Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Your TWIN Sister

🇮🇩DariRida
--
chs / week
--
NOT RATINGS
13.1k
Views
Synopsis
Sebuah Ketidak sengajaan telah menggelitik Deka. bertemu tanpa mengenal dan bercinta tanpa fikir, Telah membawa dia pada sebuah kenyataan bahwa Dunia ini sempit. Benih cinta yang seharuanya tak perna tumbuh, telah menjadi bunga berduri dan buah kepahitan baginya. Sekali lagi Deka harus merasa terluka dan hancur, terluka untuk menerima kebahagiaan Dexa, Adik tersayangnya. "Dek, Besok Malam ada Party di BlueCamp. Kamu mau ikut?" " Wah, party Om mu cukup mewah. Tempat sekeren ini bisa dia Boking." "Dexa, Bagaimana bisa kau mengejutkanku seperti ini." "Jadi dia kembaran Dexa, Kenapa aku tak menyadarinya."
VIEW MORE

Chapter 1 - Party

Apa kau perna membayangkan sebuah pertemuan yang tak perna kau rencanakan, akan membuat kekacauan dalam hidupmu.

Dan itulah yang terjadi padaku sekarang, kacau karna Cinta dan kenyataan yang mengotak atik. dan tak perna kufikir itu akan datang dengan sangat menyakitkan.

~YOUR TWIN SISTER~

Setelah menyelesaikan kelas terakhir, Aku segera memasukan semua peralatanku kedalam ransel.

Tak lupa akan Janji yang sudah kubuat dengan Tita Sahabatku, langkahku segera pergi agar dia tak kesal dan mengomel.

Hampir memakan waktu 15 menit, Aku berjalan keluar dari kampus yang besar ini. menuju titik temu yang kita rencanakan.

setelah berhasil menyebrangi jalan, langkahku segera memasuki sebuah Cafe tongkrong yang sangat terkenal karna didepan kampus. kulihat Tita sudah berada disana duduk menikmati pesanannya, aku segera mendekatinya dan duduk di depannya.

Tita sedang bertelephon dengan seseorang, aku hanya menatapnya dan memberinya padangan bahwa sudah datang. Tita dengan cepat menganguk-anggukan kepala dan mengisyaratkan aku untuk segera memesan ke kasir.

Melihat suasana Cafe yang cukup ramai, kufikir membuka usaha di depan Kampus ternama juga menjadi peluang Emas untuk berbisnis. dijaman sekarang terlalu banyak Cafe tongkrongam yang menyediakan banyak fasilitas. tetapi, sebuah tempat juga mempengaruhi keberhasilan sebuah Cafe itu berdiri. Dari segi interior, Cafe ini juga memiliki daya tarik yang tak bisa di remehkan. dan tentu saja, harga yang dapat dikocek oleh anak kampus membuat tempat ini berhasil bertahan dalam persaingan.

Setelah bersabar menunggu 10 menit lamanya, pesananku akhirnya datang. Tita segera menutup panggilannya dan meletakan benda persegi itu di atas meja.

"Dek, Besok Malam ada Party di BlueCamp. Kamu mau ikut gak?" tawarnya.

Aku yang sedang menyedot Smoothisku nampak melihat balik Tita. "Party siapa kali ini?"

Karna aku berbalik tanya, Tita mulai malas. " Harus yah ku jelaskan, yang penting kamu mau ikut gak? Mumpung Gratis, kita bisa minum-minum di sana."

Mendengar hal itu, Aku nampak berfikir haruskah aku ikut atau tidak. " Tapi Tit, aku belum beli baju baru loh, Bokapku hampir merusak semuanya kemaren. jadi tidak ada baju yang bisa kupakai."

Mendengar hal itu, Tita hanya tersenyum.

"Kalau Soal pakaian, tenang saja. kau bisa memilihnya dari Lemariku, Aku punya banya persediaan baju untuk kau gunakan. Lagi pula, baju yang kau miliki sebelumnya tidak terlihat Sexy untuk acara party Pria dewasa yang bakal kita datangi, lebih baik kau menggunakan punyaku. Sekalian besok kamu cari Pria tampan untuk di ajak one night, Karna Omku memiliki teman yang super duper Hot loh." bisiknya.

Dahiku pun mengerut bingung. "Jadi ini party Om mu? Lah kalau gitu aku gak mau ah. Kufikir party anak kampus. Lagian yah, aku kan gak kenal sama Om mu."

Tita yang melihat penolakanku segera mengibas tangan kirinya dengan cepat. " Aduh Dek, kamu jangan berfikir kolot dulu donk. Omku orangnya baik, suka berteman. dia sendiri yang menyuruhku membawa teman untuk pergi ke partynya. dan kamu tahu sendiri kan, kalau aku tidak menuruti omonganya dia mengancam akan menceritakan masalaku kepada Nyokap. jadi bantu aku lah Dek?"

"Tuh kan ujung-ujungnya aku hanya sebagai tameng." malasku.

Melihat kesalku, Tita nampak merayu seketika.

"Ayolah Dek, kalau gak kamu siapa yang bisa bantu aku. lagian ini kesempatan bagus, kita bisa bersenang-senang gratis kan."

Mendengar rayuannya aku hanya bisa membuang nafas malas. Lagi-lagi aku harus mau di perdaya Tita untuk hal yang tidak seharusnya menjadi urusanku. " Tapi Yos besok ikut gak? Aku sangat malas jika kamu mengajaknya. Aku pasti di kacangin kalian lagi, pasti kalian ninggalin aku sendiri."

Mendengar penuturan Deka, Tita langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum imut. "Tenang saja, dia besok juga lagi ada janji dengan keluarganya. Jadi aku tidak mengajaknya."

" Kamu yakin. aku gak mau loh kamu berikan harapan palsu lagi."

Tita langsung mengangkat ketiga jari kananya, dan berjanji. " Tenang saja Dek, aku janji kok."

Mendengar alaram ponselku berbunyi, aku segera berdiri dari tempat duduk. " Aku harus mampir keswalayan, jadi aku pergi duluh Tit." Kuraih tas punggungku dan berjalan keluar.

"Nanti malam ku telepon yah." ujar Tita. Aku hanya memberi isyarat ok, dan segera menghilang dari balik pintu.

~YOUR TWIN SISTER~

Karna kelas terakhir selesai cukup sore. Ponselku sedari tadi bergetar karna panggilan masuk berpuluh kali dari Tita tanpa bisa aku angkat.

setelah kelas selesai, aku segera memasukan semuanya begitu saja dan melihat jam tanganku. 'Masih ada waktu untuk kerumah Tita.' gumamku.

Dengan langkah cepat, Aku berjalan untuk keluar dari gedung fakultas. ponsel yang berada di saku Cardiganku mulai bergetar sekali lagi, melihat nama Tita aku Langsung mengerima panggilan itu.

" Halo Tit."

"Yak ampun Dek, kenapa panggilanku gak kamu angkat sama sekali." Mendengar Ocehan Tita, Aku sangat yakin kalau gadis itu akan marah nantinya.

"Barusan aku masih di kelasnya Pak Indra. jadi panggilanmu tak bisa kuangkat lah Tit."

" Lalu, sekarang kamu ada dimana?"

" Aku di depan kampus, mencoba mencari taksi. 20 menit lagi, pasti sudah dirumahmu kok tenang saja."

Mendengar hal itu, Tita nampak mengerti dan tak mau kesal lagi. " Yah sudah, jangan terburu-buru. nanti ada apa-apa sama kamu, yang penting kamu sudah menuju rumahku."

( 25 menit kemudian)

Taxi biru yang ku naiki akhirnya berhenti di depan rumah mewah Tita. Setelah turun dan membayar, aku langsung menyapa pak Yusuf yang membukakan gerbang untukku. dia penjaga di rumah Tita.

Dan benar saja, beliau langsung menyuruhku masuk kedalam begitu saja. Halaman pelataran rumah orangtua Tita benar-benar Mewah dan sering kali masih membuatku terkagum-kagum.

Aku segera menekan Bel pintu, dan Tak perlu waktu lama, pintu jati itu terbuka.

" Hay Deka, apa kabar." Sapan wanita itu ramah.

" Oh, halo kak. Loh kapan kak Yuska pulang dari Singapur?" aku segera masuk, saat pintu di bukakan.

" Pagi tadi aku baru pulang, Tita diatas. langsung naik aja." intruksinya.

" Oh ya kak Yuska, Oleh-olehnya gak lupakan." godaku. wanita itu hanya tersenyum mendengar godaanku.

" Tenang dikoper ada banyak tuh."

Mendengar jawaban kak Yuska aku langsung senyum.

" Aku Bercanda kok kak, kalau gitu aku naik dulu yah."

Kak Yuska hanya mengangguk. kunaiki anak tangga rumah Tita dengan cepat, karna terlalu sering main. hampir semua ruangan dirumah ini aku sudah hafal. apa lagi kamar Tita, dari kejauhan pintunya sudah terlihat.

Tok,tok,tok. ku ketuk pintu putih itu. "Tita, aku masuk yah."

kudorong handel pintu dan kumasukan kepalaku terlebih dahulu.

Tita yang sedang menggunakan Make up dimeja rias, hanya tersenyum saat melihat aku masuk.

" Kamu lebih baik mandi dulu Dek, sudah kusiapkan haduknya."

Aku hanya menuruti perintah Tita tanpa berbicara apapun.

langkah ku sudah memasuki kamar mandi dan tanpa lama, aku segera membersihkan tubuhku dan membiarkan air mengalir membersihkan tubuhku.

setelah segar, aku langsung keluar hanya menggunakan handuk.

Tita yang sudah beres dengan wajahnya, sedang sibuk menata rambut. saar melihat pantulan diriku keluar dari kamar mandi, dia langsung menengok. " Dek, bajunya ada di nakas. sudah aku pilihkan tadi."

Aku nampak bingung ketika Tita bilang sudah memilihkan baju untukku. "Tunggu, tunggu bukanya kamu kemaren bilang aku bisa memilih sendiri?"

Tita yang mendengar ucapanku, langsung meletakan alat penglurus ramputnya. dan berbalik menghadapku. " Haduh Dek, aku gak bakal percaya dengan pilihan bajumu. pasti biasa-biasa saja, jadi aku berinisiatif memilih pakaian sexy untukmu."

Aku segera melangkah kearah nakas, dan meraih baju hitam legam yang sudah di pilihkan Tita untukku.

Saat kucoba untuk menempelkanya dibadan, aku sadar bahwa pakaian ini terlalu pendek.

" Tit sepertinya, ini terlalu pendek deh. lihat belum di pakai aja dia segini pendeknya, bagaimana kalau kupakai di badan. celana dalamku pasti kelihatan tanpa celah."

Tita yang mendengar keluhanku, nampak melipat kedua tanganya. "Kalau kamu memakai baju seperti itu, pasti banyak cowok yang menggodamu disana. Dan kau pasti dapat one night mu kali ini. "

"Tapi aku buka PSK Tita, jadi masak harus separah ini. ganti saja lah. jangan terlalu pendek, aku hanya cari One night stand bukan cari uang. Setidaknya jangan sependek ini lah." melihat wajahku mulai kesal, Tita mulai mengalah.

" Yah sudah, kamu pilih saja tuh di lemari." Tita langsung berbalik badan.

mendengar hal itu, Aku segera berjalan kesalah satu Lemari pakaian Tita, kugeser handel lemarinya dan betapa banyaknya koleksi yang ada disana.

"Yak ampun Tit, Bagaimana bisa koleksimu sebanyak ini, hampir semuanya masih ada harganya loh. Kau memang gila belanja." setelah mencoba memilah cukup lama, Aku akhirnya memilih pakaian atasan dan bawahan yang terpisah saja. tanpa mendiskusikanya dengan Tita, aku langsung berganti pakaian dengan pilihanku.

walaupun memang tak sesexy seperti pilihan Tita, tapi pilihan ku tidak lebih buruk dari baju pertama. Elegan dan simple, cukup menjadi karakter diriku seperti biasanya.

" Tit, lihatlah. Pilihankun Sexy kan." aku mendekat kearah Tita dan mencoba bergaya.

Melihat panampilaku dari cermin, Tita nampak tak puas.

" Apa kau buta Dek, itu tidak Sexy sama sekali. Kau harus menunjukan belahanmu dan celana dalammu kalau ingin menunjukan kategori pakaian Sexy."

Aku yang melihat ketidak puasan Tita hanya mempautkan bibir karna kesal, kenapa dia tidak memuji pilihanku malah kesal seperti itu.

"Lalu guna kau menyuruhku memilih tadi untuk apa. Lagi pula kita hanya bertemu dengan para Om-Om di sana. Jadi aku tidak mau terlalu terbuka, Aku tidak berekspetasi tinggi kali ini."

"Hey jangan berbicar seperti itu, Kau pasti akan menyesal nanti. Mereka tidak seburuk itu Deka."