Chereads / Love in the EARTH / Chapter 11 - 08 - Petunjuk Baru 2

Chapter 11 - 08 - Petunjuk Baru 2

Jinhee diantar kembali ke bangunan tua oleh Joon. Tentu saja setelah mereka menyelesaikan urusan dengan mini market yang kehilangan jus jeruknya kemarin malam. Joon berpesan, "Sampai kelasku selesai nanti, kau tetap di sini saja ya? Aku akan menjemputmu."

Jinhee mengangguk. Lalu dia bertanya, 'Kenapa tadi kau bilang kau yang mengambil jus jeruk itu? Bukankah aku yang mengambilnya?' Jinhee membicarakan urusan mini market yang baru saja mereka selesaikan. Joon menjelaskan pada penjaga toko, bahwa kemarin malam dia mengambil dua botol jus jeruk tapi botol yang satunya tidak masuk ke dalam hitungan.

Joon menjawab, "Kalau aku bilang kaulah yang mengambilnya dengan teleportasi, bisa-bisa aku dianggap gila oleh orang tadi. Sudah ah, aku hampir terlambat masuk kelas nih. Kau jangan ke mana-mana ya?"

'Ya,' kata Jinhee.

"Dan kau HARUS belajar bicara. Selama aku di kelas, kau berlatihlah. Aku akan memeriksa hasil latihanmu nanti. Dah!" Joon berjalan semakin menjauh dari Jinhee. Dia melambaikan tangan sambil berjingkrak, lalu menghilang dari pandangan Jinhee.

Jinhee mendesah. Belajar bicara? Latihan? Bagaimana caranya? Lalu Jinhee menggerak-gerakan bibirnya, meniru beberapa gerak bibir yang dia ingat. Tapi karena rasanya itu konyol, dia geleng-geleng kepala dan menyudahinya. Jinhee melangkah memasuki bangunan tua untuk memeriksa mesin kapsul terbangnya, tapi ...

"Kau kembali?" ucap suara yang berat dari balik bangunan tua.

Jinhee melirik ke arah datangnya suara itu, menunggu kemunculan pemiliknya.

Orang itu muncul. Dia pria, tingginya sekitar 180 cm, tegap, cukup langsing, pakaiannya rapi, celana, kemeja, dan jas putih sepanjang lutut, dan ... pupil matanya bergerak melebar—seolah awalnya berbentuk oval vertikal dan kini berubah menjadi bulat. Orang itu menghampiri Jinhee.

Jinhee terdiam beku. Dia bisa merasakan gelombang kuat yang tak biasa darinya. Apa ini? Apakah gelombang semacam ini benar-benar bisa datang dari manusia? Dia siapa? Kenapa mendekatiku dengan cara yang—cara yang—seolah—

"Kenapa? Kau tidak mengenalku?" katanya, dengan seram.

Jinhee bergerak mundur.

"Kau benar-benar tidak mengenaliku? Wah, itu sungguh suatu pujian." Dia membuka kedua lengannya lebar-lebar, pertanda bangga.

Jinhee mulai merasakan takut.

"Yah, sepertinya aku telah sangat sukses berevolusi." Lalu dia mendekatkan wajahnya dengan wajah Jinhee, dan mengubah pupil matanya menjadi oval, menatap Jinhee DENGAN amat tajam dan berkata, "L2, kau sudah besar ya?"

Jinhee terduduk kaku di lantai sempit bangunan tua ini. Dia meronta, berusaha lari dari makhluk aneh yang pastinya bukan manusia ini. Tapi Jinhee tak bisa melepaskan diri.

BAM, hentakan kaki makhluk aneh itu membuat gelombang dengung yang amat besar di otak Jinhee. Dia puas melihat kepusingan Jinhee dan berkata, "Kenapa? Sudah tumbuh sebesar ini pun, kau masih takut padaku, hah? Luar biasa. Lalu untuk apa kau datang lagi ke sini kalau bukan untuk balas dendam, hah?" Ada tawa di sela-sela ucapannya ini.

Jinhee bergerak mundur, dan bertanya, 'Kau siapa? Kau siapa? Kau mengenalku?'

"Apa ini? Kau tidak bisa bicara? Padahal dulu kau selalu berteriak KERAS SEKALI setiap kali melihatku. Apakah karena selama seratus tahun ini kau tinggal di luar Bumi jadi kau lupa bagaimana caranya bicara? Hah? Begitu ya? Auh, hohoho, aku sungguh tidak percaya ini. Sepertinya kau bukan lawan yang pantas untukku. Oy, L2, ini aku, Leon. Namaqus Leon."

Alis kanan Jinhee terangkat seketika.