Setelah selesai mandi dan berpakaian, Seola menatap dirinya di cermin. Dia memandangi sepasang mata birunya dan teringat pada masa kecilnya yang berat akibat penampilannya ini.
Saat dituntun kiri-kanan oleh ayah dan ibunya, dia sering mendengar, "Itu anak angkat ya? Kenapa memilih bayi asing? Di sini pun masih banyak bayi yang terlantar." Lalu ketika ayah dan ibunya menjelaskan pada semua orang bahwa Seola bukan bayi asing, dia mendengar ini, "Oh, berarti dia bayi cacat. Ih, jelek sekali." Meski saat itu dia belum mengerti bahwa itu adalah ucapan jahat, dia bisa merasakan kejahatan di dalamnya.
Saat Seola mulai memasuki TK, teman-teman dan ibu dari teman-temannya selalu memandangi dirinya dengan tatapan yang tidak mengenakan. Tatapan itu bicara, 'ih, anak cacat.', 'anak malaikat?', 'malaikat apa? dia itu anak setan. Lihat kulitnya yang pucat itu, pasti Dewa telah mengutuknya.', dan sebagainya.
Suatu hari, Seola bertanya pada ibunya, "Eomma, benarkah aku anak angkat? Atau aku dikutuk? Kenapa orang-orang memandangiku begitu dan berbisik-bisik di belakangku?"
Ibu Seola berkata, "Tidak, kau adalah anak kami, Seola. Jung Seola, putri kesayangan ayah dan ibu. Kau tidak dikutuk. Kau ... istimewa. Alasan mereka selalu memandangimu dan berbisik-bisik di belakangmu itu adalah karena kau cantik. SANGAT cantik." Tapi ucapan itu tidak dipercaya Seola untuk waktu yang lama.
Di sekolah dasar dia diejek, ditertawakan, dijauhi, bahkan dijambak dan dilempari benda-benda. Kata mereka, lebih baik badan Seola juga berwarna biru supaya cocok dengan warna matanya. Kata mereka, mereka ingin tahu Seola bisa berdarah atau tidak. Itu lebih dari keterlaluan, dan akhirnya Seola membuat suatu keputusan besar. Dia akan menyembunyikan dirinya yang selalu menjadi sorotan ini.
Rambut pirang Seola dicat hitam, setidaknya satu kali dalam seminggu agar tidak ada warna pirang yang tertangkap mata. Seola mulai menggunakan lensa sejak sebelum lulus sekolah dasar, dan sebelum masuk SMP, dia mengubah warna kulitnya menjadi sedikit lebih gelap dengan operasi. Dan jadilah Seola menjadi seperti sekarang ini.
Dia bergumam, masih sambil memandangi dirinya di cermin, "Kuharap Jinhee tidak mengalami itu."