Chereads / KEHIDUPAN KU RUMIT / Chapter 15 - RUMIT 14

Chapter 15 - RUMIT 14

Rayna terus berjalan ditepi trotoar, jalan menuju tempat kerjanya. Sambil memakai earphone nya ray tidak memperhatikan sekitar. ia terlalu sibuk berfikir tentang lamaran wijaya kepada mama nya, ray juga berfikir tentang adik2nya, selama ada wijaya hadir dalam ruang lingkup keluarganya, kedua adiknya itu sangat dekat dengan wijaya,

Selain kepada adik-adiknya,wijaya juga sering bertanya dan memperhatikan rayna, bukannya risih atau apa ray hanya belum terbiasa dengan kehadiran sosok calon ayah barunya,pemikiran dan bayangan ray terlalu panjang sehingga ia menemukan titik temu yang tidak bisa dihindari, mama nya akan tetap menikah lagi biarpun rayna tidak memberi restu.

Karna tak sadar, Ray sampai melewati toko kue tempatnya bekerja,saat ia tersadar ray menepuk jidatnya dan segera memutar balik sambil berlari,ray masuk dengan terburu-buru dan langsung menuju ruang belakang untuk mengganti pakaiannya,mba siti yang melihat hanya menggelengkan kepalanya.

"Ada-ada aja tu anak" geleng mba Siti

Di lain tempat hikmal dan kevin asyik bermain game di handphone masing2 keduanya melakukan audio record padahal mereka bersebelahan,

"terus mal elah terus tembak.gw maju duluan nih ke depan"

"ah lu mah curang masa gw ditinggal sih,bantuin dong"

Sempat hening sebentar kevin pun mulai berbicara.

"eh mal gw kemaren udah di ajak kerumah calon mama baru loh" sambil tetap bermain tapi nada kevin terdengar serius

" bagus lah. Trus gimna disana? Gmna calon ibu tiri lo itu? Dia galak ga?trus dia punya anak?" hikmal terus bertanya sambil tetap bermain game

"paan si lo.biasa aja kok orangnya, trus soal anak, beliau itu punya 3 anak, nah yang paling besar itu kayanya seumuran sama lo deh mal,kalo yang 2 lagi masih kecil2 gtu,ga kebayang si gw langsung bakalan punya ade 3" kevin tersenyum di akhir kalimat.

"masa iya?yakin lo, tuh yang paling gede masih sekolah? Ntar sekalinya lebih tua dari lo lagi hahaha" hikmal tertawa mengejek ke kevin, kevin langsung berhenti memainkan ponselnya dan menatap hikmal kesal.

"dih orang mukanya aja masih anak SMA gtu. Ga kaya lo. masih SMA tapi muka kek om2 pedo" ejek kevin tak mau kalah dan lanjut bermain game

"sembarangan banget lo kalo ngomong kunyuk." Hikmal memukul bagian belakang kepala kevin, padahal kevin lebih tua dari hikmal,tapi keduanya sudah bersahabat sejak kecil,jadi mereka sudah menganggap satu sama lain adalah sodara. Jadi rasa hormat kepada satu sama lain sudah tidak berlaku bagi mereka berdua.

"gini-gini gw ganteng,trus punya pacar lagi. Ga kaya lo jomblo akut" ejek hikmal lagi

"gw itu single bukan jomblo.sebenernya banyak aja yang mau tapi gw tolak semua" gaya kevin berbicara terlihat angkuh dan membuat hikmal bergaya mau muntah mendengarnya.

"preet..itu mah emng lo nya aja terlalu pilih2 eh ga laku lagi"

"heh lu ngajak ribut ya dritadi gw tahan nih" kevin menyimpan hp nya dan berdiri

"apa lo? Sini lo." Hikmal pun ikut berdiri, kevin langsung mendorong hikmal dan menindihnya. begitu juga hikmal,mereka melakukan gulat seperti anak kecil dan bukan pukul2an.

Di lain tempat lagi,di sebuah mall hanna duduk sendirian dan melamun menunggu pesanan minumannya siap,namun tiba2 seseorang ikut duduk mepet di samping hanna. Hanna menoleh dan mendapati zidan yang duduk sangat dekat dengannya,hanna kaget dan langsung bergeser namun zidan juga ikut bergeser,hanna melakukannya lagi dan zidan tetap mengikutinya.

Hanna geram ia sudah tidak sabar,bagaimana bisa zidan mengikuti hanna seperti ini. Apa sekarang stalker itu menunjukan wajah dan dengan cara terang-terangan seperti ini. Hanna bangkit dari duduknya dan bersiap memarahi zidan namun tiba2 zidan berkata,

"silahkan bu duduk ini masih kosong kok kursinya"

Seorang ibu yang sedang hamil besar sambil menenteng tas besar, terlihat lelah dan ingin duduk, begitu zidan berbicara ibu itu langsung duduk dan mengucapkan terimakasih. Hanna tertegun tidak percaya ia menelan kembali kata2 makian yang akan dikeluarkannya itu, dan merasa malu karna sudah berfikir bahwa zidan mengikutinya,

"loh ngapain lo berdiri gtu? Sini duduk aja.masih cukup kok" zidan menepuk kursi yang masih kosong tersebut,saat hanna akan duduk tiba-tiba kasir minuman itu memanggil namanya pertanda minuman yang dipesan sudah siap.

"Hanna" sapa seorang gadis cantik berwajah blesteran tersebut

"Arin?..waaaah" keduanya berpelukan

"Wah na lama banget ga ketemu deh,Kiara mana?"

Arin bertanya sambil melihat ke sekeliling Hanna

Namun yang ia dapati hanya seorang cowok tampan yang menatap nya juga tak lupa seorang ibu hamil,

"Rayna ada kok dirumahnya paling,hehe,gw sendiri aja,gimna? Masih jadi atlet Lo?"

"Oh gitu,,masih kok,cuman sekarang junior pada jago2 gw kalah deh,Kiara juga sejak vacum,rasanya sepi banget" Arin membuat raut wajah sedih dan tatapan sendu, Rayna,arin dan hanna memang bersahabat dari smp,kedua sahabatnya ikut training menjadi atlet,namun tidak dengan Hanna karna tidak ada ketertarikan

"Eh na itu siapa? Pacar Lo ya," Arin tersenyum menggoda

"Iya gw pacarnya" Zidan langsung maju dan menjawab,hanna yang mendengar itu langsung tersentak kaget

"Hah? Bu-bukan bukan"

"Waah,,dih Lo ga ngaku lagi na"

"Dia masih malu soalnya kita baru2 aja jadian" Zidan kembali menjawab,Hanna yang mendengar mau mati di tempat rasanya, bisa-bisanya Zidan berbicara frontal seperti itu

"Ohh gtu pantesaaan aja,,duh jadi ganggu nih gw..yaudah have fun date nya nanaa mwah,daaaah" Arin melambai dan pergi berlalu meninggalkan keduanya

"Heh Lo apa-apaan bilang gw pacar Lo, sembarangan"

"Santai dong, lagian kan bntar lagi jadi pacar gw"

"Dihhhh..PD banget Lo,gw mau sama Lo aja kaga,lagian lo itu kan udah punya pacar"

"Pacar?"

"Iyalah yg kemaren di kantin apaan coba"

"Itu reva, Lo jangan salah paham. Gw sama dia pacaran karna bahan kalah taruhan aja dri temen2 gw,klo gw menang gw juga ga akan pacaran sama Tante kek dia" ucap Zidan bergidik ngeri jika mengingat wajah menor Reva

"Taruhan? Waah gila, coba kalo si Reva tau yang sebenernya Lo bakalan di jejelin bedak kiloan nya dia tuh,tega banget si"

"Udah deh lagian cuman seminggu,dan ini udah 5 hari,jadi tinggal nunggu 2 hari lagi"

"Terserah Lo deh gw mau pulang"Hanna pun beralih membalikkan badannya dan mengambil minumannya lalu bergegas pergi meninggalkan zidan.

"eh lo kok cepet banget jalan nya?pegel nih kaki gw ngejarnya" zidan berbicara tepat disebelah hanna sudah pasti hanna kaget.

"heh lo ngapain? Ngikutin gw ya lo?"

" ga kok gw cuman emng lagi di mall ini,trus tadi liat lo duduk eh gw liat disebelahnya ada ibu-ibu hamil itu kayanya mau duduk tapi kursinya dimakan lo semua"

"sembarangan banget lo emang gw rayap apa pake makan kursi"

"lagian nih ya kenapa lo harus ribet2 ikut duduk segala?kan lo bisa aja nyuruh gw buat bagi tempat sama si ibu" lanjut hanna

"menurut lo kenapa?..ya nyari kesempatan dalam kesempitan lah" zidan pun mengacak rambut hanna dan tersenyum memperlihatkan lesung pipi nya.setelah itu zidan langsung berjalan lagi mendahului hanna yang masih terdiam bengong. Hanna memegang kepala nya,ia juga terpesona saat melihat senyum zidan,untungnya ia langsung tersadar.

"pengen gw musnahin aja rasanya" hanna berjalan dibelakang zidan,keduanya menuju parkiran,hanna bingung kenapa ia malah mengikuti zidan ke basement parkiran,ia seharusnya menuju pintu keluar untuk memesan taksi online,zidan yang menyadari bahwa hanna mengikutinya pun langsung bersmirk kecil.

"loh kenapa ngikutin gw?lo bawa motor juga?"

"hah? Ah ya itu gw..gw..gw gabawa motor seharusnya gw ga kesini"hanna merasa malu dan membalikan badannya lalu kembali berjalan menuju pintu keluar,

"ckck lucu banget si,bilang aja mau ikut gw" zidan tersenyum senang dan menuju tempat motornya di parkir.

Saat akan melewati pintu keluar mall,zidan melihat hanna sendirian sambil meminum minumannya,zidan berniat menghampiri hanna. Tepat didepan hanna zidan berhenti dan membuka kaca helm nya.hanna membelalakan matanya dan membuang muka,ia masih merasa malu atas kejadian tadi.

"woi..ayo naik lo mau ikut gw kan?"

"dih PD banget lo apaan gw lagi nunggu taksi juga"

"lah udah gausah boong,buktinya lo tadi ngikutin gw ke basement itu ngapain?"

"lah gw kan..gw..gw ga sengaja aja gtu ngikutin lo,udah si gtu doang"

"nah iya itu kode lo buat minta dianter pulang sama gw kan?,udh ayo naik"

"engga kak. Gw beneran gasengaja,lo duluan aja gw lagi nunggu taksi ju- Aaaaaa lepasinnnn lo mau culik gw ya tolongggg" hanna digendong ala bridal style dan di dudukan di jok belakang motor sport zidan,

zidan pun naik dan menjalankan motornya pelan,sepanjang jalan hanna hanya cemeberut tapi sebenarnya hati nya sangat gaduh disana detak jantungnya 2kali lebih cepat sekarang. Apa-apaan nih jantung gw deg-degan deket dia ewh"

Sepanjang jalan zidan terus bertanya arah rumah hanna dan mengajak ngobrol hanna,namun hanna tidak terlalu mendengar sampai percakapan mereka yang saling berteriak dan mendapat tatapan aneh dari pengendara lainnya.

"lo tadi abis beli apaan na?'

"HAH APAAN GW GA DENGER"

"lo abis beli apaan di mall tadi?"

"HAH? NYUMBANG AMAL? GW GA NYUMBANG APA-APA"

"BUSET, GW NANYA LO ABIS BELI APAAN" zidan menjawab dengan berteriak juga dan mulai tidak sabar menghadapi hanna

"ADUH GW TUH GA BELI BESI. LO KENAPA SIH UDAH DEH GAUSAH BANYAK NANYA GITU"

Dih cantik-cantik tapi budeg,untung gw suka gumam zidan dalam hati,tak lama akhirnya mereka sampai di depan pagar rumah hanna,kebetulan Santi bundanya hanna sedang duduk diluar sambil menyirami pot tanaman kecil nya.

"na,lo ternyata budeg ya. Gw nanya apa lo jawab apa" zidan berkata sambil menerima helm yang diberikan hanna

"dih sembarangan banget lo kak. Knalpot motor lu tuh berisik trus angin nya kenceng ya gw mana denger lah" elak hanna tak terima,padahal hanna memang jadi budeg dadakan jika diajak bicara di atas motor.

"alah bilang aja lo lagi cosplay jadi hj.bolot kan? yaudah gw pulang,sama sama" zidan langsung menjalankan motornya tanpa menunggu jawaban dari hanna

"iya makasih kak" gumamnya kecil,hanna pun masuk kerumah dan menyalami bundanya.

"nah siapa itu? Dia orang yang kamu ceritain itu ya" tanya santi dengan nada menggoda

"dih,bukaan bunda..dia mah kakel nana ga sengaja aja tadi ketemu trus dia anterin nana pulang deh"

"ohh gtu..iya deh percaya,yaudah sana masuk"

Hanna pun masuk kerumahnya,saat melewati ruang tamu,ia melihat setumpuk kertas2 di atas meja,hanna jadi penasaran drimana kertas2 sebanyak itu,hanna pun melihatnya dan mendapati surat tanda perceraian dan buku nikah

"surat cerai..diajukan untuk wirawan pradana?" hanna lalu mengambil buku nikahnya dan membuka nya,disana ia terkejut saat melihat foto bundanya dengan foto lelaki berwajah cukup tampan tersebut dan disana tertulis tanggal pernikahan nya

"loh ini bunda sama siapa?" hanna mengernyitkan dahinya dan santi pun masuk,ia melihat hanna memegang buku nikahnya dan surat2 itu. Santi langsung bergegas mengambilnya dan bertanya apa yang sudah dilihat hanna

"bunda...itu siapa? Itu kan bukan ayah.." hanna kelihatan bingung

"em..i-iya sayang,bunda belum cerita ini semua sama kamu nak"

Santi pun mengajak hanna untuk duduk dan menceritakan semua rahasia yang ditutupinya dari hanna

"ohh jadi gtu bun,yah pantes aja sih bunda ceraikan,dia kan ga baik buat bunda" hanna jadi kasian melihat dan mendengar kisah bundanya dulu

"iya sayang,karna itu juga bunda sma Almarhum ayah kamu ketemu,udah ya sayang bunda mau beresin ini dulu terus mandi" santi pun berdiri dan memebereskan semua surat2 tersebut lalu pergi ke atas menuju kamarnya.

Sayangnya buku nikah santi tertinggal,hanna pun mengambilnya dan membukanya kembali lalu ia bergumam

"ck,covernya aja ganteng tapi sifatnya gabaik,kasian bunda

"eh tapi kenapa bunda buka berkas2 lama itu lagi ya."hanna menggumam bingung,namun ia tidak terlalu memikirkannya lagi dia pun naik ke atas menuju kamarnya.