Yang dirasakan orang-orang miskin disana, mereka ingin terlahir sepertiku. Terlahir dari keluarga yang menengah ke atas bahkan sangat atas atau orang-orang menyebutnya dengan sultan.
Sebenarnya, kehidupanku bukanlah hal yang mudah di lewati seperti anggapan orang-orang miskin itu.
Kebanyakan dari mereka berfikir bahwa terlahir dari keluarga kaya raya itu masa kecil nya menyenangkan, kehidupan remajanya terpenuhi dan masa depannya sudah pasti.
Terkadang mereka suka membanding-bandingkan kehidupannya dengan kehidupan sepertiku yang sudah jelas itu tidak akan terwujud jika mereka hanya diam, berhalu dan tidak berusaha.
Kesuksesan tidak ada yang instan, berbeda dengan keajaiban ataupun mukjizat.
Banyak orang yang ingin terlihat kaya, hanya terlihat, karena nyatanya mereka biasa saja. Kenapa mereka ingin terlihat kaya? Kenapa banyak orang yang seperti itu?
Mungkin banyak orang kaya selain keluargaku yang memamerkan kekayaan dengan tujuan memotivasi orang-orang miskin, 'memamerkan kekayaan' dalam artian mereka memang orang yang berada. Tetapi keluargaku tidak seperti itu, keluargaku lebih tertutup tetapi bukan berarti tidak ada maksud untuk tidak memotivasi orang-orang miskin. Karena, kenapa harus terus menerus diperlihatkan jika mereka memang sudah tau kalau keluargaku kaya?
Dari kecil aku terbiasa hidup mewah dan terbawa sampai dewasa. Sepertinya aku tak pernah memegang barang-barang kw, mungkin kalau melihat pernah.
Kebiasaan ini terus berlanjut hingga aku dewasa, sekarang sedang kuliah S2 semester akhir yang sedang mengerjakan tesis.
Dari kecil aku belum pernah menghasilkan uang dengan tenagaku, orang tua ku melarang aku bekerja karena buat apa? Katanya aku harus bersyukur, banyak orang diluar sana masih kecil harus bekerja karena terpaksa, terpaksa membantu ekonomi keluarganya yang tidak mencukupi. Sedangkan aku tinggal menikmati dan memanfaatkannya untuk belajar tanpa memikirkan beban biaya.
Sebenarnya aku ingin sekali berpengalaman bekerja yang sesungguhnya, bukan sekedar magang di kantor Ayahku waktu aku masih mahasiswa S1.
Di kampus, mahasiswa S2 menjadi minoritas dan tak jarang aku dianggap sebagai dosen oleh mahasiswa baru, apa penampilanku seperti seorang dosen? Mungkin karena aku suka memakai kemeja saat ke kampus dan terkesan seperti dosen.
Di kampus banyak sekali mahasiswi yang caper padaku apalagi mereka yang sudah mengetahui aku yang berasal dari keluarga siapa. Banyak mahasiswi yang menyatakan perasaannya baik itu sekedar suka,kagum dan jatuh cinta? Ada yang secara terang-terangan bilang padaku langsung, ada juga yang lewat DM.
Sebenarnya aku bukan tipe orang yang cuek kepada perempuan, karena nyatanya aku masih respect pada saudara-saudara perempuanku apalagi kakakku.
Aku bukannya tidak mau mempunyai teman, hanya saja dari kecil aku bukan tipe anak yang dibebaskan bermain kesana-sini dan bermain dengan siapa saja.
Teman dari kecilku hanya saudara-saudaraku. Seperti Drake anak paman John, Smith anak bibi Rose. Hanya mereka berdua yang diperbolehkan berteman denganku.
Saat masih remaja aku pernah bertanya pada orang tuaku "Kenapa aku tidak diperbolehkan bermain selain dengan Smith dan Drake?" dan jawaban orang tuaku cukup membuatku mengerti, "Karena kami tidak mau kamu terpengaruh dengan pergaulan luar yang sangat bahaya, mempunyai sedikit teman tidaklah buruk."
Setelah dewasa aku berfikir apakah aku kehilangan masa kecilku? Disaat masa kecil orang lain bermain dengan banyak teman, berkenalan dengan teman lainnya sedangkan aku hanya mengenal Smith dan Drake, apa kehidupanku sangat monoton? Karena dari kecil aku belum menemukan sesuatu yang baru selain ilmu yang aku dapatkan di bangku sekolah sampai kuliah.
Tentang cerita cintaku, aku belum merasakan apa itu jatuh cinta. Aku normal. Aku menyukai wanita tapi tidak sekarang, aku belum menemukan tempat berlabuh.
Atau mungkin juga naluriku yang kuat karena aku akan bernasib seperti kakakku? Menikah karena dijodohkan dengan anak seorang pengusaha yang akan bekerja sama dengan perusahaan Ayahku.
Ini lah yang tidak dirasakan orang-orang miskin. Mereka melihat hanya dari satu sudut pandang, padahal kehidupan orang kaya tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang mereka fikirkan.
Orang miskin mana bisa merasakan dijodohkan karena bisnis.
Mereka bisa memilih pasangan hidupnya sesuka hati tanpa aturan dari orang tua nya diluar dari takdir Tuhan.
Sampai cita-cita pun aku tidak bisa memilih. Mau tidak mau aku harus meneruskan perusahaan Ayahku, mungkin ini alasan Ayah kenapa aku dididik, diperkenalkan menjadi seorang seperti Ayah karena aku adalah ahli waris dari keluarga Yasir.
Aku pria berumur 24 tahun, apakah aneh dengan umurku yang sekarang aku belum merasakan jatuh cinta? Ya benar. Terkadang jika aku sedang sendiri atau khususnya sebelum tidur aku ingin merasakan dicintai dan mencintai selain dari keluarga. Rasa cinta antara pria dan wanita.
Sebenarnya aku tidak mau dijodohkan, aku ingin melakukan kehidupanku tanpa banyak aturan. Cukup masa kecil dan remaja ku yang penuh aturan. Sekarang aku sudah dewasa, aku ingin melakukan apa yang ku mau bukan apa yang diperintahkan.
Hayo laah.. aku sudah dewasa, aku sudah selayaknya memilih jalan hidupku sendiri tanpa aturan, Aturan keluarga yang sudah membuatku muak tapi sialnya aku selalu mematuhinya.
Ketika orang lain dengan gampang dan santainya melanggar aturan keluarga tapi itu tidak mudah bagiku. Karena jelas saja keluargaku dengan keluarga orang-orang diluar sana sangat jauh berbeda, Kalian bisa lihat sendiri.
Menjadi anak dari orang yang bergelimang harta terkadang dituntut untuk selalu rendah hati, padahal semiskin apapun orang, rendah hati itu tetap harus. Hidup selucu itu.
Ah sekarang bukan waktunya aku berfikir tentang mereka, aku harus terfokus pada tesis ku karena dalam waktu dekat ini aku akan sidang.
Tetapi aku tak begitu gugup karena sudah mengalaminya waktu sidang skripsi, untuk urusan seperti ini aku tak perlu terlalu mengkhawatirkannya.
Aku akan bercerita sedikit tentang hobiku. Hobi yang hanya aku yang tahu. Sengaja aku tak mengumbarnya karena pasti keluargaku tak akan menyukai.
Hobiku adalah bernyanyi, kenapa keluargaku tak akan menyukainya? karena bernyanyi takutnya aku akan menyampingkan urusan aku tentang masa depan menjadi penerus bisnis. Aneh kan? Aku juga tak mengerti.
Mungkin ini adalah aturan yang tak tertulis yang berani ku langgar, aku sering bernyanyi di kamarku.
Dengan mengunci pintu dan menutup semua jendela.
Untung saja kamarku besar, jadi jika bernyayi berteriak pun tak akan terdengar keluar kamar.
Untuk CCTV tentunya tak akan pernah ada dalam kamar. Walaupun suatu saat Ayah meminta untuk dipasang aku akan menolaknya. Apa-apaan?
Lagu favorit ku adalah lagu Love yourself dari Justin Bieber. Aku menyukainya sejak lagu itu rilis.
Tak hanya itu, banyak juga lagu yang aku suka darinya. Dari penyanyi lain juga aku suka seperti Shape Of You, Perfect, Thinking Out Loud dari Ed Sheeran, Closer dari The Chainsmoker, dan ini sangat rahasia aku sebenarnya suka lagu K-pop seperti Blackpink, BTS dll.
Bernyanyi menggunakan bahasa asing selain Inggris menjadi tantangan tersendiri bagiku.