Chereads / Your TWIN Sister / Chapter 2 - BlueCamp

Chapter 2 - BlueCamp

Mengendarai audi hitamnya di sepanjang jalan, Tita akhirnya memarkirkan Mobil itu di pelataran parkir dan setelahnya segera turun. Disusul oleh Ku yang turun dari mobil, aku berjalan mensejajarkan langkahku dan mengikuti langkahnya.

" Wah, party Om mu cukup mewah yah. Tempat sekeren BlueCamp bisa dia Boking."

Tita hanya mengangguk setuju. " Benar, dia si beruntung tampan yang sangat keren. andai aku bukan keponakanya, sudah kutarget dia."

mendengar ucapan Tita, Aku langsung merasa ngerih untuk membayangkanya. Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu terhadap Omnya sendiri.

Dan tiba-tiba ponselku berbunyi, membuat Tita menengok menatapku. Aku yang merasa ditatap hanya tak peduli dan segera meraih ponselku dari dalam tas.

" Dexa telepon, Tit." Entah mengapa saudara Kembar ku menghubungi. Aku segera mengangkat panggilanya.

Tita yang mengetahui itu dari Dexa tampak berwaja malas seketika. karna Tita sangat malas jika harus membahas tentang Dexa.

Kenyataan bahwa Dexa adalah saudara kembarku, telah membuat banyak kesulitan dalam hidupku. tak perna sekalipun aku mendapatkan apa yang kumau jika menyangkut kebahagiaan. Terlahir Kembar dan menjadi yang tertua membuat ku sering menerima kebencian dari banyak orang yang bahkan belum kutemui sebelumnya.

Hampir semua masalah yang terlibat dengan Dexa akan berimbas balik kepadaku yang notabenya paling tua. Hujatan dan kebencian bahkan sering menghantuiku seperti angin.

Dan aku sempat berfikir bahwa terlahir identik denganya seperti kutukan bagiku. bahkan perlakuan kedua orangtua ku cukup berbeda bila menyangkut Dexa. Banyak deskriminasi yang harus ku terima karna menjadi yang tertua.

Pada akhirnya aku Harus selalu mengalah, dan itu sudah membuatku kebal dengan semuanya. keluarga, teman, bahkan pacar. tidak ada yang bisa kudapatkan dengan baik jika sudah ada Dexa di dalamnya. Tetapi, aku juga merasa bahwa jika tidak ada Dexa maka aku tidak akan perna bisa menjadi sedewasa ini. walaupun semua kesedihan akan selalu kurasakan, tapi hanya dia lah yang dapat mengerti aku apa adanya.

Dexa tidak perna membuatku lupa, bahwa kita selalu peka terhadap satu sama lain, karna kita terlaris secara bersama. dan dia tidak perna meninggalkanku dalam keadaan apapun.

Saat SMA Dexa tak perna memiliki teman, di hanya lebih sering mencari musuh baru setiap harinya. walaupun tak perna berniat menyeret diriku dalam perkelahianya, tapi karna kita kembar semua musuhnya akan ikut membenciku. bahkan ada kalahnya aku merasa dibuli oleh musuh-musuh Dexa tanpa tau apa permasalahnya.

Tapi, Dexa akan selalu muncul dan melindungiku seperti pahlawan. dan itu membuatku tak bisa membencinya sebagai kakak.

Sampai pada akhinya, aku bertemu Tita yang tak perna kufikirkan dia dan aku bisa menjadi teman. Padahal waktu itu, dia musuh terbesar Dexa di SMA. tapi Tita mau menerimaku dan merangkulku menjadi teman.

Dan semenjak itu, aku hanya berteman dengan Tita tanpa mempedulikan gosip apapun yang tersebar. aku hanya percara bahwa Tita tulus berteman denganku tanpa tujuan apapun.

Bagi Tita, aku dan Dexa tidak bisa disamakan dimatanya, karna aku adalah Deka si periang yang sangat hangat sedangkan Dexa si dingin bermulut pedas. kalaupun dilihat dari dekat pun perbedaan kita sangat beda di mata Tita. dan aku bersyukur bahwa Tita bisa berfikir seperti itu padaku.

Setelah kelulusan, Dexa dengan berani meminta ijin kepada Kedua orangtua kami untuk bisa melanjutkan pendidikan didunia modeling dari pada pilihan kedua orangtua kami.

Dan karna keberanianya itu, Dexa bisa dengan gampang meraih kebahagiannya. sedangkan aku harus menopang harapan kedua orangtua kami pada akhirnya. dan sekali lagi aku hanya bisa menerima itu tanpa bisa menyalahkan Dexa.

Karna itu, akhirnya aku dan Dexa berpisah jarak untuk pertama kalinya. Singapur - Surabaya memiliki jarak yang cukup untuk memisahkan kita. Aku melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas ternama di Surabaya dan tetap tinggal bersama denga kedua orang tuaku. dan seperti itulah hidupku sekarang. menjadi seorang mahasiswi tahun ke 4 yang akan lulus tahun ini.

Setelah berbicara dengan Dexa, Kumasukan ponselku dan aku melihat Tita masih setia menatapku seakan bertanya-tanya apa yang barusan kubicarakan dengannya.

"Kenapa dia menghubungimu tiba-tiba?" Dengan nada tak suka.

"Dia menyuruhku bilang ke bokap dan nyokap, kalau dia tak bisa pulang Ke Surabaya hari ini. Tiba-tiba ada pekerjaan katanya."

mendengar penjelasanku Tita langsung melipat kedua tanganya dan mengangguk tak peduli. " Kalu gitu, ayo kita segera masuk saja." Tita berjalan di depanku untuk mengarahkanku.

Suara dentuman musik dari dalam, terdengar samar-samar keluar. Melihat banyak orang yang masuk, Aku sangat yakin bahwa Omnya Tita cukup kaya dan bukan orang sembarangan.

Setelah menunjukan barcode undangan, Aku dan Tita segera masuk kedalam BlueCamp dengan muda. suasana Party yang meriah membuat ku tak bisa untuk tak terkagum-kagum. Semakin langkah kami masuk kedalam, Suara musik semakin terdengar keras. Dan banyak beberapa pasangan kaya yang cukup lagend di Surabaya nampak hadir di acara party hari ini.

"Tit, Om mu orang kaya yah. Gila yang datang benar-benar diluar ekspetasi." Ucapku berteriak, Suara musik yang kecang membuatku dan Tita sulit berbicara.

Tita yang mendengar ucapanku hanya mengangguk menyetujui. " Dia pebisnis ternama di Jakarta, jadi banyak kolega kaya yang dia kenal. Dik Kamu cari tempat kosong dulu, Aku akan pergi memesan minuman." Perintahnya.

Aku yang mengerti hanya mengangguk, Setelah Tita meninggalkanku, dengan cepat langkahku mulai pergi untuk mencari tempat kosong.

Melihat banyak yang terlihat berkelas, Aku sedikit merasa penampilanku tak pantas berada di Party ini. Setelah mencari beberapa sudut, akhirnya aku melihat dari kejauhan ada tempat kosong di ujung sana.

Aku segera berjalan kesana dengan berharap, semoga tak di dahului  orang lain. Setelah mendudukan diri, Aku mencoba membenarkan atasanku yang tak tepat dan tak lupa menebali lipstick merahku, aku bercermin untuk membenarkanya.

Menunggu Tita yang tak kunjung datang, aku berniat memanggilnya. tetapi, tiba-tiba aku mendengar nama Dexa terdengar di telingaku.

"Halo Dexa." panggilan Pria itu.

Aku yang sadar bahwa mungkin dia kenalan Dexa langsung panik dan berfikir bagaimana cara menjelaskan bahwa Aku bukan Dexa padanya.

Pria itu mendekatiku dan duduk di samping kananku yang kosong. melihat betapa tampanya pria itu, otakku malah berfikir mungkin dengan menjadi Dexa aku bisa menemukan pria tampan yang bisa ku ajak One night malam ini.

"Kau bilang tak bisa datang, Eh ternyata sudah disini."

Aku hanya tersenyum tanpa ingin menjawab pertanyaanya.

"Niko sedari tadi pagi sudah uring-uringan karna kesal padamu yang lebih memilih pekerjaan dari pada Ulang tahunya." Pria tampan itu duduk disampingku dengan sangat dekat, bahkan dia merangkulku tanpa sungkan.

' Bagaiman bisa Dexa memiliki teman seperti ini.' Batinku. Karna mulai tak nyaman, aku mencoba bilang bahwa aku bukan Dexa padanya.

" Maaf, Aku bukan De " saat aku ingin menjelaskan, Pria itu tiba-tiba memotong ucapanku.

" Pasti Kau ingin memberi kejutan untuk Niko kan, wah usahamu ini pasti berhasil Dex." Dan pria itu tiba-tiba mencium pipiku dengan seenaknya.

Aku yang merasa terkejut atas tindakan Pria itu, mulai kesal dan menolak dalam rangkulanya.

"Hey Nik, ada yang datang malam ini untukmu." teriaknya, entah ditujukan ke siapa. aku yang berusaha lepas dari rangkulanya tak terlalu memperhatikan sekitar.

Setelah berhasil melepaskan rangkulan Pria itu, Aku mulai duduk menjarak padanya. Dan berusaha menghindar. Rasa ingin pergi mulai muncul, tapi bagaiman caranya. dia pasti akan menahaku bila aku tiba-tiba lari.

Aku hanya berharap Tita muncul dan membantuku dari situasi yang membuatku tak nyaman ini. Tapi aku malah melihat Pria tampan lainya yang datang mendekati arah meja ini.

Aku fikir, jika aku tak membenarkan disituasi kesalapahaman ini. semuanya pasti kacau pada akhirnya.

Melihat langkah Pria itu semakin dekat, Aku menjadi kalang kabut karna panik.

"Lihat bro, siapa yang memberimu kejutan malam ini." Ucap Pria tampan di sampingku dengan senang.