Chereads / Deeana / Chapter 15 - Mamah dan Declan

Chapter 15 - Mamah dan Declan

HHAHHHHHH.....

Deeana melotot melihat jidat nya terdapat tulisan, ia sekarang ingat, tadi malam ia dan Declan bermain tebak kata dan di akhir permainan ia kalah.

"Dasar Declan... kenapa pria itu membuat tulisan aneh seperti ini, memalukan saja, maksud nya apa coba nulis MAHAL KITA, ia kira diri nya barang apa yang bisa dijual, terus "kita" itu diri nya dengan siapa, roh nya, ada-ada saja pria itu.",ujar Deeana sambil menghapus nya menggunakan air, tapi setelah sekian lama tulisan itu tidak memudar juga, Deeana mulai was-was, ia mencoba mengambil air lagi dan menggosokkan ke jidat nya, tapi tetap saja tidak bisa.

"ah..... kenapa ini gak bisa di hapus, apa spidol nya permanen, terus kapn bisa ilang nya", geram Deeana hampir mengeluarkan air mata nya, akhir nya ia pasrah. Ia tidak tahu juga harus bagaimana.

Deeana akhir nya keluar dari toilet dan langsung mengantri wudhu, ia melihat ummi nya sudah duluan pergi ke mesjid, ia menghiraukan bisikan-bisikan orang-orang yang membicarakan diri nya.

Setelah shalat subuh ia memutuskan untuk langsung pergi ke kamar rawat dan tertidur, ia tidak tahu juga harus ngapain. Ummi seperti biasa pergi ke kantin untuk beli sarapan.

Deeana memasuki kamar rawat nya, di sana masih ada Declan dan bu Nuri, sepasang anak dan ibu itu rupanya masih saja bergelut dengan alam mimpi.

Seketika ia tertawa wajah Declan dipenuhi coretan-coretan, wajah tampan nya terhalangi.

Deeana tidak bisa menggambar dengan bagus, juga tidak tahu harus mencoret bagaimana, karena semalam ia memenangkan semua tebak kata kecuali yang di akhir.

Deeana pergi ke brankar nya, lalu bersiap untuk tidur, tak lupa ia membacakan doa sebelum tidur.

"bismika allahumma ahya wabismika amut", gumam Deeana. Ia lalu memejamkan mata nya berharap nanti siang ummi nya itu tidak menanyakan tentang tulisan di jidat nya.

Declan membuka mata nya ketika ada seseorang mengusik nya, di sana terdapat ibu nya dengan raut muka yang bisa di bilang cukup aneh, biasa nya raut muka sang ibu akan menyeramkan ketika membangun kan nya, kalau pintu nya dikunci pun ibu nya ini akan menggedor-gedor pintu kamar nya seperti ada kemalingan di rumah nya, tapi sekarang raut muka ibu nya penuh dengan kebahagiaan, lebih tepat nya tertawa.

"Hahaha... hahaha... hahaha... ",tawa bu Nuri menggelegar, ia tidak menyangka wajah tampan anak nya penuh dengan coretan-coretan abstrak.

"mah, mamah kenapa sih",tanya Declan sembari bangun dari tempat tidur nya selama di kamar rawat. Ia mencoba melihat ke arah samping takut nya Deeana dan ummi nya sedang tertidur dan terganggu dengan suara tawa ibu nya ini, dan benar saja, Deeana masih rertidur, dan untung nya ia tidak terganggu sementara ibu dari gadis itu tidak ada di sudut manapun.

"hahaha... kamu lucu Declan, hahaha... wajah mu itu kenapa? ",tanya bu Nuri kepada anak semata wayang nya ini.

Ada apa dengan ibu nya ini, kenapa dengan wajah nya, diapun mencoba meraba wajah nya, tidak ada masalah pikir nya, lantas mengapa ibu nya ini tertawa. Ia mencoba mengingat-ingat kembali, dan ia ingat sekarang, kalau semalam ia dan Deeana bermain tebak kata, seketika ia tersenyum, ia melihat gadis berhijab itu di samping brankar nya, semalam kan gadis itu yang mencoret wajahnya. Declan pun menyentuh wajah nya, ia rela wajah tampan nya ini penuh dengan coretan oleh gadis itu, ia pun berharap coretan ini lama hilang nya, mengingat spidol yang ia pilih adalah spidol permanen.

Bu Nuri yang melihat anak nya tersenyum sambil meraba wajah nya merasa aneh, akhir-akhir ini putera nya itu selalu saja tersenyum, seperti kemarin ia memergoki putera nya itu tersenyum hanya karena melihat brankar di sebelah nya, padahal brankar itu kosong.

"Declan, kamu kenapa!, dari kemarin kok senyam-senyum sendiri, mamah jadi ngeri ngeliat nya, dan ini kenapa wajah kamu seperti ini, siapa yang coretin kamu, !"ujar ibu nya.

"hehe... udah ah!,oh iyah pesenin Declan ayam geprek, Declan pengen itu sekarang!"titah Declan kepada ibu nya. Sedangkan ibu nya yang mendengar permintaan anak nya merasa marah, apa-apaan anak nya ini.

"ngaco kamu!, masih sakit kok pengen ayam geprek, pengen mati kamu hah! ", sarkas bu Nuri.

"ih, apaan sih mah, orang cuman pengen ayam geprek, masa iyah sampai mati, lagian kalau ayam geprek bisa buat orang mati, gak bakalan ada yang jual",jelas Declan.

"ya masalah nya, kamu masih sakit Declan, pinter dikit napa, mamah ngidam apa sih sampai kamu jadi gini", ujar ibu nya, pasal nya anak nya ini selalu seperti ini ketika bersama nya saja, jangan harap anak nya ini bisa bersikap kekanakan di depan siapapun, itu mustahil.

"ya mana Declan tahu, mamah kan yang ngidam, bukan Declan",ujar Declan. Ia tersenyum melihat ibu nya seperti ini, jarang-jarang ia dapat menghabiskan waktu nya dengan sang ibu, dia selalu sibuk dengan band nya, ia merindukan momen seperti ini.

"ya udah mamah pesenin, tapi ayam goreng nya aja, gak pake sambel geprek nya dan jangan bantah! "ujar sang ibu tuntas.

Declan yang ingin membantah jadi tidak jadi, terserah ibu nya saja.

Ibu nya mengambil ponsel nya di dalam tas nya, lalu kembali duduk di kursi sebelah brankar Declan.

"lah kenapa mamah masih di sini? ",tanya Declan merasa heran, ia kira ibu nya jadi membelikan ayam goreng untuk nya.

"kamu pengen mamah kemana emang nya, ke surga. Mau kamu, mamah tinggalin,hah !",sarkas bu Nuri, pasal nya anak nya ini terus saja berbicara, ia jadi pusing sendiri, mengingat diri nya ketika di rumah selalu hidup tentram karena anak dan suami nya ini selalu sibuk dengan kerjaan mereka. Walaupun awal nya sulit, lama kelamaan ia menjadi terbiasa dengan hal itu.

"mamah ngomong apa sih, siapa bilang Declan mau mamah tinggalin", ujar Declan merasa aneh dengan pikiran ibu nya yang ngelantur.

"Lah terus... kenapa? ",tanya bu Nuri.

"Declan cuman aneh aja, tadi kan mamah bilang mau pesenin ayam goreng buat Declan, kenapa masih di sini? ",jelas Declan.

"oh... ngomong dong", ucap sang ibu.

Declan hanya memutar kan bola mata nya, terserah ibu nya saja.

" tadi tuh mamah pesen online",ujar ibu nya.

"kenapa gak pesen langsung aja sih mah",ujar Declan kepada sang ibu dengan raut kesal.

" mamah males keluar nya, lagian apa guna nya ponsel kalau gak di gunain secara maksimal",ujar ibu nya.

"terserah mamah saja",ujar Declan pasrah. Declan memutuskan untuk membaringkan saja tubuh nya, sedangkan ibu nya memilih menelpon suami tercinta.