Pandanganku Melihat sekeliling Interior yang bisa dibilang mewah itu, nampak tak habis fikir membayangkan berapa banyak uang yang harus Pria itu kocek untuk membayarnya.
Dalam otakku, aku berfikit Kapan lagi aku bisa mendapatkan pengalaman seperti ini tanpa bersusah payah. Walaupun harus menyamar sebagai Dexa, Mungkin ini peluang terbaik yang bisa kudapatkan.
Melihat Pria itu keluar dengan telanjang Dada, aku merasa tergoda seketika oleh otot perutnya yang seperti roti sobek.
Pria itu melangkah mendekat, dan membawa handuk basah ditanganya. Dia berjalan kearahku dan mendudukan dirinya disampingku. " Sebelum tidur, kubersihkan tangan dan kakimu."
mendengar perhatianya, aku mulai merasa tersentu.
Saat tangan kekarnya menyentuh tangan kiriku, aku mulai berfantasi bahwa aku menginginkan tangan itu membelaiku.
'Ku harap dia tak menyadari perbedaan ku dengan Dexa nantinya.' harapku. Aku pun menatap lekat-lekat pria itu dan tak memalingkan pandanganku. yang kuinginkan sekarang adalah mencium bibir menggodanya.
" Apakah kau bisa untuk pergi mandi Babe?" Ucapnya sambil menyelipkan rambut baby ku.
Aku yang masih terfokus oleh bibir sexy itu, Dengan cepat aku menarik tengkuknya. Mencium dan mengulumnya tanpa menunggu reaksi dari Pria itu.
Aku bisa merasakan dia sedikit terkejut akan tindakanku, tetapi dia mulai meletakan tangan besarnya ke tengkukku untuk membantu ciuman panas yang kubuat ini menjadi lebih panas lagi.
Setiap kuluman dan kecupan diantara kita, membuat salivaku mulai lolos dari mulutku. Betapa panasnya kegiatan ini, membuatku tak bisa berfikir. dan membuatku ingin merasakan tangan kekarnya merabahku secara intens. Aku hanya ingin menikmati semua ini tanpa penyesalan dalam hidupku.
~YOUR TWIN SISTER~
Aku merasakan seseorang bergerak dibelakang, membuat tidurku terganggu. Dengan sedikit mengantuk aku mengamati ruangan itu dengan memicingkan mata.
Dan ingatanku tentang hal itu muncul, dan itu cukup membuatku senang. bahwa akhirnya aku bisa memiliki pengalam semenarik ini.
Kedua mata ku mulai terbuka dan rasa kantukku hilang begitu saja.
Merasakan lengan berototnya memelukku dari belakang, Aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya.
Aku segera bangun dan meletakan bantal yang ku gunakan untuk menggantikanku dalam pelukan pria itu.
Melihat jam digital di nakas meja, Aku buru-buru mencari pakaianku agar aku bisa segera pulang dan tak terbunuh oleh kedua orangtuaku jika pulang nanti.
Dengan memakai semua pakaian, Aku segera bergegas keluar dari kamar besar ini. Tak lupa mencari ponselku yang semalam dia ambil paksa dariku, akhirnya aku bisa menemukanya. setelah mengambilnya, tanpa menengok aku bergegas keluar.
~YOUR TWIN SISTER~
Matahari mulai merambat masuk kedalam gorden yang tertutup. Niko yang mulai terganggu dalam tidur nyenyaknya bergeliatan diatas tempat tidur.
Mencoba memeluk tubuh kekasihnya, dia memeluk bantal yang berada di lenganya sebagai gantinya. 'Mengapa ini sangat empuk.' Dengan perasaan aneh, Niko mulai membuka mata dan melihat apa yang dia peluk. Dan benar saja bahwa yang dia peluk hanyalah sebuah bantal membuat Niko langsung bangun dari posisinya.
"Babe, kamu di kamar mandi kah?" Teriaknya.
Tetapi dia tak mendapatkan jawaban, Niko segera bangun dan menyibakkan selimut tebalnya.
ketika dia melangkah kearah kamar mandi, dia segera mendorong hendel pintu kamar mandi. tapi tak ada Dexa di sana. "Babe, kamu dimana?" Niko yang tampak panik berusaha mencari kekasihnya si ruang lain.
Tapi seketika Pandanganya tertuju kepada kemaluanya yang memiliki bercak merah yang terlihat seperti darah.
Seketika ingatanya mulai muncul, bahwa Semalam Dexa nampak berbeda dari biasanya.
" Apakah Dexa sedang datang bulan? Tapi tidak mungkin, semalam aku ingat dengan pasti." Dengan memikirkan itu, kepalanya mulai dipenuhi oleh keganjilan yang sempat dia lewatkan.
Sampai suara ponselnya berbunyi, Niko mulai berjalan kearah Nakas untuk mengambil benda itu. Panggilan masuk dari Dexa membuat Niko merasa seketika legah.
" Morning Babe, ternyata sudah bangun yah. Kufikir belum bangun." Mendengar hal itu, Niko tampak tersenyum.
" Dimana kamu?" Rajuknya.
" Maaf yah Babe, kely benar-benar mengancaku dengan pekerjaan. Kalau aku tak ambil Jobnya, bisa-bisa aku tak dapat scedul bulan ini."
Mendengar hal itu, Niko mulai merasa aneh.
" Semalam Acaranya dimana?" Ucapnya datar.
"Oh, di Exflo. Dekat hotel kita bertemu pertama kali Babe."
Seketika Niko sadar, bahwa kekasinya tak bersamanya dari semalam. Merasa tak percaya bahwa yang bersamanya semalam bukan Dexa, Di otak Niko mulai bermunculan spekulasi-spekulasi aneh.
Dexa yang tak mendengar jawaban dari kekasihnya itu, nampak khawatir.
"Babe ada apa? Kok diam." Mendengar Dexa mulai panik, Niko langsung beralasan untuk menjelaskan.
"Soalnya Semalam aku melihat kamu datang kepestaku. Tetapi baruaan kamu bilang, kamu masih berada di Jakarta. Bagaimana mungkin aku bertemu dengamu semalam, sedangkan kau jelas-jelas tidak bisa kesurabaya. Apakah aku berhalusinasi?" Jelasnya agar Dexa tak curiga.
Dexa yang mendengar hal itu sempat diam. " Sepertinya semalam kau tidak sengaja bertemu dengan Deka. Dia semalam juga sedang pergi Party dengan sahabatnya."
" Deka, siapa dia?"
" Dia kembaranku, Kan aku perna cerita kan sama kamu kalau aku punya Kakak perempuan hanya terpaut sedikit. Masa kamu lupa?"
Rasa terkejut Niko membuat, suaranya terbata-bata. " Ta_pi kamu ti_dak bercerita kal_lau kamu kembar Dexa."
" Apa kau sangat terkejut akan fakta itu?" kesal Dexa.
"Kenapa kau tak perna bercerita." Ucapnya Niko marah, dia seketika Merasa bersalah, tanpa sadar Niko menggigit bibir bawahnya dengan gelisa.
"kufikir kan tak perna tertarik mendengar cerita keluargaku. Jadi untuk apa aku bercerita." kesalnya. Dexa segera mematikan panggilanya secara sepihak.
Niko yang mendengar sambungan panggilan itu terputus, nampak kesal dan seketika memikirkan wanita itu.
Niko yang merasa kesal, segera membanting ponselnya. dan mengutuk dirinya yang bodoh tanpa menyadari kesalahanya.
"Jadi dia kembaran Dexa, Kenapa aku tak menyadarinya." Sesalnya. Dan setelah itu, Niko dilanda gelisah tak berujung karna merasa salah.
~YOUR TWIN SISTER~
Dua minggu kemudian, Masih dengan aktifitas seperti biasa, Aku masih disibukan dengan kegiatan kampus yang harus membuatku kesana kemari.
Dan hal itu membuatku jarang bisa pulang kerumah karna tidak sempat. Dengan bantuan Tita, aku bisa mendapatkan ijin kedua orangtuaku untuk mengerjakan tugas yang mengejarku. dan membiarkanku menginapa di kediaman Tita.
Alhasil hampir satu minggu ini, aku jarang pulang kerumah karna masih sibuk dengan tugas-tugas yang belum selesai.
Dan sebagai penebus kesalahannya malam itu, Tita yang sangat merasa bersalah telah meninggalkanku diparty sendiri, berjanji bahwa akan membantuku mengerjakan tugas.
Aku yang awalnya masih kesal, alhasil berhasil terbujuk dengan taktik menggiurkan Tita. Tanpa berfikir panjang, tawaran Tita kuterima begitu saja.
karna itu lebih menguntungkan dari pada aku kesal padanya tanpa membuahkan apa pun.
Dan untuk Pria tampan itu, aku sudah melupakan wajahnya dan tak memikirkannya lagi. Karna memang dari awal tujuanku hanya one night, tidak lebih. dan aku tak ingin menceritakan hal itu pada Tita, karna caraku tidak terdengar keren pastinya.