorang pemuda yang dada nya berlubang.
Saat itu Yuuki hanya anak kecil sumuran mereka, hanya anak kecil yang lemah dan tak berdaya, ia hanya bisa menangis prihatin.
Hujan lebat tiba-tiba mengguyur saat Yuuki berlari kencang, lari dari kenyataan.
Dan sampai lah ia di sebuah jembatan, dibawahnya mengalir sungai yang deras.
Dengan tatapan kosong, Yuuki naik diatas pinggiran jembatan, bersiap untuk melompat.
"aku adalah manusia kotor... Aku pantas mati", gumam Yuuki kemudian memejamkan matanya hendak melompat.
1...2...3...
Seketika seseorang menariknya kebelakang hingga ia terjatuh di jembatan,
"Apa yang kau lakukan?! Itu berbahaya! Kau bisa saja terluka!", seorang gadis berambut merah muda membentaknya, gadis yang baru saja mencegahnya menemui ajal.
"bukan hanya terluka, aku ingin mati", jawab Yuuki dengan tatapan kosong.
"tak ada yang melihat ku! Semua menjauhiku! Aku juga sudah melakukan hal yang salah, lihat penampilan ku, kurus, rambut putih, berperilaku buruk, menjijikkan!", Yuuki mulai menangis.
Gadis itu menggelengkan kepalanya,
"seperti pangeran", Ujar gadis berambut merah muda itu.
"huh?", mata Yuuki membelalak.
"Kamu seperti pangeran di dongeng yang aku baca, berambut perak! Dan mengapa harus peduli dengan yang orang katakan? Apa salahnya jika berbuat salah? Orang bisa saja salah kan? 'Bintang punya cara mereka masing masing untuk bersinar' itu yang sering dikatakan oleh kakakku yang sudah lama hilang" Ujar gadis itu sambil tersenyum, senyum yang hangat.
Gadis kecil yang telah memiliki kata orang dewasa itu merubah hidupnya. Yuuki mulai sekolah lagi, mulai menata penampilan nya, tanpa sadar ia sudah sangat bersinar di mata semua orang, sehingga gadis itu tak mengenalnya lagi.
Meskipun begitu, Yuuki selalu mencari cara agar ia bisa berada disisi gadis itu,
"Ayah, aku mohon izinkan aku masuk SMP", pinta Yuuki. Ia ingin bersekolah agar bisa bersama gadis berambut merah muda itu.
"Sekolah? Tak ada! Tak akan ku izinkan!"
"aku akan menuruti semua maumu!", Teriak Yuuki, ayahnya tersenyum licik,
Dan akhirnya mengizinkan Yuuki untuk bersekolah lagi.
Yuuki menatap seorang gadis dari kejauhan, perlahan ia satukan jari telunjuk dan ibu jarinya membentuk kotak, seolah memfokuskan penglihatan nya pada satu titik.
Flashback off.
Yuuki sembari tersenyum dengan menyatukan ibu jari dan jari telunjuk nya seakan sedang memfokuskan penglihatan nya pada seorang gadis berambut merah muda dengan yukata nya tengah berlari ke arahnya menerobos lalu lalang kerumunan orang, dengan lampion lampion terhias indah di atas mereka dan ramainya suanana festival.
"aku selalu, memperhatikan mu, Tsuki" Ujar Yuuki tersenyum.
"gomen! Aku terlambat Ichirou" Ujar Tsuki dengan nafasnya yang tersenggal.
To be continued.