Seola berjingkrak senang di tanjakan menuju indekos Joon. Dia membawa kotak makanan yang cukup besar, berisi masakannya, dan dia akan membaginya kepada Joon. Dan mungkin mereka akan pergi berkencan? Membayangkannya saja pun Seola sudah sangat berdebar-debar. Dia akan menaiki tangga yang mengarah langsung pada pintu kamar kos Joon, tapi—
Joon keluar. Seola buru-buru mundur menjauh dari tangga dan mendongak mengintip kegiatan Joon. Dia akan menunggu Joon turun, dan DUAR, membuat kejutan tentang kemunculan dirinya untuknya.
Joon mulai menuruni tangga. Seola terlalu berdebar-debar untuk mendengarkan suara langkah kaki atau ocehan tidak penting Joon. Begitu kaki Joon mulai terlihat olehnya, Seola mulai memasang kuda-kuda, tapi malah dirinya yang dikejutkan oleh kemunculan Jinhee yang menuruni tangga pula di belakang Joon. Artinya—Jinhee dan Joon—
"SUNBAE!!!" Seola berteriak dari tempat persembunyiannya, mengabaikan etika orang cantik.
Joon terperanjat KAGET sekali. Dia dan Jinhee menoleh ke arah belakang dan mendapati Seola keluar dari balik dinding. "Seola? Sedang apa kau di sini?" Joon heran.
"Sunbae sendiri? Sedang apa di sini?" Seola tak memikirkan ucapannya ini. Tentu saja Joon semakin heran dibuatnya. Joon menjawab, "Aku tinggal di sini," dan Seola jadi gelagapan seketika. Dia akan memperbaiki kalimatnya. Katanya, "Maksudku, kenapa dia ada di sini juga?" Seola menunjuk Jinhee.
Jinhee tak merasa melakukan kesalahan apa pun. Dia hendak melemparkan tunjukan itu ke arah lain, tapi ke mana? Jinhee menoleh tak karuan.
Joon menurunkan tunjukan Seola itu. "Dia tinggal di sini juga," jawab Joon, polos.
Seola seolah akan terbakar mata dan pipinya saat mendengar jawaban itu. Kotak makanan yang dibawanya jatuh ke pijakan semen. Dengan berapi-api, dia protes, "Kenapa? Kenapa dia tinggal di sini juga? Memangnya dia tidak punya rumah? Di sekitar sini ada hotel, penginapan, dan sauna pun ada kalau mau tempat yang murah." Mata Seola mengarah pada pakaian Jinhee yang seingatnya sama dengan yang dipakai pada hari itu, saat mereka pertama kali bertemu di kampus. Seola langsung mengira Jinhee itu orang tidak mampu dan sebagainya.
"Hentikan tatapan menghinamu itu," ucap Joon, tegas. Dia sangat TIDAK SUKA sifat Seola yang ini, meremehkan orang lain. Dia menjelaskan, "Jinhee tidak seperti yang kau pikirkan. Dia jauh, jauh, JAUH lebih luar biasa dari segala hal yang bisa kau bayangkan."
Bibir Seola beringsut. "Memangnya apa yang kupikirkan?" katanya, gengsi.
"Sudah ya? Aku sibuk. Aku mau pergi kencan dengan ali—orang ini." Lalu Joon menangkap mantap lengan Jinhee yang menganggur, dan—
"Sebentar," Seola menghentikannya. Ada yang salah menurut Seola. Dia akan menuturkan logikanya itu, "Kencan? Bukankah dia adalah sepupu Sunbae? Kenapa kencan?"
Untuk sekejap, Joon gelagapan, tapi dia langsung punya ide bagus untuk menjawab keanehan Seola itu. Joon mengangkat dagunya tinggi-tinggi saat bicara, "Memangnya kenapa? Kata siapa sepupu tidak boleh berkencan? Kakak dan adik, ayah dan anak perempuannya, dan ibu dan anak laki-lakinya pun bisa saja berkencan, kan? Kau sendiri pasti juga pernah berkencan dengan sepupumu yang 'profesor' itu, kan?"
Seola berpikir cukup lama untuk ini. Dia mengingat-ingat, pernahkah dia berkencan dengan Jung Jisub? Kapan? Ke mana? Berapa kali? Seola tidak bisa mengingatnya. Saking panjangnya proses berpikirnya ini, dia jadi kehilangan momen menghentikan Joon dan Jinhee yang kini sudah berada cukup jauh darinya. Seola pun bertekad untuk mengikuti mereka seharian ini. Apa saja sih yang dilakukan dalam kencan saudara sepupu ini?