"ISHAQ !"teriak seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat, ia terkejut melihat keadaan Deeana dan Ishaq, anaknya yang dikenal baik dan shaleh hampir melakukan itu kepada Deeana yang notabene nya sudah ia anggap seperti anak kandung, untung saja ia datang tepat waktu kalau tidak sudah pasti hal yang tidak diinginkan terjadi, ia menghela napas lalu mendekati brankar Deeana. Suasana di ruangan ini sungguh hening, hanya ada Ishaq dan Deeana yang sadar, sedang 3 orang laki-laki tidak sadarkan diri.
Ishaq menelan ludahnya kasar ia tidak tahu kalau ummi nya akan datang secepat ini, dan hal yang paling mengejutkan adalah ummi melihat ia hampir mencium Deeana, ia melihat sekitar ternyata di ruangan ini hanya ada dirinya yang menunggu pasien, dua orang yang ia kira sebagai orang tuanya lelaki sebelah brankar Deeana pergi keluar, pantas saja ummi berani berteriak keras, ia lalu menyimpan bubur yang ia pegang ke atas meja kecil di sebelah kanan Deeana, ia menatap ummi dengan pandangan yang sulit di artikan.
Ummi melihat ke arah Ishaq lalu beralih melihat Deeana, ia melihat Deeana hanya menundukkan kepalanya.
Suasana hening menyelimuti ketiganya, Ishaq tidak tahu harus berkata apa, jujur ia malu, kejadian ini berawal dari Ia yang melihat Deeana yang saat itu terlihat kepanasan memegang mangkuk, lalu ia mencoba untuk membantu Deeana, ingin hati mengambil alih mangkok di tangan Deeana malah tangan Deeana yang ia pegang alhasil matanya spontan melihat ke wajah Deeana.
"Deea, bagaimana keadaanmu sekarang, apa ada yang sakit? "tanya Ummi yang memecahkan keheningan, ia kira tidak seharusnya keheningan menyelimuti ketiganya, kejadian ini biar nanti saja ia tanyakan kepada Ishaq, sekarang ia harus mengetahui kondisi Deeana.
"B..bbaik ummi",jawab Deeana gugup, sementara Ishaq hanya diam dan melihat keduanya, tepatnya melihat ke arah Deeana ia tidak berani melihat ke arah ummi.
"Syukur kalau begitu",ujar ummi sambil tersenyum hangat sementara Deeana hanya mampu memberikan senyum canggung kepada ummi, ia tidak tahu harus bersikap seperti apa, lalu ummi beralih menatap ke arah Ishaq.
"Ishaq, ummi mau bicara.", ucap Ummi kepada Ishaq.
Ishaq yang mendengar hal itu hanya mampu menganggukkan kepalanya, yang ia tunggu akhirnya terjadi juga, ia pasti akan mendapatkan interogasi tegas dari ummi nya.
Iapun pergi ke luar, suasana di luar cukup ramai, banyak orang hilir mudik melewatinya.
"Ishaq, bisa jelaskan kejadian yang tadi? "tanya Ummi yang mengalihkan fokusnya dari hilir mudik orang-orang yang berjalan di depannya.
Ishaq menghela nafas, sudah ia duga ummi nya akan bertanya hal ini, ia berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan.
"Ummi, maaf tadi Ishaq ngagetin ummi, tapi apa yang ummi lihat itu tidak seperti apa yang ummi maksudkan, tadi Ishaq ingin bantu Deeana yang kepanasan megang mangkuk bubur, itu hanya spontan saja Ishaq seperti itu", terang Ishaq menjelaskan, ummi merasa tak puas dengan jawaban Ishaq, ia yakin yang ia lihat itu Ishaq hampir mencium Deeana sedangkan Deeana hanya terdiam sambil menatap netra milik putranya itu, ia yakin kalau Ishaq dan Deeana ada sesuatu, ia akhirnya memilih memberikan pertanyaan yang mungkin ini lebih sensitif karena mengenai Ishaq sendiri.
"Apa kamu menyukai Deeana Ishaq ?"tanya ummi sambil matanya menatap ke arah Ishaq yang saat itu tengah menatap ke arahnya juga.
Ishaq sesaat membeku, pertanyaan itu sukses membuat ia takut akan sesuatu, ia tahu ummi itu sangat menyayangi Deeana, ummi pernah bilang kepadanya bahwa ia sangat menginginkan anak perempuan, oleh sebab itu ummi menganggap Deeana sebagai anak kandungnya sendiri, ia tidak tahu harus menjawab apa, kalau ia berbicara jujur akan perasaannya, ia takut kalau ummi tidak bisa menerimanya dan malah menjauhkannya dengan Deeana.
"Ishaq tidak menyukai Deeana ummi, tadi hanya spontanitas saja tidak berlebih, Ishaq hanya ingin membantu Deeana saja",jawab Ishaq. Ia mencoba meyakinkan ummi, semoga saja ummi nya bisa mempercayainya.
Ummi Ana menghela nafas, ia juga tidak bisa memaksa puteranya itu berkata jujur, ia seorang ibu ia bisa melihat ada pancaran ketertarikan di mata Ishaq.
"Ya sudah kalau begitu, kamu pulang saja, biar ummi yang menjaga Deeana disini, besok kamu kan harus berangkat pagi",titah ummi. Ishaq merasa lega dan tersenyum menatap surganya itu dengan tatapan penuh kasih, ia berharap semoga ummi nya tidak akan pernah tahu akan hal itu, setelahnya ia lalu menemui Deeana untuk pamit dan meninggalkan tempat orang-orang mendapatkan pahit serta manis setelah mengunjunginya.
Didalam ruangan ummi menyuapi bubur yang sudah dingin kepada Deea.
"ummi, biar aku saja, mending ummi duduk saja, ummi kan baru saja sampai",kata Deeana yang tak enak hati, ummi Ana memang selalu memberikan perhatian kepada Deeana, wanita itu tak pernah membeda-bedakan antara Deeana dan putera-putranya yang lain, ia begitu menyayanginya.
"gak papa Dee, kamu kan baru aja pulih pasti lemes, iyah kan? "tutur ummi sambil menganggukkan kepalanya pertanda ucapannya memang benar. Deea hanya menganggukkan kepala mengiyakan perkataan ummi, badannya memang terasa lemas bahkan saat bergerak pun saja rasanya ia tak mampu di tambah lagi kepalanya sakit dan agak pening. Selesai menyuapi Deeana makan ummi membantu Deeana untuk Shalat karena Adzan telah berkumandang sepuluh menit yang lalu. Selesai shalat ummi pamit untuk keluar mencari makan, karena ia tadi belum makan.
Deeana melihat keadaan sekitar, di sana terdapat 3 pria yang tak sadarkan diri, tapi ketika ia melihat wajah seseorang di sebelahnya, ia merasa tak asing.
"Dia sepertinya pernahku lihat",gumam Deeana yang mencoba untuk mengingat siapa pria itu, benarkah apa yang tengah ia pikirkan atau hanya perasaannya saja. Pria itu seperti Declan Clarus band, iyah Deea ingat pria itu memang Declan dan pria-pria di sebelah brankar Declan adalah Angga dan Dimas. Ia tidak menyangka dirinya bisa sekamar dengan band yang begitu di kagumi sahabatnya itu, kalau saja sahabatnya ada di sini pasti mereka akan heboh apalagi Tasyana yang begitu menggilai Angga. Deeana ingat, saat ulang tahun Tasyana, Tasyana menginginkan tiket konser Clarus band dari Carissa dan dirinya. Pernah sekali Tasyana kehabisan tiket konser Clarus band, ia menangis dan bahkan tidak mau pergi ke sekolah. Sejenak ia begitu merindukan dua sahabatnya itu.
Deeana memutuskan untuk kembali tidur karena badannya yang terasa lemas, saat Deeana akan menarik selimut dirinya mendengar rintihan seseorang, ia pun melihat ke arah suara tersebut, di sana terlihat Declan yang sedang memegangi kepalanya dan sedikit merintih mungkin kesakitan pikir nya.
"Kamu sudah sadar, bagaimana, apa ada yang sakit?",tanya Deeana. Declan yang mendengar itu langsung melihat ke arah suara seorang wanita.
DEG...