Chereads / The Cold Season / Chapter 5 - A Bowl of Wonton 2

Chapter 5 - A Bowl of Wonton 2

Mobil hitam milik Zheng Liam melaju dengan kecepatan sedang. Xiao You Ren hanya menyapu pemandangan di luar jendela dengan tatapan datar, sesekali akan terpesona dengan beberapa hal sederhana, seperti kafe unik. Dia sedikit merasa malu setelah membaca sebagian dari komik yang dipinjamkan Zhao Yuzi. Bagaimanapun, Xiao You Ren mulai memikirkan kemungkinan hubungan romantis antara sesama pria. Bahkan otaknya sudah mengkonfirmasikan bahwa, dia adalah pihak bawah. Ah, rasanya lebih baik jika Xiao You Ren bersama seorang gadis.

"You Ren, mau mencoba rekomendasi Yuzi tadi? Kamu lapar, 'kan?"

Xiao You Ren tersentak dari pemikiran anehnya. Melihat ke arah laki-laki yang juga melihatnya. Kemudian mengangguk, "Boleh, jika Liam Ge tidak keberatan." Bohong jika dia bilang tidak, karena meskipun dia tidak mengatakan tentang rasa laparnya pada Zhao Yuzi, tapi perutnya tetap saja kosong.

Zheng Liam tersenyum simpul. "Jika memberatkan, aku tidak akan mengajakmu, You Ren."

Setelah mobil itu terparkir. Kedua orang di dalamnya bergegas memasuki kedai pangsit. Dari jumlah kendaraan di parkiran saja sudah terlihat jika kedai itu tidak sepi. Meja-meja padat diduduki para pelanggan, membuat mereka kesulitan mendapat tempat. Namun sepasang kekasih nampaknya telah selesai dari ritual makan pangsit mereka, lalu beranjak pergi. Seorang pelayan membereskan meja itu terlebih dahulu sebelum Xiao You Ren dan Zheng Liam mendaratkan bokongnya di kursi. Mereka duduk berhadapan.

Selagi Zheng Liam memesan, Xiao You Ren memperhatikan sekeliling. Perasaan aneh muncul di benaknya, tapi urung dipertanyakan ketika sang pelayan masih berdiri di samping mereka.

"You Ren, kamu mau pangsit apa?" tanya Zheng Liam.

Perhatian Xiao You Ren teralihkan, lalu laki-laki itu meraih buku menu. "Pangsit ayam saja." Padahal dia baru melihat di lembar pertama, itupun menu yang pertama kali ditemukan matanya dan langsung diucapkan bibirnya.

Zheng Liam hanya mengedikkan bahu tak acuh. "Pangsit ayam satu porsi dan pangsit udang juga, minumnya?" Dia melihat ke arah Xiao You Ren, yang mengerti pertanyaannya. "Air mineral saja," jawab laki-laki yang lebih muda. Zheng Liam terlihat menatap lekat pada Xiao You Ren beberapa detik, lalu kembali melihat pada pelayan itu. "Lemon tea dua, itu saja." Pelayan itu mengangguk dan bergegas pergi dari meja mereka.

"Ge, sepertinya ada yang salah," ucap Xiao You Ren. Matanya kembali menyapu seisi kedai itu. Beberapa kali bahkan tertangkap basah sedang memperhatikan pelanggan lainnya. Dia mengernyitkan dahi dan mencondongkan tubuhnya ke depan, lebih dekat pada Zheng Liam. Lalu bibir tipisnya bergerak-gerak menggumam, "Ge, ini aneh. Semuanya berpasangan, maksudku mereka semua bersama kekasihnya. Apa kita salah kedai?" Xiao You Ren benar-benar menjaga volume suaranya.

Zheng Liam hanya mampu tertawa melihat tingkah laku laki-laki yang lebih muda darinya. Dia berpikir, apa yang salah jika semua pelanggan datang bersama pasangan masing-masing? Bukankah itu normal dilakukan oleh orang-orang yang berusia 20-an lebih?

Beberapa pelanggan melihat ke arah Zheng Liam yang tertawa, sedangkan seseorang di hadapannya terlihat memandang kesal hingga pipinya sedikit memerah. Tentunya, hal itu tidak bisa diabaikan komentar-komentar aneh di benak orang yang melihat mereka.

"Memangnya mengapa, You Ren? Kita juga pasangan, bukan?"

Kalimat itu membuat pipi Xiao You Ren kian memerah. Wajahnya terlihat kaget dan konyol disaat yang sama. Zheng Liam pikir itu bagus, melihat laki-laki di hadapannya tersipu atau marah. Yang jelas gradasi merah di pipinya sangat cocok terpasang di wajah kecil yang bersih itu. Membuat Zheng Liam tidak bisa lepas dari pemandangan tersebut.

"Ge, jangan bercanda!" Di balik kacamata bulat yang menyembunyikan netranya, Xiao You Ren melotot, seperti sedang memberikan ancaman. Tetapi, Zheng Liam tidak mau untuk peduli, baginya gertakan Xiao You Ren terlihat seperti kucing manja.

Percakapan mereka dilerai oleh datangnya semangkuk sedang pangsit. Dihidangkan dengan rapi di atas meja mereka dengan dua pasang sumpit dan dua gelas lemon tea dingin. Xiao You Ren menatap lekat pada hidangan itu dan tanpa sadar menengguk ludah kasar. Hal itu tidak luput dari perhatian Zheng Liam.

"Eh, tunggu!" Xiao You Ren menghentikan langkah sang pelayan yang hendak kembali dari meja mereka. Bukan hanya pelayan itu yang menatap pada Xiao You Ren, tapi Zheng Liam juga.

"Ada apa, You Ren?" Zheng Liam memperhatikan laki-laki itu dengan seksama.

"Bukankah kita memesan dua porsi, Ge? Mengapa yang datang hanya satu?" Pandangan Xiao You Ren terbagi-bagi antara Zheng Liam dan pelayan yang berdiri di sisi meja mereka. Dia meminta penjelasan.

Setelah sedikit lama berpikir akhirnya sang pelayan pun menjawab, "Maaf, Tuan. Ini sesuai dengan pesanan kalian, pangsit ayam dan pangsit udang, hanya saja memang penyajiannya seperti ini. Karena sesuai dengan konsep kedai, yaitu berpasangan. Jadi setiap orang yang makan di sini harus bersama pasangannya dan memakan makanan dengan satu mangkuk, tujuannya untuk semakin mendekatkan pasangan tersebut."

Jika saja di mulut Xiao You Ren terdapat engsel, sudah dipastikan jika bagian bawah dan atas bibirnya akan berpisah karena terkejut. Dia menatap bingung pada pelayan tersebut, lalu beralih ke arah Zheng Liam yang juga tak kalah terkejutnya. Meskipun laki-laki itu tahu sedikit banyak tentang kedai pangsit tersebut, tapi dia tidak menyangka jika hanya pasangan yang bisa masuk.

Setelah selesai terkejut, Xiao You Ren terkikik geli. Matanya bahkan sampai menyipit dengan wajah yang sedikit menunduk. "Ya, ampun. Pantas saja dari tadi yang terlihat cuma pasangan. Ge, kita benar-benar salah kedai."

Zheng Liam merasa aneh dengan sikap Xiao You Ren, tapi dia tidak bisa menyangkal betapa menawannya laki-laki yang tengah tertawa itu. Sang pelayan bahkan ikut mengulum senyum tipis sebelum pergi. Zheng Liam, jangan ditanya lagi. Dia sudah tersenyum sangat lebar sampai-sampai belahan bibirnya bisa saja robek.

"Baiklah, ayo, makan!" Zheng Liam meraih sumpitnya dan sedikit menggeser mangkuk yang dipenuhi pangsit itu ke arah Xiao You Ren.

Mereka memakannya tanpa diam. Karena Xiao You Ren akan terus melayangkan kata-kata pujian setiap kali lidahnya menyecap rasa enak dari pangsit. Zheng Liam bahkan dibuat geleng-geleng kepala. Melihat besarnya rasa antusias dari Xiao You Ren, Zheng Liam tidak tahan untuk tidak menggeser pangsitnya ke arah sumpit Xiao You Ren. Hingga laki-laki itu mengambil dan memakannya dengan lahap.

"Makanlah sebanyak yang kamu mampu dan pelan-pelan saja, gege tidak akan merebut."

Seakan tersadar dari mimpinya, Xiao You Ren mempercepat gerakan mulutnya dan menelan pangsit yang sudah dikunyah. Menatap penuh rasa tidak enak pada laki-laki yang terlihat anteng di hadapannya. "Tidak, Ge. Gege juga harus makan yang banyak, kita bagi dua." Sumpit dalam genggamannya bergerak memisahkan pangsit dalam mangkuk menjadi dua kubu. "Kita membelinya bersama, jadi menghabiskannya juga harus bersama."

Lagi-lagi Zheng Liam harus tertawa oleh sikap Xiao You Ren. Setelahnya dia menggelengkan kepala, lalu berkata, "Makanlah, You Ren! Gege tidak terlalu menyukainya." Sumpitnya kembali mengurai pangsit bagiannya yang dipisahkan Xiao You Ren barusan.

Tidak ingin bertanya-tanya lagi. Xiao You Ren mengapit pangsit yang berenang itu dengan sumpitnya dan melahapnya. Mulutnya penuh oleh pangsit, tapi dia memaksakan untuk tetap bergumam, "Liam Ge sama seperti Han Yu Ge yang dulu."

Zheng Liam kembali menggelengkan kepalanya, melihat bibir penuh itu malah berbicara. Untung makanan dalam mulutnya tidak sampai keluar. "Makan dulu, baru berbicara," katanya yang disambut senyuman manis dari laki-laki di hadapannya.

Selesai dengan acara makan malam, mereka berdua berjalan beriringan menuju kasir. Zheng Liam merogoh saku celananya dan mengeluarkan dompet. Xiao You Ren yang berdiri di belakangnya hanya melihat-lihat ke kiri dan kanan. Memerhatikan beberapa pelayan yang hilir mudik mengunjungi pelanggan. Tanpa didasari laki-laki itu, seseorang berjalan di belakangnya dan menabrak tubuhnya. Segelas minuman dingin tumpah, membasahi pundak hingga ke punggung belakang Xiao You Ren, juga lengan kirinya. Xiao You Ren yang terkejut sedikit melompat dan menabrak tubuh Zheng Liam. Spontan laki-laki yang lebih tinggi melihat padanya.

Seseorang yang menabrak Xiao You Ren itu adalah seorang wanita paruh baya. Dia menundukkan kepalanya dan berucap, "Maafkan saya, Tuan. Tadi kaki say a tersandung."

Dengan segera Xiao You Ren memegang bahu wanita paruh baya itu dan menegakkan kembali tubuh rapuh itu. "Tidak masalah, Nyonya. Aku baik-baik saja." Dia tersenyum ramah dan terlihat tulus. Membuat wanita paruh baya itu merasa lega dan dengan enak hati kembali ke mejanya setelah berpamitan. Seorang pelayan kemudian bergegas membersihkan kekacauan itu, sesaat setelah Xiao You Ren dan Zheng Liam keluar dari kedai tersebut.

Dapat dilihat oleh Zheng Liam, tangan Xiao You Ren yang tadi terkena tumpahan air dingin itu dihiasi ruam kemerahan, sangat kontras dengan kulit putihnya. Hal itu membuat Zheng Liam sedikit khawatir, dia menarik tangan Xiao You Ren hingga ke hadapannya dan bertanya, "You Ren, tanganmu kenapa?"

Xiao You Ren melihat ke arah tangannya yang digenggam Zheng Liam. "Tidak apa-apa, Ge. Aku hanya alergi dingin dan kebetulan cuaca malam ini cukup dingin." Dia menggelengkan kepalanya, berusaha membuat Zheng Liam tenang dan tidak mengkhawatirkannya.

Tangan Xiao You Ren yang ditarik dan dibawa paksa ke toilet umum. Membuat yang bersangkutan merasa bingung dan mengernyitkan dahi, tapi belum sempat dia protes pelaku penarikan tangannya itu berkata, "Ganti bajumu." Seraya membuka jaket yang dikenakan dan menyodorkan ke arah Xiao You Ren. "Pakai jaketku saja, You Ren. Setidaknya agar kamu tidak perlu kedinginan karena baju basah."

Xiao You Ren menerimanya tanpa protes. Dan segera memasuki toilet tersebut. Dia melepaskan kacamatanya dan menyerahkannya pada Zheng Liam, juga tas kerjanya. Dengan cepat Xiao You Ren mengganti bajunya dengan jaket tersebut, lalu keluar dengan rambut yang sedikit berantakan tanpa kacamata bulatnya. Zheng Liam sempat terkejut, beberapa kali mengedipkan mata tidak percaya. Sosok yang berdiri di hadapannya berbeda dengan sosok yang tadi. Rambut berantakan yang sedikit ke belakang, juga bola mata yang terlihat seperti galaksi akibat pancaran cahaya lampu.

Tangan Zheng Liam bergerak memakaikan Xiao You Ren kecamatan bulat itu, lalu meluruskan ke bawah lagi rambut dengan laki-laki itu. Namun, beberapa detik berikutnya dia kembali menari kacamata bulat tersebut dari wajah Xiao You Ren dan mengacak rambut hitamnya.

"You Ren, kamu menyembunyikan diri dengan baik."

Bersambung ....