BRUKKKKKKKK....
Tubuh Deeana jatuh ke bawah tangga, kepalanya terbentur anak-anak tangga, cairan merah kental mengalir membasahi kerudungnya, Ishaq yang melihat itu langsung berlari ke arah Deeana.
"Astaghfirullah Deea, bangun Dee, bangun! "ucap Ishaq yang panik sambil menepuk-nepuk pipi Deea, lalu ia segera menggendong Deea dan membawanya ke mobil.
Sementara di tempat lain sekelompok orang tengah menegak minuman beralkohol, mereka bersorak riang, pancaran-pancaran penuh kemenangan tercetak jelas di raut wajah mereka.
"hahahaha.... dasar ogeb emang Clarus band, mereka pikir kita sudi apa ngundang mereka ke acara party, dan bodohnya mereka mau aja kita kibulin, ya nggak? hahaha ",teriak seseorang yang setengah sadar.
"mereka geng bgst dengan mudahnya dateng ke party ultah gue yang sebenernya party menyambut ajal mereka, hahahaha... tos dulu",ucap seorang pria yang satunya lagi.
Flashback on
Pagi datang menyambut, kilauan mentari menghangatkan 3 pria yang sedang mengepulkan asap dari mulut mereka, tiga pria itu adalah Declan, Angga dan Dimas.
Mereka berkumpul untuk membahas persiapan manggung dan menunggu waktu untuk pergi ke acara party Ultah Vokalis Band Cakra, mereka sepakat untuk menghadiri party tersebut walau mereka sebenarnya malas dan enggan tapi tidak baik rasanya jika tidak datang apalagi ini menyangkut kesamaan profesi, tidak enak juga rasanya ketika mereka di undang di sebuah acara yang sama tapi tidak saling menyapa, menurut Angga ini awal yang baik untuk memperbaiki hubungan antara Clarus band dan Band Cakra.
"Loh yakin mau hadir, band Cakra tuh bisa di bilang musuh kita Ga, mereka selalu menghalalkan segala cara untuk menghancurkan band kita",kata Dimas panjang lebar dengan rasa dongkol karena Angga memutuskan untuk menghadiri acara tersebut.
"Gue yakin, lagian kalian gak capek apa terus-terusan kek gini, dia ngundang kita yah kita dateng aja, kita coba perbaiki hubungan kita, mungkin ini bisa jadi awal yang baik, lagian kita udah bahas ini dan loh sama Declan udah sepakat dari awal",tutur Angga, sementara Declan hanya berdiam diri tak tertarik ikut pembicaraan teman-temannya itu, apa yang mereka putuskan itu mungkin yang terbaik, walau ragu.
"Tapi belum tentu mereka gak ngerencanain sesuatu Angga, gimana sih, kesel gue", kesal Dimas kepada Angga.
"Udah sekarang mending kita ke party ultahnya, ini udah jamnya",ajak Angga yang merangkul Dimas dan menarik Declan.
Setibanya mereka di acara party, terlihat beberapa orang yang melihat ke arah mereka.
PROK... PROK... PROK...
"wow, wow, wow, akhirnya kalian datang juga, gue pikir kalian gak akan dateng karena takut", ucap seseorang sembari bertepuk tangan mendekat ke arah mereka. Ia adalah Arya vokalis band Cakra.
"maksud loh apa ngomong kayak gitu hah, siapa bilang kita takut ama kalian! "Sarkas Dimas, ia yakin ada sesuatu yang direncanakan Band Cakra.
"wow, gak takut ,bener nih gak takut? ",ledek Arya.
"maksud loh apa sebenernya ngundang kita, hah!", sarkas Angga.
"gue sebenernya mau ngasih kejutan buat kalian, terutama sang vokalis Declan Osvaldo",ucap Arya.
"Mau apa loh ngasih kejutan buat gue, gue gak sudi terima kejutan dari loh!",bentak Declan.
"sayangnya loh tetep harus nerima, HAJAR MEREKA! ", teriak Arya mengomando pria-pria bertubuh kekar untuk mengeroyok Clarus band, senyuman tercetak di wajahnya.
"Shittt... ",ucap Declan dan langsung melawan orang yang meninjunya, ia memukul lawan-lawannya dengan membabi buta.
"Anjir 10 lawan 3",ucap Dimas dan langsung menghadang orang yang akan meninjunya.
sementara Angga berusaha untuk mencari kelemahan lawannya sembari memberikan pukulan-pukulan telak.
BUGH...
BUGH...
BUGH...
Perkelahian pun tak terelakkan Declan, Angga dan Dimas kewalahan menghajar orang-orang suruhan Arya, bagaimana tidak kewalahan, mereka melawan 10 orang tanpa apapun sedangkan Mereka ada yang membawa kayu.
Setelah lama berkelahi Angga dan Dimas akhirnya tak sadarkan diri sementara Declan masih terus melawan. Saat Declan ingin melawan, tiba-tiba seseorang datang di belakang dan membawa balok kayu.
BUKKKK....
"arghhhhhh" teriak Declan diiringi dengan suara mobil polisi. Sementara Arya dan kawan-kawannya pergi meninggalkan Declan, Angga dan Dimas yang tidak sadarkan diri.
Flashback off.
"gue gak bakal biarin kalian hidup tenang Clarus band",gumam Arya lalu lanjut meminum alkohol dan merayakan atas kejadian tadi pagi.
🏵️🏵️🏵️
"Bagaimana keadaan Deeana dok? "tanya Ishaq khawatir.
"kondisi pasien baik-baik saja, Dia pingsan karena perutnya kosong, dan luka di kepalanya tidak begitu parah, dia hanya perlu istirahat yang cukup", ujar dokter itu, Lalu pamit.
Setelah dokter itu pergi Ishaq lalu melihat ke arah Deeana, ia menyayangkan Deeana dirawat di tempat ini bersama yang lain karena di rumah sakit ini ruang PIV sudah terisi penuh, hal yang paling tidak disukai Ishaq kenapa hanya ruangan ini saja yang tersisa untuk pasien, bukan karena kotor ataupun sempit, ini karena di ruangan ini hanya Deeana yang perempuan dan tiga ranjang yang lain itu laki-laki.
Ceklek...
Terlihat di sana seorang wanita paruh baya dan seorang pria paruh baya, mungkin itu orang tua pasien di brankar sebelah pikirnya, mereka lalu mendekati brankar, di sana terdengar isakan tangis wanita paruh baya itu. Ia bisa merasakan sakit yang dirasakan wanita paruh baya itu ketika melihat anaknya tidak sadarkan diri dalam keadaan seperti itu, terdapat banyak luka lebam di sekujur tubuhnya dan kepalanya tertutupi oleh perban, apalagi orang itu dan kedua orang yang lainnya diantarkan oleh polisi, ia tidak tahu masalah apa yang terjadi dengan pria itu, tapi ia merasa pria yang berada di sebelah brankar Deeana itu wajahnya tidak asing.
Ishaq memberitahukan keadaan Deeana kepada umminya, ummi Anna sekarang tengah berada di perjalanan. Ia tadinya tidak akan memberitahukan keadaan Deeana tapi ia juga tidak bisa terus-terusan menjaga Deeana, apalagi Deeana dianjurkan untuk manginap sekitar 1 atau 2 hari, ia tidak mungkin menginap disini mengingat besok ia akan pergi ke luar kota, ada acara perpisahan anak SMA, dia di undang untuk mengisi kajian di acara itu.
"Aws.... ", rintih Deeana yang membuyarkan lamunannya.
"Jangan banyak gerak dulu, Deea",ucap Ishaq yang membantu Deeana menyandar ke belakang brankar.
"Gue kenapa Shaq, pala gue sakit banget?, "tanya Deeana dengan lemah, pasalnya kepalanya serasa ditusuk ribuan jarum dan badannya serasa tertimpuk benda besar.
"Loh tadi pingsan dan jatuh dari tangga. Loh belum makan kan, gue udah beliin bubur buat loh",ucap Ishaq yang menyajikan bubur itu ke mangkok. Deeana hanya melihat kecekatan Ishaq dalam menyajikan bubur. Deea tidak menyangka orang yang nyebelin Dan ngeselin seperti Ishaq memperlakukan itu kepadanya, memang Ishaq itu dikenal baik dan ramah kepada semua orang tapi tidak kepada Deeana.
"Loh masih bisa makan sendiri? "tanya Ishaq yang memecahkan lamunan Deeana.
"i-iyah gue bisa sendiri", ucap Deeana.
Saat Deea mencoba mengambil mangkuk yang Ishaq berikan, Deeana tidak tahu bubur itu masih panas dan...
GREB
Deg !!!
Ishaq dan Deeana saling menatap,mereka terkejut karena wajah mereka hanya berjarak 5cm saja, jantung Ishaq bertalu dengan cepat, ia bisa melihat Deena dengan sedekat ini, begitu sempurnanya Allah menciptakan pahatan wajah Deeana. Netra yang sipit seperti khas orang China, kulit wajah yang halus, dan jangan lupakan bibir Deeana, Ishaq mendekatkan wajah mereka, Deeana hanya berdiam diri, ia masih tidak percaya ini, saat Ishaq hampir mencium Deeana.
Ceklek...
"ISHAQ.... !"