"EKHEM... "
Semua orang melihat ke asal suara, Deeana berdiri di belakang kak Lian, ia merasa takut. Ummi yang melihat ketakutan yang Deeana tunjukan, merasa ada yang aneh, kenapa dengan Deeana.
Sedangkan Ishaq memilih berjalan mendekati nenek nya. Karena ia takut nenek nya akan berbuat yang tidak di inginkan oleh nya. Ia tidak memberitahu keluarga nya tentang nenek nya ini yang menjambak Deeana. Sebenar nya semua orang sudah tahu tentang nenek Ami yang tidak menyukai Deeana, hanya saja nenek nya itu tidak sampai menjambak atau bahkan sampai hampir memukul Deeana. Mungkin nenek nya ada sebab memperlakukan Deeana seperti itu, karena mengingat Deeana yang sebelum nya membuat minuman yang salah.
"assalaamualaikum nenek, nenek butuh sesuatu? ", ujar Ishaq yang langsung membawa nenek nya ke belakang, nek Ami yang ingin melihat Deeana merasa kesal dengan cucu nya. Ishaq membawa nya ke kamar nya.
"kamu tuh kenapa sih Shaq, ummi kan pengen ngeliat Si parasit, kenapa kamu bawa nenek ke sini? ",tanya nek Ami sewot.
"aduh nenek Ishaq yang paling cantik kembaran nya aishwarya rai ini, kenapa harus pergi ke bawah segala, nanti lelah loh nek",ujar Ishaq kepada nenek nya.
"ih... Ishaq, kan nenek udah bilang nenek pengen ketemu sama si parasit itu, kenapa sih kamu, aneh banget",kesal nek Ami sambil memukul pelan tangan Ishaq.
"Jangan dulu nek, si Deeana kan baru aja sembuh, nanti kalau udah sembuh total, baru bisa ketemu",ujar Ishaq selembut mungkin, ia ingin nenek nya berhenti dulu untuk mneganggu Deeana, ia tidak mau dua orang yang dia cintai saling membenci satu sama lain, ia tidak mau. Cukup nenek nya saja dahulu, jangan sampai Deeana juga membenci nenek nya, karena ia tahu Deeana tidak membenci sang nenek, wanita itu hanya merasa takut saja kepada nenek nya.
"Lah, emang kenapa kalau baru aja sembuh, lagian kan si parasit itu cuman pingsan aja, kali aja mungkin dia bohongin kalian Shaq, nenek tahu itu, si parasit cuman mau kalian repot aja, padahal dia gak papa, pake sok-sok an jatuh di tangga segala lagi", tutur nek Ami. Ishaq yang mendengar nya hanya bisa menggelengkan kepala nya saja,ada apa ini dengan nenek nya, jelas-jelas wanita itu jatuh dari tangga,dan ia melihat darah yang keluar dari kepala Deeana.
"Oh iyah, kenapa kamu kok pulang bareng ama si parasit itu? ",tanya nek Ami, padahal kan cucu nya ini semalam berangkat keluar kota lagi untuk menggantikan Ustadz yang berhalangan hadir, Ishaq berangkat setelah maghrib karena pagi nya ia mengisi kajian juga di luar kota, cucu nya ini memang hebat, apa tidak merasa kelelahan.
Ishaq yang mendengar pertanyaan nenek nya merasa bingung, ia kira nenek nya ini tidak akan menanyakan hal itu, tapi nyata nya.
"eum... itu nek tadi Ishaq di minta ummi untuk menjemput Deeana nek, karena arah nya sejalur jadi ummi minta Ishaq menjemput nya",jawab Ishaq dengan jujur, ia tidak mau membohongi nenek nya, takut nya nenek nya ini tahu kebenaran nya, dan malah marah kepada nya, nenek nya ini tipikal orang yang mudah marah, tapi sebenar nya baik, nenek nya ini paling perhatian, dan paling menyayangi diri nya, bukan ge-er tapi nenek nya pernah bilang seperti itu, nenek nya bilang kalau nenek nya ini paling menyayangi nya karena waktu ummi melahirkan diri nya sangat cepat, tidak seperti kak Bagas dan adik bungsunya yang proses melahirkan nya memakan waktu cukup lama yang membuat nenek nya ini khawatir.
"kamu tuh yah, gak capek apa, pagi kamu pergi ke luar kota, malam nya kamu pergi lagi keluar kota, kamu itu yah, mau aja di bodohin si parasit, lagian ummi kamu kenapa nyuruh kamu yang pergi kan ada supir! ", sewot ummi yang merasa geram dengan kelakuan menantu nya dan jangan lupakan kemarahan ummi nya yang sudah di ubun-ubun terhadap Deeana.
"supir nya kan gak ada nek, supir nya kan nenek suruh buat nganter si adek, nenek lupa",ujar Ishaq sembari memegang kedua tangan nenek nya.
Nek Ami ingat, tadi pagi cucu nya yang paling muda izin pergi bareng teman-teman nya. Ia tidak tahu kemana Sultan pergi cucu nya itu tidak memberitahunya hanya meminta izin saja, maka nya ia menyuruh supir untuk mengantar nya agar ia bisa menanyakan kepada supir kemana cucu nya dan teman-teman nya pergi.
"oh iyah, tadi nenek suruh pak supir mengantar adik mu, adik mu itu tidak memberi tahu mau pergi kemana, jadi nenek suruh supir mengantar nya, takut nya kan adik mu itu pergi ke tempat aneh gitu",jelas nek Ami kepada cucu nya ini.
"si adek gak mungkin pergi ke tempat yang aneh-aneh, Ishaq percaya itu",ujar Ishaq meyakinkan sang nenek, ia yakin karena adik nya itu seorang yang penurut, jadi tidak mungkin pergi ke tempat aneh, seperti yang di katakan nenek nya ini.
" yah bisa aja kan Ishaq, lagian adik kamu tuh masih kecil, pikiran nya masih labil, bisa aja kan",ujar nek Ami yang takut kalau cucu bungsu nya itu terjerumus.
"Ishaq ngerti nek,ya sudah nanti saja kita tanya si adek langsung, mending sekarang nenek tidur siang, sekarang Ishaq liat-liat nenek jarang tidur siang",ujar Ishaq yang membantu nenek nya berbaring.
Sementara di ruang tamu Deeana duduk ditemani kak Lian dan jangan lupakan si Embul yang sudah minta di gendong oleh nya, ia pun menggendong nya, membawa Embul ke pelukan nya. Deeana sangat lega Ishaq membawa nek Ami ke kamar nya, tadi setelah nek Ami pergi, ummi nya memilih mengganti pakaian sedangkan abi pergi ke taman untuk menyelesaikan pekerjaan nya di temani kak Bagas.
"Deeana, bagaimana keadaan kamu sekarang, apa masih sakit? ",tanya kak Lian.
"sudah nggak sakit kok kak, tapi kadang suka pusing aja",jawab Deeana.
Ishaq turun menuruni tangga ia hanya melihat Kak Lian Deeana dan Embul yang berada di gendongan Deeana.
"kak Lian, kemana kak Bagas sama Abi? ",tanya Ishaq kepada kakak ipar nya.
"oh Abi sama mas Bagas pergi ke Taman, Shaq",jawab Liana.
"oh gitu yah, makasih kak",ujar Ishaq sambil melangkah kan kaki nya ke taman rumah nya.
Sementara Liana hanya mengagukkan kepala nya.
"kamu gak berat Deeana, sini biar kakak aja yang gendong kamu kan baru aja sembuh, liat itu Embul nya sudah ngantuk itu",tawar Liana.
"nggak papa kok kak, Deeana masih kuat kok",tutur Deeana.
"ya sudah kalau kamu kuat, tapi kalau gak kuat, bilang ke kakak",ujar Liana akhir nya.
Deeana menganggukkan kepala nya, ia seperti sudah setahun saja tidak melihat anak kecil yang berada di gendongan nya ini.