"Na,"
"Hmmm"
"Gw mau nanya"
"Ya tinggal nanya" jawab hanna ketus
Ray bingung dengan sikap sahabatnya hari ini kenapa hanna seperti ini padanya
"Lo kenapa na?"
"Lo mau nanya apa tadi" kini hanna menatap ray dengan tatapan dinginnya
"Oh.. em itu..semalem lo bilang apa sma nyokap gw"
"Gw bilang lo jalan sama cowo. iyakan lo jalan sama hikmal" hanna menatap ray dengan senyuman smirk nya
Ah ya kini Ray mengerti dengan sikap hanna yang seperti itu,hanna pasti berfikir buruk tentang ray dan hikmal mengingat hanna sangat menyukai hikmal,ini membuat ray tidak enak hati jadinya
"Iya gw emang jalan sama hikmal tapi lo jangan salah paham na gw juga gatau kenapa hikmal selalu ajak gw,"
"Lagian klo hikmal ngajak gw, gw juga selalu ngajak lo kan,tapi lo selalu nolak" lanjut ray panjang lebar,hanna kembali nge smirk dan menatap ray tidak suka
"Kalian ada hubungan kan" introgasi hanna
"Astaga ga ada na sama sekali ga ada"
"Jujur sma gw lo suka kan sama hikmal"
"E-e engga na"
"Ok kalo gitu" hanna beranjak dari kursinya dan keluar meninggalkan kelas,adel dan ara yang melihat dan mendengar kejadian itu hanya menyimak diam tak berani melerai.
.....
Lelaki berseragam lengan panjang yang digulung hingga ke siku itu nampak sibuk di ruang osis dengan kertas2 yang menumpuk.Kertas2 itu adalah bahan proker nanti,
Kemudian pikirannya mengingat kembali kejadian2 yang sudah dilewati nya bersama rayna, hikmal gagal fokus sekarang, ia merasa aneh dengan perasaanya
Satu sisi hikmal sangat tidak ingin ada perempuan lain di hidupnya selain icha,tapi setelah bertemu rayna, hikmal harus berfikir 2 kali tentang ini,ia sangat nyaman berada di dekat rayna,jantungnya selalu berdegup tak karuan
Senyum manis ray ditambah lesung pipi yang membentuk saat Ray tersenyum. Ray memiliki mata yang cukup besar,tapi jika tertawa mata itu akan berubah menjadi sipit,dan bagi siapa saja yang melihat akan terpesona
"Heh ngelamun aja lo" tepuk seseorang yang membuat hikmal langsung tersadar dan menatap datar laki2 itu
"Ngelamunin cewe ya lo" kata rifki teman seorganisasi sekaligus teman sekelasnya itu
"Sotoy lu"
"Oiya, gw kemaren liat lo sama cewe di toko buku,siapa tuh?pacar?gebetan?" Tuntut rifki yang terus bertanya kepada hikmal
"Ngapain lo disana" tanya hikmal dengan datar
"Bangun rumah, ya beli buku lah bro gimna si" rifki meminum minuman kaleng yang ada dihadapannya,
Tenang cuman soft drink kok gaes
"Ohhh"
"Jadi tu cewe siapa? Kayanya gw pernah liat dia" hikmal menoleh kepada rifki dan dilihatnya rifki yang tengah berfikir
"Oh anaknya bu mimin ya" rifki menjentikan jarinya,sedangkan hikmal yang mendengar itu menahan tawanya dan memukul rifki menggunakan gulungan kertas
"Ngaco lo sok kenal sih. Intinya dia bukan siapa2,cuman nemenin gw beli buku aja" jelas hikmal,rifki hanya tercengir dan menganggukkan kepalanya
Jadi bu mimin itu penjual bakso yang ada dikantin sekolah:)
Saat sedang bercanda,hp hikmal bergetar cukup lama pertanda ada seseorang yang menelponnya
Drrrt..dddrrtt dddrrtt
Ichaa* tertera nama gadis yang disayanginya itu saat ponselnya bergetar, hikmal langsung mengangkatnya
"Hallo"
"Hallo,kya! Ikmal kenapa lama banget jawabnya" nadanya terdengar marah disebrang telpon sana
"Hehe ya maaf tadi lagi ngobrol,hey gimna kabarnya?"
"ngeselin,icha baik2 aja kok,ikmal disana gimna?
"Gw baik2 aja cha,cepet pulang ya gw kangen" tawa hikmal di akhir kalimat nya
"Loh katanya ikmal yang mau nyusul icha kesini gimana si" gadis itu kembali kesal
"gw blm tau cha,tapi ya diusahain supaya nyusul lo kesana,Lo harus jaga diri baik2 inget kata2 gw" lanjut hikmal
"Iyaiyaaa tenang aja icha bisa jaga diri sendiri"
"Yaudah klo gtu nnti gw vidcall klo udah nyampe rumah. bye ichaa"
"Byee juga ikmaaal mwah"
Sambungan pun terputus
"Siapa?" Tanya rifki yang sedari tadi memperhatikan dan menguping hikmal yang sedang menelfon
"Pacar" jawab hikmal singkat
"Lah? Punya pacar? Sekolah mana?"
"Dia jauh di amerika"
"Trus lo mau nyusul kesana?,tadi gw denger"jawabnya
Hikmal langsung menatap rifki dengan tajam kenapa teman nya ini menguping dirinya saat menelfon itu tidak sopan.pikir hikmal,
"Lo nguping?"
"Gimana ga nguping. orang telponan nya aja depan gw"
"Bener juga kata Lo" hikmal kembali menaruh hp nya di tas
Perasaan hikmal makin tak karuan, percakapannya dengan icha tadi membuatnya semakin rindu akan kehadiran sosok pacarnya yang kini tinggal jauh di amerika, tapi hati nya juga berontak tentang bagaimana perasaan dia kepada ray, hikmal sangat bingung,.
Hanya satu pilihan hikmal, dia lebih memilih menjauhi Ray,menurutnya icha sudah cukup baginya,lagipula perasaannya kepada rayna itu cuman lewat semata
Hikmal yakin bahwa perasaannya akan hilang jika ia tidak bertemu dengan rayna lagi,mungkin hikmal merasa nyaman dengan rayna slama ini karna hikmal sudah lama tidak bertemu icha dan menjadikan hikmal ingin mencari suasana baru dan pelampiasan.
....
Hanna berada dikantin sendirian,dia sedang membeli minuman untuk menyejukan hati dan pikirannya karena sedang unmood,namun tiba2 zidan duduk dihadapan hanna dan tersenyum kepadanya
"Hai" sapa zidan,namun hanna hanya terdiam dan memutar bola matanya malas
"Kok chat gw ga lo bales?" Tanya zidan
"Males" jawab hanna sambil meminum minumannya
Jadi mereka itu akhir2 ini sering chttan tapi hanna sangat acuh terhadap chat dri zidan.
"Kok muka lo kusut gtu? Kenapa?" Tanya zidan penasaran
"Bukan urusan lo ya kak"
"Dih galak banget pdhal kan gw cuman nanya"
"Tapi lo tetep cantik" kini zidan menopang wajahnya menggunakan kedua tangan nya yang ditempelkan di dagunya sambil tersenyum-senyum
"Apaan si mau gw colok mata lo tuh?" Jawab hanna yang langsung memperagakan jarinya siap mencolok mata laki2 yg ada hadapannya, sebenarnya hanna tersipu malu karna ucapan kakel nya itu,tapi dia harus jaga image nya
"Wah santai dong cantik,jangan marah2 gtu" goda zidan makin menjadi
"Ih apaan si ngeselin lo-" ucapan hana terpotong karna tiba2 ada sesosok perempuan dengan make up tebal dan baju seragam yang ketat kini duduk disebelah zidan dan menggandeng lengan zidan manja
Terlihat ekspresi zidan yang sedikit agak risih padahal gadis itu pacarnya.
Hanna kaget dengan kehadiran gadis yang kini menatap nya tajam,hanna tak mau kalah ia pun kembali menatap tajam perempuan aneh di depannya ini
"Sayang kamu ngapain disini,,sama dia lagi, dia siapa" tanyanya dengan nada manja,membuat hanna yang mendengarnya ingin muntah tepat di depan wajah perempuan itu
"Ck, reva apasi malu diliatin, jangan gini" ucap zidan sambil berusaha melepas tangan reva dari lengannya namun pegangan itu semakin kuat
Masih inget reva?? Yang waktu itu nabrak rayna trus nendang kakinya rayna. Inget dong ya
"Gamau ih.jawab dulu dia siapa. Atau....." Reva kini menatap hanna curiga dan tajam
"Heh lo jangan kegatelan sama pacar gw! Hah, ade kelas jaman sekarang emang gatau diri semua" ucap reva sinis kepada hanna
Mendengar itu hanna semakin unmood dan marah, seharusnya ia mendapat mood booster bukan gangguan yang membuat mood nya semakin hancur seperti ini
"Gw gapernah kegatelan sma pacar lo ini! Dia nya aja Yang kegatelan deketin gw!" Balas hanna dengan menggebrak meja kantin dan pergi meninggalkan kantin
"Drama drama, hidup kok penuh drama" ucap seseorang yang tengah memperhatikan mereka sedari tadi
.....
Ddrrrttt..ddrrrtt
"Woy Ray,hp lu geter terus tuh dari tadi" Adel menyenggol lengan Ray yang sedang melamun
Karna Ray sedang tidak fokus,ia tidak melihat siapa yang menelponnya. Ray langsung mengangkat dam membiarkan orang disebrang sana berbicara terlebih dahulu
"Halo,Raynaa akhirnya kamu angkat telpon saya"
"Ini s-...." Ray langsung membelalakkan matanya terkejut setelah sadar suara siapa disebrang sana,Ray melihat nama si pemanggil dan itu pelatih renangnya,coach Rio
"Halo..Raynaa..halo"
Ray langsung mematikan sambungan telponnya,ia pun mematikan ponselnya supaya tidak ada lagi yang menelponnya,kemudian Ray pun teringat akan suatu hal.