Chereads / Deeana / Chapter 5 - Datangnya anggota baru

Chapter 5 - Datangnya anggota baru

Ketika fikiranmu hanya tertuju pada isi hati, maka dengarkan degupan mu, benarkah itu cinta atau hanya kekaguman sesaat.

Setelah berpamitan dengan orangtua Laura, Deeana memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia diantar oleh Laura. Sesampainya di rumah, ia mengajak Laura untuk menginap karena hari telah malam, tapi Laura menolaknya dengan alasan Daddy nya tidak akan mengizinkannya menginap.

Keadaan rumah sudah gelap karena semua penghuni rumah telah menjelajahi mimpi, Deea lalu pergi ke kamarnya, setibanya di kamar, Deea berganti pakaian dan membuka sebuah kotak berwarna hitam.

"Bu, aku kangen ibu, dengan adanya ini aku nggak sedih lagi, kata Deeana sambil memegang kotak yang tidak berisi itu, kemudian ia mengambil tas yang ia pakai di party.

Betapa terkejutnya dia, kalung yang berinisial kan namanya tidak ditemukan, padahal dia tadi menyimpannya di dalam tas.

Dia lalu mencarinya di seluruh kamar, tetapi tetap tidak berhasil di temukan.

"Ya allah,dimana kalung itu, hiks... Hiks... Padahal kalung itu pemberian terakhir mendiang ibuku", kata Deea tersedu. ia lalu berbaring dengan tangisan yang mengiringinya hingga tak terasa alam mimpi menyapanya.

Sementara itu dilain tempat seorang pria tengah memandangi kalung yang ia temukan di Party, pandangannya tak lepas dari kalung itu, senyumannya terukir indah di wajahnya. Dia memikirkan gadis yang ia temui di party yang tak lain adalah si pemilik kalung yang tengah ia genggam.

"Kalungnya indah seperti orangnya, ya ampun Declan, Lo kenapa, haishhh",ucapnya sambil memikirkan sosok Deeana, ia merasa aneh dengan dirinya, ia seolah terjebak dengan masalah hati. Karena sedang fokusnya memandangi kalung, ia tidak menyadari kedatangan ibunya.

"Loh nak, kamu belum tidur?, tanya sang ibu.

Declan yang terkejut dengan kedatangan ibunya, langsung menyembunyikan kalung Itu.

"Hah, apa mah,t-tadi aku minum kopi jadi belum ngantuk",jawab Declan dengan gugup.

"Ohhh gitu, makanya jangan di biasain minum kopi, jadi nggak tentu waktu minumnya",ujar sang mama, lalu ia pergi.

Declan memang terbiasa meminum kopi saking seringnya meminum kopi, ia terkadang lupa sudah atau belum meminum Kopi.

Declan lalu pergi ke kamarnya dan menaruh kalung itu di sebuah kotak dan menyimpannya di laci,ia kemudian berbaring sambil melihat ke arah langit-langit kamar,pikirannya seakan kacau.

"Aneh,kenapa sih cewek itu gak ilang di fikiran gue",ujarnya sambil memijat kepalanya.

Fikirannya hanya tertuju pada Deeana,wanita yang membuat fikirannya seakan melebur.

🏵️🏵️🏵️

Sang mentari datang bertugas menyinari bumi, embun pagi tiba menyapa dedaunan kembali, pertanda waktu telah berganti.

Di sudut ruangan kecil terdapat Deeana Yang sedang membaca buku, sinar mentari tak hentinya menjadi penerang ketika ia membaca, di ruangan itu gelap tetapi tersimpan berbagai buku.

Halaman Demi halaman telah ia buka, ketika ia sedang asyik membaca buku, ada sebuah buku Yang jatuh dari tempatnya, ia lalu mengambilnya ternyata itu adalah sebuah album foto.

Di album foto tersebut terdapat foto keluarga Yang lengkap, keluarga Yang selama ini menjaganya, Keluarga besar Taufiqurrahman.

Difoto itu menampilkan keluarga Yang hangat, senyum ceria terlihat di wajah masing-masing. Terkadang ia iri dengan takdir Yang ia dapat, keluarga besarnya meninggalkannya dalam keadaan Yang tragis, kalung pemberian ibunya pun hilang entah kemana, hingga tak terasa bulir bening jatuh dari kelopak mata indahnya.

"Ya Allah semoga keluargaku mendapatkan tempat terbaik di sisimu,"doanya untuk seluruh keluarganya. Hanya itu Yang bisa ia lakukan, Dan ikhlas menerima takdirnya.

Di foto itu juga terdapat ibu dari abi Aji, nek Ami. beliau sangat tidak menyukai Deeana, karena menurutnya Deeana hanya sebagai parasit di keluarga Taufiqurrahman.

Deea meraba foto Yang menampilkan senyum cerah nek Ami, ia berharap nek Ami bisa menerimanya. Setelah puas memandangi album foto, ia segera meletakkannya kembali ke tempat semula. Deea lalu keluar dan mengunci perpustakaan tersebut.

"Loh Deea, kamu ternyata disini, ummi nyariin dari tadi kirain kamu keluar".Ucap ummi Ana Yang mengejutkan Deea.

"Iyah ummi, Deea disini, ada apa? "Tanya Deea.

"Nek Ami sebentar lagi kesini sama adiknya abi, mereka mutusin mau tinggal disini sementara, jadi ummi mau kamu bantu ummi masak",jelas ummi Yang membuat Deeana paham sekaligus menelan ludahnya susah.

Bagaimana tidak susah, nek Ami kesini biasanya hanya marah-marah kepadanya, apalagi ini tinggal sementara, tapi apa boleh buat.

"Iyah ummi",jawab Deeana sambil menganggukkan kepalanya, pertanda setuju.

Setelah itu ummi Dan Deea pergi ke dapur.

🏵️🏵️🏵️

Tiba waktunya untuk menyiapkan mental, keluarga Taufiqurrahman menyambut kedatangan nek Ami Dan adik dari abi Aji.

Ummi langsung menggiring keduanya untuk memasuki rumah. Lirikan mata tak suka nek Ami layangkan kepada Deeana, Deeana hanya mampu menundukkan kepalanya.

setibanya di hadapan Deea, nek Ami lalu menyuruh Deea.

"Hey Kamu, cepat ambilin koper saya diluar, sama koper anak saya juga",titah nek Ami kepada Deeana, Deeana Yang mendengar hal itu lalu ia pergi keluar mengambil 2 koper Yang beratnya tak bisa ia jelaskan.

"Eh bu kenapa nyuruh Deeana, kan masih ada pak sopir, kasian Deea, baru aja bantuin aku masak",ujar Ummi kepada nek Ami.

"Gak papa, biar sekalian dia tahu aja di dunia ini tuh nggak ada Yang gratis",jelasnya Yang membuat ummi menggelengkan kepalanya.

Sementara itu, adik Abi Aji pergi ke kamar Yang sudah disediakan.

🏵️🏵️🏵️

Siang telah berganti menjadi malam, semua keluarga berkumpul di ruang tamu, Deena baru saja tiba diruang tamu.

"kak Aji mbak Anna, maafin saya yah, saya disini ngerepotin kalian, saya nggak tahu lagi harus minta tolong ke siapa, kalian tahu kan suami saya baru aja meninggal saya juga ada kerjaan, saya harap kalian mengerti, besok saya akan berangkat kerja, saya janji setelah mendapatkan uang Yang cukup, saya akan pindah dari sini Dan saya mohon titip ibu yah mbak,kak," ucap Sarah yang tak lain adik Abi.

"Iyah sar, nggak papa. Saya juga ngerti kok",ujar abi Aji.

Mereka bercengkrama soal kehidupan Sarah Di Bali.

Deeana Yang berada di ujung kursi hanya bisa tertunduk karena nek Ami terus saja melihat dengan tatapan tak sukanya kepada Deeana.

kantuk datang menyerang, saat Deeana ingin izin untuk memasuki kamar terlebih dahulu, suara nek Ami menginterupsinya.

"Hei kamu, cepat buatkan saya jus Alpukat",Titah nek Ami kepada Deeana.

Deeana menganggukkan kepalanya, Dan lalu pergi ke dapur membuat jus, serangan kantuk kembali menjadi Deeana hanya mampu mengucek matanya. Hingga ia tak sadar menambahkan garam ke dalam jus Yang ada di blender.

Jus pun siap, ia mengantarkannya kepada nenek.

Ketika nenek menerima jus lalu meminumnya, nek Ami langsung menyemburkannya tepat ke muka Deeana. Deeana Dan semua orang Yang ada di sana terkejut.

"Hey... Kamu sengaja menambahkan garam ke jus nya, dasar parasit! "Marah nenek kepada Deeana semua orang Yang mendengar itu lalu menatap Deeana.

Deeana dan semua orang terkejut mendengar itu, lalu Deeana segera meminta maaf.

"Maaf Nek, saya tidak sengaja",ujar Deeana merasa bersalah dengan apa Yang ia perbuat.

"Nggak sengaja kamu bilang?, mana ada nggak sengaja, kamu kan bukan anak kecil, Dan pasti tahu mana jenis gula dan mana jenis garam, kenapa salah, hah,kamu sakit hati karena ibu saya marahin kamu terus,ngaku kamu!," sarkas Sarah memandang marah ke arah Deeana.

Deeana hanya mampu menangis sesenggukkan Dan merutuki kebodohannya.

"M-maaf, hiks... Hiks",ujar Deeana dengan isakan. Ummi Yang melihat itu lalu memeluk Deeana.

"Malah nangis kamu, cepet pergi saya nggak mau lihat muka kamu lagi",ujar nek Ami lalu ia berdiri Dan hendak memukul Deeana Yang berada dipelukan ummi Anna.

"Nenek cukup nek, Deea nggak sengaja, dia juga udah minta maaf",ujar Ishaq Yang menghentikan nek Ami.

"Benar bu, maafkan Deea, dia nggak sengaja", ujar Aji membenarkan perkataan Ishaq. Sedangkan Anna hanya menganggukkan kepalanya pertanda setuju dengan suaminya.

"Tapi Aji, dia nggak mungkin gak sengaja, mana ada maling ngaku, pasti dia sengaja, iyah kan, ngaku kamu!!",ujar Sarah Yang menunjuk ke arah Deeana, sementara Deeana hanya mampu menangis dipelukan ummi Anna.

"Sudah-sudah ibu dan Sarah segera istirahat saja, kalian juga pasti capek kan, habis perjalanan jauh",ujar Aji mencoba menghentikan kekacauan Yang ada.

"Aku antar yah nek",tawar Ishaq Yang segera memapah nenek ke kamarnya disusul oleh Sarah. Sedangkan ummi membawa Deea ke Kamarnya.

🏵️🏵️🏵️

Ditengah sepinya suasana, Deeana hanya mampu menangis. Bulir bening tak hentinya melaju, hatinya goyah seolah tebing tinggi menghantamnya.

"Hiks... Hiks... Hiks... ",hanya suara itu Yang terdengar di ruangan gelap berbentuk segi empat itu.

Tiba-tiba suara Ponsel berbunyi

Deea lalu beranjak dari kasurnya Dan pergi mengambil tas sekolahnya, ia mengambil sebuah benda persegi panjang Dan melihat pesan.

Deea besok kita ketemu yah di toko buku, Caris juga ikut.

Pesan singkat dari Tasyana, ia tidak menjawabnya hanya melihat keadaan esok, semoga saja nek Ami memaafkannya. Deea lalu menyimpan ponselnya didekat ranjangnya Dan berusaha untuk tidur.

🏵️🏵️🏵️

"Oy, ngelamun aja, ada paan?" Tanya Dimas mengejutkan Declan.

"Apaan sih ,ganggu aja",jawab Declan. Declan saat ini sedang memikirkan Deeana.

"Eh ditanya bae-bae malah jawabnya gitu, lu kesambet yah."ujar Dimas sambil menempelkan tangannya di kening Declan.

"Ih.. ,bisa diem nggak, ganggu terus",ujar Declan menatap Dimas sambil menghentakkan tangan Dimas.

"Oy, btw kita diundang di ultahnya si bgst, menurut kalian mending dateng apa kagak? "Tanya Angga.

"Males, ngapain sih si bgst ngundang kita, gak ada kerjaan banget, lagian tuh orang gak mungkin mau ketemu kita kalau gak ada apa-apanya",jawab Dimas.

Declan hanya mendengarkan tak berniat mengikuti arah pembicaraan mereka.

"Menurut loh clan, mending ikut apa kagak? ",tanya Angga ke Declan.

"Terserah kalian, gue mau cabut",jawab Declan yang langsung beranjak pergi meninggalkan Angga dan Dimas.

"Eh, si kuyang malah cabut, dasar anak mami papi loh"geram Angga.