Chereads / Her Plain Wish / Chapter 2 - 00. Home

Chapter 2 - 00. Home

Otome game. Salah satu pelarianku dari pahitnya hidup. Duh, pahit apanya sih hidupku? Harusnya aku bersyukur masih bisa menghirup udara. Yah, meski sekarang aku malah menghirup udara di dalam otome game yang paling kusuka, 'The Legend of Heroes'.

Otome game ini seperti kisah novel fantasi saja. Yah, memang genrenya fantasi. Intinya, ada 5 pahlawan legendaris yang bertugas untuk membunuh Raja Kegelapan. Seorang player yang memainkan game itu berperan sebagai sang heroine yang parasnya cantik, hingga menjalin kisah cinta dengan 3 pahlawan laki-laki. Sementara satu lagi, pahlawan perempuan lain selain heroine akan menjadi teman baiknya.

Benar, aku meninggal. Makanya aku bisa berada di dunia fantasi ini. Aku tidak akan menceritakan bagaimana aku bisa meninggal.

Aku pikir aku merupakan karakter utama novel, yang tiba-tiba meninggal lalu bereinkarnasi untuk bertemu para protagonis. Mendapatkan happy ending, berbahagia dengan para protagonis.

Tetapi, aku salah.

Aku dipindahkan ke sini sepertinya hanya untuk dimanfaatkan. Terutama oleh penyihir yang menunjukkan aku harapan palsu. Aku tidak tahu kebenarannya karena tidak pernah bertemu dengan dia lagi, setelah aku dilahirkan kembali di sini. Benar atau tidak, kenyataan bahwa aku dipindahkan ke tempat tokoh antagonis sudah berbeda dengan janjinya.

Aku juga mengira aku akan menjadi karakter antagonis, lalu bisa bertemu dengan para protagonis. Mengubah takdir, serta jalan hidup, lalu mendapatkan happy ending sendiri. Tetapi, kenyataannya aku hanyalah karakter tambahan yang bahkan tidak pernah muncul dalam game.

Entah apa yang ada di dalam kepala tokoh antagonis di depanku, tetapi dia malah mengadopsi aku, yang tertidur di taman istana saat pertama muncul di dunia ini. Di Kerajaan Estheria-- tempat tinggal antagonis. Tempat yang akan menjadi abu karena dibakar oleh para manusia.

Aku juga tidak mengerti kenapa sekarang aku bisa duduk dan meminum teh bersamanya, ditemani sang pelayan sekaligus pengawal yang bahkan tidak pernah muncul dalam game. Raja Kegelapan itu menunjukkan senyuman-- wajah dan tubuhnya seratus persen seperti manusia. Sangat berbanding balik daripada di dalam game.

Chander Estherzia. Karakter antagonis kedua. Keberadannya bahkan dibilang membahayakan nyawa heroine. Di masa depan, ia antara akan dieksekusi, dikhianati, atau dibiarkan hidup lalu disiksa hingga ia mati. Kenapa endingnya kejam? Tentu saja. Dia merupakan perwujudan dari roh jahat, yang memiliki sumber kekuatan dari energi negatif manusia. Kalau kau bertanya, energi negatif manusia seperti apa-- yaitu emosi kesedihan, kemarahan, dendam, atau lain-lain. Dialah sumber ketakutan manusia. Parahnya lagi, semakin manusia memiliki ketakutan-- ia akan menjadi semakin kuat. Kalian tidak lupa kalau sumber kekuatannya adalah energi negatif manusia, kan?

Manusia ketakutan jika Raja Kegelapan Chander akan menimbulkan teror bagi mereka, dan hal ini bisa memperkuat kekuatannya. Yah, Chander tinggal jalan-jalan di tempat para manusia, lalu para manusia juga bisa langsung lari terbirit-birit, kok. Dengan ketakutan yang ditunjukkan manusia itu, dia bisa mengeluarkan kekuatannya yang berlipat-lipat lebih kuat.

Pertama aku bertemu dengannya, tangannya seperti tangan monster. Diselimuti aura hitam, dan ukuran tangannya pun lebih besar daripada tangan orang dewasa. Kukunya juga panjang. Di mulutnya ada taring. Ia seperti akan membunuhku. Aku hampir berteriak saat melihatnya. Tetapi, saat itu pula- aku dibawa oleh kedua tangan itu.

Aku masih bisa mengingat apa yang kurasakan, juga kulihat pada saat itu. Kehangatan yang sudah kulupakan. Juga mata merah bercahayanya menatapku dengan penuh kelembutan. Tunggu-- kamu kan tokoh antagonis! Tolong jangan abaikan pekerjaanmu sebagai tokoh antagonis, dan perlihatkan kejahatanmu. Ah, tapi aku gak mau mati saat masih bayi.

Sang pelayannya sekaligus pengawalnya, Rigel Mehrtash-- memiliki rambut perak serta mata berwarna emas. Memakai jubah serba putih. Kalau dilihat dari jauh, dia seperti matahari. Di Negeri Malam Abadi ini-- ia bersinar. Di istana yang hanya diterangkan oleh lilin kecil di setiap sudut, ia bersinar. Iya, dia seperti hant-- lupakan.

Lelaki itu sangat misterius. Yah, dengan adanya Chander yang memanjakan aku juga merupakan hal misterius, tapi mari kesampingkan dulu hal itu. Rigel tidak pernah menunjukkan senyuman, apalagi marah maupun menangis. Matanya berwarna terang, tetapi matanya sendiri tidak bercahaya. Bahkan senyumanku saat masih kecil, yang bisa meluluhkan hati para pelayan-- tidak mempan sama sekali dengan kakak ini. Selain ada karakter baru, ada lagi keanehan lain.

Yaitu anak dari Chander yang tidak ada di sini. Leila Estherzia, karakter antagonis utama di dunia ini yang bisa membunuh karakter utama. Bahkan ia bisa menyerap kekuatan ayahnya, dia lebih berbahaya. Tetapi, aku sama sekali tidak pernah melihat sehelai rambut merah mudanya! Para pelayan dan petinggi istana di sini menganggap aku adalah pengganti tuan putri. Umm... mereka nggak berpikir aku akan membunuh si protagonis, kan?

Aku mengetahui jawaban dari pertanyaanku semakin lama aku berada di sisinya. Tokoh yang dikenal sebagai antagonis ini... dia...