Chereads / Love in the EARTH / Chapter 30 - 18 - Pergi Sebentar 1

Chapter 30 - 18 - Pergi Sebentar 1

"Nah, ponselmu, terima kasih," Joon menyodorkan ponsel yang dikembalikannya itu ke samping mangkuk ramen Manho. Dia tahu Manho pasti ada di mini market seberang kampus ini setelah kuliah berakhir.

Joon bersedekap menunggui ramennya matang, dengan putus asa. Dia terpikir soal Jinhee. Haruskah dia minta maaf? Tapi minta maaf atas apa? Dia harus tahu dulu kesalahannya. Joon menolak saat ditawari sosis oleh Manho. Dia hampir tak selera makan.

"Manho-ya," Joon akan bertanya pada Manho, tapi ... "Tidak ah."

"Apa sih, Sunbae?" Manho jadi penasaran. Dia menelan sosis yang baru saja melompat ke dalam mulutnya lalu mendorong sosis itu dengan jus jeruk sambil memukul-mukul dadanya. Joon geleng-geleng kepala untuk itu.

Sudah saatnya ramen Manho disantap. Dia mulai mengaduk-aduk ramen itu dengan sepasang sumpit kayu yang dia pisahkan dengan tidak sempurna.

Meski ramen Joon juga sudah saatnya untuk disantap, Joon belum menyentuhnya sedikit pun. Dia bingung tentang Jinhee. Ini adalah pertama kalinya mereka bertengkar. Kalau begini, bagaimana mereka akan tidur? Apa lagi malam ini Joon libur dari menjaga mini market. Kalau sama-sama ada di kamar kos ...

"Kenapa sih, Sunbae?" Manho cukup tahu bahwa Joon sedang memikirkan sesuatu.

"Manho-ya," Joon benar-benar akan bertanya pada Manho. Dia membuat pemisalan, "Misalnya kau membuat kue untuk dirimu sendiri tapi kue itu ternyata tidak sesuai dengan seleramu dan kau akan membuangnya, tapi—" Joon bingung dengan kelanjutan pemisalannya sendiri.

"Tapi?" Manho menunggu.

"Apakah kue itu boleh kumakan?" Joon menemukan kelanjutan yang cukup tepat. Dia menunggu jawaban Manho.

Manho mengulang runtutan cerita Joon beberapa kali, dan jawabannya adalah, "Kalau Sunbae mau sih, silakan saja. Toh kue itu tidak sesuai dengan seleraku, kan?"

"Tapi kau ingin sekali membuangnya. Bolehkah aku memaksamu untuk memberikan kue itu padaku?" Joon mengarahkan pemisalan itu dengan sangat baik.

Manho mengerutkan dahi. Menurutnya, "Boleh saja kalau kue itu memang belum dibuang. Tidak ada alasan bagiku untuk membuangnya kalau ada orang lain yang ingin memakannya, kan? Kue itu kan dibuat untuk dimakan. Daripada dibuang, akan lebih baik jika diberikan pada orang lain yang menginginkannya. Benar?"

Benar juga, pikir Joon. Dia mengangguk-angguk.

Manho mulai menyeruput ramennya.

Joon punya satu pertanyaan lagi, "Tapi apakah aku tidak punya pilihan selain meminta kue itu darimu? Aku bisa saja membiarkanmu membuangnya, kan?"

Selagi otaknya berpikir, gigi-gigi Manho tetap aktif mengunyah ramen. "Yah, bisa saja kalau Sunbae memang tidak menginginkannya," pikir Manho, sederhana.

Oh, jadi itu tergantung pada keinginan ya? Joon mengerti, tapi ... "Lalu bagaimana dengan kuenya? Apakah kau tidak merasa kasihan pada kue itu?"

"Ey, itu kan hanya kue, dan aku yang membuatnya. Kenapa harus kasihan?"

Joon sangat setuju dengan pendapat Manho barusan, tapi ternyata Manho belum menyelesaikan pendapatnya. Katanya, "Tapi sebenarnya sih sayang juga kalau dibuang. Kalau aku benar-benar bisa membuat kue sendiri, bagaimanapun hasilnya akan tetap kumakan. Aku kan sudah susah payah membuatnya. Dan kalau tidak bisa kumakan sendiri, akan kupaksa orang lain untuk memakannya. Hohoho." Karena ini, pikiran Joon menjadi semakin rumit. Dia mendesah cukup panjang.

TILILILIT, ponsel Joon bersuara. Joon dapat telepon dari ibunya. Dia segera mengangkatnya, "Ya, Eomma?"

"Joon-ah, Harabeoji ..." suaranya terdengar panik.

"Harabeoji? Ada apa dengan Harabeoji?" Joon ingin tahu. Dia semakin penasaran ketika sadar ada suara ambulans dari balik telepon itu.

"Tadi terpeleset di teras dan sekarang kami menuju rumah sakit di kota. Kau bisa membantu kami, kan? Ayahmu masih harus mengurus peternakan." Ibu Joon terdengar seperti sedang menangis.

"Oh, iya, baik, Eomma. Aku akan segera ke rumah sakit sekarang. Rumah sakit mana?" dengan isyarat, Joon permisi pergi meninggalkan Manho di mini market ini. Dia pun menghilang dengan sangat cepat dari pandangan Manho.

Ramen Joon belum tersentuh. Manho meliriknya dan menerkamnya dengan segera. Dia senang dapat tambahan makanan malam ini. Semoga siapa pun keluarga Joon-i Sunbae yang masuk rumah sakit itu cepat sembuh, Manho berdoa untuknya.