Chereads / KEHIDUPAN KU RUMIT / Chapter 14 - RUMIT 13

Chapter 14 - RUMIT 13

Rayna mengeluarkan sebuah buku novel dari tasnya yg berjudul "anonymous letter", ray tersenyum kecil melihat buku itu dan teringat kejadian kemarin sore dengan hikmal, ia pun bangkit dari duduknya dan segera menuju kelas hikmal untuk memberikan novel tersebut,karna katanya kemarin hikmal ingin meminjam buku itu.

Diperjalanan koridor menuju kelas hikmal, rayna berpapasan dengan rifky,dari jauh rifky sudah melihat rayna dan ingin menyapanya,karna merasa tidak asing dengan wajah rayna

"Hai" sapa rifky saat berpapasan dan menghentikan langkahnya, otomatis rayna pun ikut menghentikan langkahnya karna rifky sudah ada dihadapannya

Rayna melihat tanda kelas dan jurusan laki2 dihadapan ini,keramik. Itu artinya dia sekelas dengan hikmal

"Loh? Malah bengong hey" rifky melambaikan tangannya di depan muka rayna

"Lo sekelas sma ikmal?" Tanya ray to the point

"Iyalah kan jurusannya sama, kenapa?" Tanya rifky penasaran

"Ikmal ada dikelasnya kan?"

"Ada,datengin aja"

Setelah mendengar jawaban rifky rayna langsung melangkahkan kakinya cepat menuju ke kelas hikmal dan meninggalkan rifky sendirian di koridor

"Sialan baru mau kenalan udah ditinggal" gumam rifky melihat kepergian rayna dengan nada kecewa

Dan melanjutkan langkahnya menuju kantin untuk mengisi perutnya yg lapar

.......

Hikmal berjalan dikoridor sendirian sambil membawa kertas proker di tangan kanannya dan tangan kiri yang dimasukan ke saku celananya,tujuannya adalah ruang osis,namun langkahnya terhenti karna suara yang memanggil namanya

"IKMAAAAL TUNGGU" rayna pun mensejajarkan langkahnya dengan hikmal.

"mau apa?" tanya hikmal

" nih bukunya,lo kan minjem kemaren" jawab ray sambil menyodorkan novel yang di pinjam hikmal

Hikmal baru mengingatny,dia memang meminjam novel yang sudah lama ia cari dan novel itu dimiliki oleh rayna,hikmal tidak mau ribet jadi dia meminjamnya saja dripada harus kesana kemari untuk mencari buku yang sudah langka di pemasaran itu

"woi kenapa lu diem,nih ambil. jadi mau minjemnya ga?"

"iya jadi, gw minjem dulu" hikmal mengambil buku yang disodorkan oleh ray,hikmal pun pergi begitu saja meninggalkan ray sendirian

"aneh" gumam rayna sendirian dan pergi menuju kelasnya

********

Amerika,

Didalam cafe bernuansa klasik duduk gadis cantik dengan perawakan yang kurus dan memakai mantel tebal dengan segelas hot chocolate di mejanya,ia sibuk melamun sehingga tidak sadar bahwa ada yang sudah duduk dihadapannya,gadis yang seumuran juga dengannya, berperawakan sedikit gemuk dan wajah bulat yang terkesan imut, memakai mantel yang sama tebalnya. karna di amerika sudah memasuki musim dingin sekarang,gadis itu bernama salsa dan sama2 berasal dari indonesia.

"chaa helloo..lo ngelamun aja daritadi, ngelamunin apasi?" tangan salsa melambai didepan wajah tarisha atau icha sapaan sehari harinya,namun tidak ada jawaban dari nya

"TARISHAAAA" kini salsa berteriak dan berhasil membuyarkan lamunan icha dan membuat icha terkejut

"paan si sal ngagetin tau ga" ucapnya sambil mengelus dada

"dih,lagian lo daritadi ngelamun ngapain coba gajelas banget"

"ish,gw lagi mikirin ikmal,puas lo"

"hmmm mulai deh lo,lagian kenapa si kalian tuh betah banget ldr an,lagian nih ya kebanyakan cowok yang ditinggal ceweknya tuh ga setia"

"ihh lo apaan si sal ngomong kaya gtu,ikmal tuh bukan cowo kaya gtu,gw percaya kok sama dia"

"ya percaya aja dulu..gw sih yakin gamungkin lah ada cowok yang tahan,secara cowok itu banyak godaan nya..di indo juga banyak yang lebih cantik dari lo cha" dengan nada memprovokasi salsa terus meyakini icha bahwa pacarnya itu sedang berselingkuh atau sedang menyukai gadis lain

Karna termakan omongan salsa Icha kemudian berpikir was2 dan muncul bayang-bayangaan ikmal yang sedang berselingkuh,tak lama icha pun sadar dan berdiri dari duduknya, ia menggendong tas ranselnya. Langkahnya buru2 keluar cafe dan meninggalkan salsa sendirian

"lah tu anak malah baper denger omongan gw" gumam salsa sambil meminum ice americanno nya

Icha sudah sampai di apartemen nya, jarak cafe tadi memang tidak jauh dari apartemennya,karna itu sehabis pulang sekolah ia akan mampir dulu ke cafe tersebut untuk menyalurkan rasa lelahnya.

sekolah di amerika,memang tidak mudah seperti bayangannya waktu kecil,mulai dari makanan,bahasa,dan karakteristik orang2 di AS,semuanya berbeda.namun ini sudah menjadi pilihan atas impian nya sampai meninggalkan orang yang sangat dicintainya, walaupun begitu tidak perlu ada yang disesali

"ngeselin banget ya si salsa,bisa-bisanya dia ngomong gtu" gerutu icha sambil merebahkan dirinya di sofa,ia pun mencoba mem-vidcall hikmal namun hanya berdering.Aneh, pikir icha karna biasanya hikmal akan langsung mengangkat telpon darinya,icha pun mencek jam,ini bahkan sudah lewat dari jam pulang sekolah hikmal di indonesia sana

Icha terus menelpon hikmal namun jawabannya tetap sama.ikmal tidak mengangkat,kata2 salsa kembali berputar di pikirannya icha,sekarang ia jadi was2 sendiri,terlalu banyak berfikir membuat icha mengantuk dan tanpa sadar ia pun tertidur di sofa

Indonesia,jakarta

Hari senin. Memang banyak tugas bagi seorang siswa, karna semua mata pelajaran yang berat akan ada di hari tersebut,apalagi bagi siswa yang juga ikut organisasi seperti hikmal,akan ada tambahan kegiatan selain belajar dikelas.

Jam pulang sekolah sudah lewat dari setengah jam yang lalu tapi ia dengan para anggota osis lainnya masih sibuk rapat tentang acara pergantian ketua osis,begitu larut dalam keseriusan,hikmal mengabaikan ponselnya yang terus bergetar di tas sekolah miliknya,tas itu sangat jauh dengannya dan terletak di atas meja belakanganya

Tak tau bahwa ada Icha yang menelponnya selama berkali-kali

.......

Rayna turun dari tangga dengan hoodie hitam kebesarannya,ia berniat untuk membuka pintu yang sedari tadi diketuk,pertanda ada tamu yang menanti. Saat ray membuka pintu. Ray sedikit terkejut karna ternyata wijaya, teman mamahnya yang berkunjung. beliau juga membawa orang lain dibelakangnya, terlihat seumuran dengan ray

"eh,,om ada apa.om mau ketemu mamah?"

"iya rayna om mau ketemu sma mamah kamu dan juga kamu khususnya,apa mamamu ada?

Ray mngernyitkan alisnya penasran dengan kata2 wijaya barusan

"ada kok om mari masuk"

Aneh yang dirasakan rayna,ia juga merasa tidak nyaman karna daritadi terus ditatap oleh orang yang bersama wijaya .

"emm,rayna ini kevin, anak om"

Ray tidak heran,ia sudah menduganya karna wajah kedua orang ini sangat mirip

"kevin,ini rayna anaknya tante friska"

Kevin dan rayna hanya melempar senyum satu sama lain,terlalu canggung untuk ada disituasi seperti ini bagi keduanya,

" Ehh kalian sudah datang," tiba2 Friska datang dan ikut duduk disebelah Rayna

" Saya akan langsung saja,,yahh..begini,kalian ini pasti sudah tau hubungan saya dengan mama kamu rayna."mata wijaya mentap rayna dan friska

"jujur,,saya sudah merasa nyaman sama mamamu ray,jadi tujuan saya datang kesini membawa kevin juga sebagai saksi dan untuk meminta restu kepada kamu, untuk melamar dan menikahi mamamu ini" jelas wijaya dengan hati2 berbicara kepada ketiga orang ini khusunya kepada rayna

Rayna terdiam,ia masih kaget dengan maksud tujuan wijaya kesini ternyata bukan main2,ia melihat ke arah mama nya dengan tatapan dingin,friska tersenyum seolah arti senyum itu juga meminta restu kepadanya,.senyum itu terlihat sangat bahagia..semenjak papa nya pergi Rayna belum melihat kembali senyum bahagia sang mama,dan sekarang Rayna melihat itu kembali setelah sekian lama

Lama ray berfikir dan terdiam ia akhirnya bersuara.

"kenapa buru2 sekali?apa om dan mama ga bisa mengenal satu sama lain dulu?"

"yah kamu ini gimana sih ray mama dan om wijaya itu sudah kenal sejak lama,jadi gaperlu lagi kenal lebih dekat,iyakan mas"

"iya rayna kami memang sudah kenal lama"

Ray menatap kedua nya heran, lalu apa mamah memang sudah lupa dengan papa nya,atau mamanya hanya mengincar harta wijaya saja untuk memenuhi kebutuhan anak2 dan dirinya sendiri,jika benar begitu ini keterlaluan,ray juga bisa mencari uang untuk kebutuhan ekonomi keluarganya

Ray beralih menatap kevin,laki2 itu terlihat tenang dan diam saja tidak mengeluarkan suara sedikitpun,tidak seperti ray yang sedang gelisah karna lamaran ini

"maaf om,rayna masih belum bisa merestui kalian,lebih baik om dan mama mengenal lagi satu sma lain"

Setelah berkata seperti itu,ray pun pergi ke kamarnya meninggalkan ketiga orang tersebut

"mas tenang aja nanti aku akan bicara lagi sama rayna" friska tersenyum kearah wijaya dan kevin,namun dihatinya menyimpan kesal kepada anak gadisnya

"iya fris tidak apa2 mungkin rayna perlu waktu,kalo gitu ayo kevin kita pulang"

"Kami pulang dulu Tante" Kevin menatap dan menyalami Friska dengan senyum mengembang,tentu saja Friska sangat senang mendapat perlakuan seperti itu dari calon anak tirinya tersebut.

Friska segera naik ke kamar untuk menemui Ray dan berbicara pada anak gadisnya itu.Pintu kamar Ray terbuka jadi Friska bisa langsung masuk dan dilihatnya Rayna yang sedang berdiri di balkon kamarnya,tanpa basa-basi Friska segera menghampirinya

"Kamu ini gimana si,bukannya seneng bisa dapat penggantinya papa,malah sok-sokan nolak gitu"

"Papa ga akan pernah ada ganti nya mah"

"Denger Ray,mama sudah muak dengan sikap kamu yang ga bisa bangkit saat papa mu udah ga ada,kamu terlalu larut dengan kesedihan,lihat. Lihat cita-cita yang Papamu sudah susun sedari lama,sekarang kamu berhenti gitu aja karna papamu"

"Mama tau,tapi kamu seharusnya nerusin bakat kamu itu,dan mamah akan lanjut menikah dengan Wijaya meskipun kamu ga izin kan" ucap Friska dengan melipat tangannya di depan dada dan tatapan sini kepada Ray

"Mamah cuman ngejar hartanya aja kan" sekarang Ray berhadapan dan menatap mama nyadengan wajah datar. ekspresi Ray dan pertanyaan Ray membuat Friska kesal dengannya

"Jangan sembarangan ya kamu,mamah memang ngincar hartanya,tapi mama juga emang suka sama Wijaya,toh apa salahnya?.kami saling menyukai dia juga berjanji bakalan mengurusi kalian, menyekolahkan kalian hingga menjadi sarjana..." Friska berhenti,Ray pun kembali memutar ingatannya dan suara itu terputar kembali

"Papa janji akan buat kamu dan adik-adik kamu semua menjadi sarjana yang sukses,cantik dan ganteng-ganteng,papa akan berjuang.Jadi kalian bersabarlah,atau kalau ada apa-apa...jangan lah cari papa yang sudah tidak ada,tapi orang lain yang siap membantu keluarga papa"  setelah berkata seperti itu Lukman koma selama 1 Minggu

"Gimna, dia sama kaya papa mu kan? Sama-sama Ingin melihat anak2nya menjadi seorang yang hebat,jadi pikirkan lah adik"adik mu,jangan memikirkan perasaanmu sendiri,mama juga ingin melihat anak-anak mama sukses,mama tidak ingin hidup sengsara banyak hutang lagi"

Rayna menangis, yang dikatakan Friska memang benar, Ray hanya memikirkan perasaannya saja,padahal papa nya sudah menyuruhnya untuk menerima orang lain yang siap membantu keluarganya,mungkin ini memang tepat,

Rayna sadar dan tak menyangka,mama nya juga masih memikirkan nasib anak-anak nya nanti,jadi memang mau dibuat bagaimana lagi. Mungkin ini pilihan yang tepat bagi Rayna dan keluarganya.