Chereads / KEHIDUPAN KU RUMIT / Chapter 10 - RUMIT 9

Chapter 10 - RUMIT 9

"Apa? Maksudnya? Ucap ray heran tidak percaya dengan apa yang hanna bilang barusan.

Hanna hanya terdiam sambil menggigit bibir bawahnya,ia ragu jika harus menjelaskan lebih jelas ke ray,takutnya ray malah akan marah nantinya

"Na,gw gamau mamah nikah lagi, gw belum siap" tatap lurus rayna dengan datar

"Ya lu emang ga ngasih ijin, Tpi gimna nnti sma tante friska klo dia tetep maksa buat nikah?"

"Gw gatau,gw juga bingung yg pasti gw belum siap" pasrah ray

"Oh iya gw liat om Rio SMA Tante Friska waktu itu" lanjut Hanna dengan wajah serius

"Bagus ya jam pelajaran bukannya dikelas malah ngobrol disini berdua kalian" suara berat sambil membentak di akhir kalimat itu langsung membuat kedua gadis itu menoleh dan terkejut

"E-eh pa,s-saya ss-sama ray la-lagi curhat pa" hanna terbata

Rayna menyenggol lengan hanna menggunakan sikutnya, dan menoleh memberi isyarat supaya hanna diam

"Halah kalian ini banyak alasan,tetap saja kalian itu salah, ayo cepat lari keliling lapangan basket 10 putaran"

Ucap guru bk yaitu pa jaya,yg terkenal galak dan tegas

"Saya hitung dari sekarang"

"1.."

"2" jawab ray Dan hanna yang ikut menghitung

Pa jaya menepuk jidatnya kewalahan

"KALIAN INI MALAH IKUT MENGHITUNG CEPAT SANA KE LAPANGAN BELAKANG,TERUS LARI 10 PUTARAN" teriak pa jaya yang menggema di sekitar taman belakang

Ray dan hanna yang ketakutan segera lari menuju lapangan basket belakang dan menjalani hukuman mereka yaitu lari 10 putaran

Sebenarnya mereka berdua ini malu karna lapangan basket ini dikelilingi kelas-kelas, kelas-kelas yang mengelilingi lapangan tersebut adalah kelas 11 dan 12, beberapa dari kelas mereka jamkos jadi beberapa siswa ada yang duduk2 di luar kelas nya,

Siswa-siswi yang jamkos itu melihat kedua gadis bernametag kelas 11 yang kini tengah lari memutari lapangan, tidak lupa mereka melihat sesosok badan tinggi besar dengan kumis tebal sedang mengawasi kedua gadis itu berlari di pojok lapangan

Namun disalah satu tempat ada seorang lelaki yang memperhatikan betul kedua gadis yang sedang berlari, salah satu dari keduanya sangat menarik perhatiannya

" eh tu cewe imut juga ya" senggol zidan kepada raka

"Hah yang mana?"

"Itu yg lagi lari tuh liat yang rambutnya item" tunjuk zidan kepada hanna

"Bego emang rambut warnanya item njir:v" raka menepuk jidatnya kewalahan dengan sikap sahabatnya itu

"Yeuu tapi yg satu lagi mah rambutnya coklat coba lu liat dulu"

Raka pun jengah dan menoleh ke arah yang ditunjuk zidan,disana ia melihat dua orang gadis yang keduanya mempunyai perawakan yang mungil,tengah berlari

"Gw mau nyari tau ah" ucap zidan yang tak lepas menatap hanna

"Mulai tuh keluar jiwa fakboinya:v trus pacar lo mau dikemanain hah" raka melengos masuk ke dalam kelas untuk mengambil gitar nya

Meninggalkan zidan yang terus menatap hanna.

.....

"Hah gila cape banget,lu si na ngajak gw ke taman belakang"

"Lah hah- lo mau aja juga gw ajakin" ucap hanna tersenggal dan masih mengatur nafasnya

Kedua nya telah selesai lari,kini kedua nya duduk di salah satu bangku dipinggir lapangan dibawah pohon besar yang cukup menutupi sinar matahari yang terik

"Kantin yuk" ajak rayna

"Yuk" keduanya bangkit dan menuju kantin

Dikantin

Braaaak

"Gila lu bedua bolos kemana ajaa"ucap ara dengan gebrakaan mejanya dan membuat kedua gadis yang sedang meminum es tehnya terlonjak kaget

"B aja dong kaga usah ngerusak meja" ucap hanna sinis

"Hanna ngajak gw ke taman belakang abistu ketauan guru bk ya dihukum lah kita" ucap ray menjelaskan

"Lah kalian bolos ga ngajak2,bosen tau gw sma adel dengerin guru sejarah story"

"Hai,boleh duduk gabung disini" obrolan ke empat gadis itu terhenti karena ucapan seorang lelaki berkulit putih,hidung mancung dan bisa dibilang muka nya tergolong baby face itu kini ada di hadapan mereka

Ke empat gadis itu menoleh ke arahnya, mereka memandang bingung,dan dilihatnya nametag kelas 12,dan sepiring Gado-gado di tangannya, mereka pun memandang satu sma lain

"Oh iya duduk aja" ucap Ray yang memecah keheningan

"Ok makasih" zidan pun duduk di samping di depan hanna,

Sejak zidan datang tadi tidak ada satu katapun keluar dari mulut ke empat gadis itu,mereka masih bingung dengan kedatangan kakel nya yg tiba2 itu

"Klo mau ngobrol ya ngobrol aja g usah sungkan karna ada gw" ucap zidan sambil menyuapkan seseondok gado-gado ke mulutnya

Ke empat gadis itu tersenyum dan mengangguk, namun hanna merasa tidak nyaman,karena sedaritadi kaka kelas nya ini memperhatikan nya terus dan itu membuat hanna risih sekaligus salting

"Kok lu liatin gw gtu" ucap hana yang mulai berani membuka suaranya dan menatap zidan sinis

Ray yang menyadari itu segera menyenggol lengan hanna dan berbisik

"Heh klo ngomong sma kakel yg sopan bego"

Hanna hanya menoleh sedikit ke ray lalu pandangannya kembali menatap kakel yang sedaritadi menatap nya itu.

"Nama lo siapa" ucap zidan to the point

"Hanna"

"Lo ada hp? Gw pinjem bntar"

Hanna pun memberikan hp nya ragu

Dan langsung diterima oleh zidan, terlihat zidan yang sedikit mengotak atik ponsel yang sama sekali tidak terkunci itu,Saat sudah selesai zidan menyerahkan nya kembali kepada hanna

"Dah,disitu ada no gw. Nama gw zidan" zidan pun bangkit dari duduk nya lalu pergi meninggalkan ke empat gadis yang cengo, terutama hanna

"Gila gila gilaa tu kakel pasti naksir sma lo" ucap adel menunjuk hanna

"Iyakan tuh pake acara simpen-simpenan nomor lagi ciaelah" ucap ray dengan tatapan menggoda

"Ihhhh apasi kalian, tu kakel apaan lagi dih" hanna bergidik geli dengan raut wajah tak suka

"Elah tu kakel ganteng kok na" ara

"Ya ganteng lah org dia cowo:v" ucap hanna datar

Keempatnya masih terus melanjutkan pembicaraan nya dan membahas tentang kakel yang naksir dengan hanna tadi. Tanpa mereka sadari kini seorang lelaki sudah ada dihadapan mereka dengan tatapan datarnya.

"Rayna" ucap hikmal sambil menatap rayna

Ray menoleh, hanna yang melihat sosok yang dikagumi nya itu ikut menoleh dan tersenyum tetapi senyuman itu seketika pudar saat hikmal menyebut nama rayna

"K-kenapa?" Ucap ray dengan bingung dan menatap hikmal,kini ia mulai berani dan membiasakan diri bila harus bertatap muka dengan laki2 yang disukainya ini

"Nanti pulang sekolah temuin gw di ruang osis, gw tunggu"

"Ma-" belum sempat berbicara hikmal sudah pergi meninggalkan kantin. Ucapannya tadi membuat Ray bingung dan kesal, lagi-lagi lelaki itu meninggalkan nya saat belum selesai bicara

"Wah wah waaah siapa lagi tuh? Gebetan ray?" Ucap ara dengan jahilnya dan menatap kembali punggung hikmal yang kini sudah jauh dari area kantin

"Bbukan lah gebetan matamu" ray segera menoleh ke hanna, bisa dilihat ekspresi hanna yang tidak enak dan kelihatan tidak suka.

"Mau ngapain? Kok dia cuman ngajak lo?" Hanna mulai sinis dengan nada interogasi menanyai ray

"Gw gatau na, lu tanyain aja sma dia,"

Ucap ray yang tak kalah sinis kepada hanna"

.....

Sekolah sudah agak sepi karena bel sudah bunyi dari 10 menit yang lalu,hanna juga sudah pulang duluan,padahal tadi ray memintanya untuk menemani ray bertemu hikmal, namun hanna ditelpon untuk segera pulang karena ada urusan

Kini ray sendiri berjalan menuju ruang osis yang letaknya jauh dari kelasnya

Ray pun sampai,kelas dengan pintu bertuliskan "RUANG OSIS" itu tertutup rapat, ray mulai merasa tidak enak dan dia berpikir apa hikmal sudah pergi karna ray terlalu lama

"Ngapain disitu? Masuk" suara berat lelaki dari belakang tubuhnya,membuat ray kaget dan segera menoleh,kini ia bertatapan dengan dada bidang seorang lelaki, ray mendongkak ke atas,matanya bertemu mata hikmal yang sedang menatap nya,

Hikmal pun memutus tatapanya kepada Ray dan segera masuk ke dalam. Ray yang masih diam karena deg2an kini ditarik hikmal supaya ikut masuk ke dalam

Di dalam ruangan ini hanya ada mereka berdua, dan beberapa cctv yang dipasang di atas pojok dinding ruangan

"Lo mau ngapain ngajak gw kesini?" Ray

"Gw mau lo temenin gw aja nyelesain tugas gw" ucap hikmal yang kini duduk di salah satu kursi dan meja yang diatasnya terdapat beberapa kertas dan buku buku

"Hah? Ng-ngapain lu ajak gw buat nemenin lo? Lo kan bisa sendiri" ray kini ikut duduk disebelah kursi hikmal,

"Gatau. gw mau lo nemenin gw aja" hikmal yang tetap fokus pada bukunya tanpa menoleh ke ray

"Aneh"ray, sebenernya ga kuat kalo lama2 deket hikmal gini,kini badannya sedikit gemetar dan berkeringat gugup, ditambah jantungnya yang ga bisa dikondisikan,ray terus menatap hikmal yang sedang fokus menulis. dari pinggir laki2 itu sangat tampan dan menarik, ray yang terus memandang hikmal tak disadari oleh diri nya sendiri kini ray tersenyum tipis

Hikmal yang merasa ditatap segera menoleh dan melihat ray sedang menatap nya dengan senyum tipisnya

Tukk.

Kepala ray dipukul menggunakan pulpen oleh hikmal

"Lu liat apa senyum-senyum gtu?" Ucapnya yang menyadarkan ray dan langsung membuat ray gugup

"Eng...engga gw ga liat apa apa2" ray menoleh ke arah lain

"Gw tau gw ganteng,dan inget jangan mentang2 kita berdua disini pikiran lo macem2" ucap hikmal waswas sambil menatap ray

"Hah? Emang nya gw mau apain lo dih"

Hikmal kembali melanjutkan aktivitas menulisnya,namun tidak kurang dari 5 menit hikmal membereskan semuanya dan memasukan kertas dan buku2 tadi kedalam tas nya

"Udah?" Ray

"Hmm"

"Hem ham hem ham hem teroos" batin ray

"Ayo cepet pulang" hikmal yang sudah siap

"Emng lo ga di cariin ortu lu apa? Lanjutnya yang menatap ray

"Ya pasti dicariin,hp gw mati lgi"

"Bukan urusan gw" ucap hikmal dingin lalu pergi duluan meninggalkan ray

Ray segera lari menyusul langkah lebar lelaki itu dan mensejajarkan posisi badannya

"Lah ni cwo apaan banget harusnya dia tanggung jawab dikit kek kan dia juga yang ngajak gw buat nemenin dia,tiba2 lagi. Perasaan tadi pagi dia manis banget ke gw" batin ray kesal

" Gw tau Lo ngomongin gw dalem hati Lo itu"

Rayna pun terkejut dan segera menutup mulutnya.

sampainya di parkiran ray segera menaiki motornya dan menyalakannya tidak lupa ray memakai helmnya

Klikk

Tiba2 sebuah tangan mengklik pengaman helm ray dan ya pasti itu hikmal,kini kedua nya kembali saling tatap, namun saking gugup nya Ray,dia tidak sengaja memencet tombol klakson pda motornya, alhasil kedua nya sama2 kaget,

"Klo pake helm ya di klik"

"G-gw udh biasa kaya gini"

" Ya jangan dibiasain lagi kaya gtu bodoh, bahaya" ucap hikmal sambil memukul kecil bagian atas helm ray

" Ya tq" ray yang gugup segera menggas motornya dan keluar dari area sekolah

Hikmal menggeleng dan berjalan menuju motor sport hitamnya, dia pun segera meninggalkan area sekolah

.....

"Assalamualaikum" ray masuk ke dalam rumah dan langsung disambut oleh kedua adiknya

"Waalaikumsalam,kakak yeey udah pulaang" raihan dan azka segera memeluk ray dan dibalas pelukan oleh ray

"Bagus jam segini baru pulang? Ngapain? Main dulu kamu? Masih inget pulang ternyata, kenapa ga usah pulang aja sekalian" marah friska kepada ray, dari arah dapur .

Ray bisa mencium aroma masakan yang menandakan mama nya sedang masak

Tumben,batin ray

"Malah diem,darimana?" Friska semakin membentak

"Ray ada tambahan pelajaran mah" ucap ray seraya mengelus kedua rambut adiknya yang kini memeluknya erat karena takut akan mama nya yang sedang marah

"Alah banyak alasan kamu, cepat sana ke atas ganti baju habis itu cepet turun ada yang mau di omongin" friska kembali masuk ke dapur dan melakukan aktifitas memasaknya,

"Kak,kok mamah marah2 terus sih? Ucap raihan sambil menatap kakanya itu

"Gapapa kok kan mamah marahnya sma kakak bukan sma kalian,yaudah kakak ke atas dulu kalian lanjut nntn tv" ray berusaha menenangkan adik2nya

Raihan dan azka melepaskan pelukannya dan segera berlari kedepan tv,ray kini naik ke atas untuk mengganti pakaiannya,

Baru saja rayna menyimpan ponselnya,benda itu bergetar lama pertanda ada panggilan masuk

"Pelatih Rio" gumam ray,namun ray hanya menatap nya dingin lalu berbalik untuk ke kamar mandi.

Rio POV

"Kok ga diangkat"

"Gimna pa? Diangkat?"

"Masih sama,nihil"

Kedua orang tersebut sama-sama menghela nafasnya pasrah