Chereads / Deeana / Chapter 17 - merasa tersaingi

Chapter 17 - merasa tersaingi

Deeana melihat ke arah Ishaq, pria itu terus saja melihat nya, jika terus di lihat ia jadi kesal sendiri. Sementara ummi nya pergi keluar karena mengurus administrasi, di temani oleh bu Nuri. Tadi nya Ishaq menawari agar diri nya saja yang mengurus administrasi, tapi ummi nya menolak, ia tidak tega putera nya itu baru saja datang karena semalam ia ke luar kota dan pagi ini harus menjemput Deeana. Masalah paman nya ummi sekeluarga sepakat tidak memberitahukan nya, mengingat perjalanan nya yang jauh dan lagi pesantren tidak ada yang mengurus, mereka hanya memberi kabar bahwa Deeana baik-baik saja,sebab paman Deeana selalu menanyakan kabar kepada abi atau ummi .

Deeana melihat ke arah Ishaq yang terus menatap nya tanpa henti.

"Ih Ishaq, kenapa sih loh liatin gue terus? ",tanya Deeana sewot.

"nggak, aneh aja, tuh jidat kenapa ada tato nya kek gitu, udah kek preman loh! ",jawab Ishaq tak kalah sewot.

"ih loh tuh yah, nyebelin banget sih Shaq, pake ngatain tato preman segala",sarkas Deeana kesal Ishaq yang melihat itu tertawa.

"hahaha.... kenapa emang nya bener kan, orang yang tato an itu kebanyakan preman, mana ada ustadzah pake tato, gak ada. Ngaco loh",ujar Ishaq meremehkan.

"ih...ngeselin, ternyata idup gue tuh tenang kalau gak ada loh, ada loh hidup gue serasa di neraka!",ujar Deeana dengan kekesalan yang menuncak.

Deg...

Ishaq tidak salah dengar kan, ucapan Deeana begitu menusuk hati nya, apakah benar yang di utarakan gadis itu, bahwa berada di dekat nya serasa di neraka. Ishaq hanya menampilkan senyum nya, ia tidak boleh memancing gadis itu, apalagi Deeana baru sembuh.

Sementara Declan yang mendengar percakapan pria itu dengan Deeana merasa tidak tenang, hati nya merasa tertimpa batu, ia kesal dengan pria itu,siapa pria itu sebenar nya, jika di lihat bisa saja mereka adalah saudara. Tapi jika melihat sorotan mata pria itu ada sepercik cinta di mata nya,ia tidak bodoh ia juga seorang pria. Ia tahu bagaimana seorang pria ketika menyukai seseorang bisa di lihat dari sorot mata nya.

Deeana tidak menyadari perkataan nya, ia terus saja menggerutu kepada Ishaq. Ishaq hanya tersenyum menanggapi nya, karena ia masih saja terkejut dengan perkataan Deeana.

"Shaq, loh tuh kenapa kok diem aja, senyam-senyum mulu loh kek tokek idup !"ujar Deeana. Ia meraaa aneh, tadi saat datang pria itu begitu menyebalkan tapi sekarang, pria itu berubah menjadi kucing yang memohon untuk di bawa pulang, senyam-senyum sendiri.

"nggak kok, nggak papa, loh gimana kabar nya sekarang? ",tanya Ishaq dengan lembut, ia akan mencoba untuk biasa saja, seakan tidak terjadi apa-apa, ia tidak boleh terpancing emosi, ia tahu Deeana itu seperti apa, wanita ini terkadang mudah emosi dengan hal yang kecil, tapi juga bisa tenang walau ada masalah. Deeana memang aneh, tapi kenapa hati nya tidak pernah berubah, hati nya terus menyematkan nama Deeana.

Deeana merasa aneh, kenapa dengan pria itu.

"Loh kenapa sih Shaq, tadi loh ngeselin sekarang berubah jadi bae",ujar Deeana mengeluarkan unek-unek nya.

"loh tuh yah aneh banget, di keselin salah, di baikin juga salah, mau loh apa Deeana Indaya, bukan nya jawab pertanyaan gue ",ucap Ishaq, ia mencoba untuk melupakan perkataan gadis itu dan mencoba untuk bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.

" gue bae-bae aja, nih liat. Liat yang jelas, kali aja mata loh katarak", ujar Deeana sambil memperlihatkan kedua tangan nya kepada Ishaq.

"iyah gue liat gak usah di tunjukin, gue gak katarak mata gue masih normal ", ujar Ishaq santai.

Deeana melihat ke arah Ishaq, ia tertawa pria ini selalu saja seperti ini, terkadang ia merasa senang dengan kehadiran pria di depan nya ini, tapi terkadang ia juga merasa kesal dengan pria ini.

"kenapa loh ketawa, gak ada yang lucu",sewot Ishaq ke arah Deeana.

.

"Loh yang lucu",ujar Deeana sambil menunjuk ke arah Ishaq.

Ia tidak salah dengar kan, Deeana memuji nya, ya allah kalau ini mimpi, jangan kau bangun kan aku.

Sementara Declan yang mendengar nya merasa kesal, sebenar nya hubungan mereka itu apa.

Kalau saudara tidak mungkin seperti ini, feeling nya mengatakan bahwa ada sesuatu, ia tidak boleh mengambil keputusan yang salah, Ia tidak boleh gegabah tetap tenang saja, karena ia akui bahwa diri nya bukan siapa-siapa di sini.

"TAPI BOONG", teriak Deeana.

Wanita ini memang nyebelin tingkat langit, baru saja ge-er, eh malah boongan. Ia itu tadi serasa di bawa oleh Deeana ke gunung merapi, tapi setelah nya ia ceburkan diri nya ke dalam Lava panas yang berada di dalam gununh merapi.

Declan yang mendengar bahwa itu hanyalah bohongan tersenyum meremehkan, lihat saja nanti Deeana pasti akan jadi milik nya. Sekarang mungkin ia hanya menjadi stranger bagi Deeana, tapi nanti ia akan menjadi orang yang paling berharga di hidup Deeana.

"HAhahaha..... cie.... yang salting mah beda",ujar Deeana meremehkan Ishaq.

"Ih nggak yah, gue gak Salting, ngapain gue salting sama loh, gak guna dan gak penting", ujar Ishaq.

"terserah loh deh ",ucap Deeana tuntas, ia yakin kalau salah satu di antara mereka tidak ada yang mengalah, perdebatan ini mungkin tak akan selesai.

Adzan dzuhur berkumandang, waktu nya umat muslim untuk melaksanakan kewajiban nya. Deeana dan Ishaq memilih untuk shalat terlebih dahulu, karena ummi mungkin sudah terlebih dahulu pergi ke mesjid. Usai shalat Ummi, Ishaq, dan Deeana pamit kepada bu Nuri. Declan, jangan di tanya pria itu pura-pura tertidur, ia malu kalau harus berpapasan dengan Deeana, jadi ia pura-pura tidur saja dengan selimut yang menutupi wajah nya. Deeana tadi nya ingin meminta maaf kepada Declan karena semalam, tapi melihat pria itu yang tertidur ia tidak jadi, Abi sudah sampai beberapa menit sebelum adzan dzuhur, abi memutuskan untuk mengunjungi Deeana setelah dzuhur. Ketika bertemu, Abi tidak menyadari ada tulisan di kening Deeana, karena Deeana memilih menghalangi nya menggunakan kerudung yang dilipat di bagian dahi.

Mereka akhir nya pulang, Ishaq yang menjadi supir, di sebelah nya ada abi, sedangkan Deeana ada di belakang bersama ummi. Ketika abi ke sini, ia menggunakan taksi, karena abi bilang dia tadi sempat ke rumah untuk berganti pakaian, lalu langsung ke rumah sakit. Deeana merasa bersalah, ia membuat abi kelelahan karena nya, mengingat abi yang baru saja pulang, lalu mengunjungi nya. Deeana sempat meminta maaf, tapi abi bilang, ia merasa bersalah karena belum menjenguk nya di rumah sakit. Sebenar nya ia juga tidak enak dengan Ishaq, pria itu juga baru saja pulang di luar kota.

Di tengah jalan Deeana merasa was-was, ia ingat Nek Ami, ia takut nek Ami akan memarahi nya lagi. Tadi ia sempat bertanya kepada Ishaq, tapi pria itu malah menjawab, sudah tidak apa-apa, nek Ami gak bakalan gitu lagi.

Mereka akhir nya sampai di rumah, hati Deeana berdegup dengan kencang, ia merasa tkaut dengan nek Ami. Ketika ia dan ummi memasuki rumah, ia di sambut kak Lian dan kak Bagas, dan jangan lupakan Embul yang berada di gendongan kak Bagas.

Saat Deeana akan memeluk kak Lian, ia melihat ummi nya berjalan ke arah nya.

Deeana melotot, ia merasa takut.

"EKHEM... "