Chereads / Deeana / Chapter 3 - Laura

Chapter 3 - Laura

Di bawah terangnya dewi malam, Deea menyandarkan bahunya di gazzebo, Lantunan syair shalawat yang diputar di radio tidak mengganggu aktivitas seorang Deea yang sedang fokus membaca novel.

Tak terasa Deea menitikan air mata, rasa sedih menyelimuti hatinya, dia seolah terbelenggu dalam pahitnya cerita. Ditengah fokusnya, tiba-tiba seseorang mengguncang bahunya.

"Darrrrr..... ",Teriak seorang laki-laki yang mengagetkan Deeana yang tengah fokus membaca.

"Aaaahhhhh... ", Jerit Deeana.

"Hahahahaha..... "tawa lantang terdengar, "Lu kenapa, kek orang abis liat setan aja",ucap laki-laki yang mengagetkan Deeana.

"Heh, lu yang setannya, ngapain luh kesini, oohhh jangan-jangan lo mau nemenin gue kan, bilang aja naksir",kata Deea dengan pedenya.

"Apa, gak salah denger gue, gue. Suka.sama.lo."Heran Laki-laki itu sambil menekankan kata-katanya.

"Iy...," belum sempat Deea menyelesaikan kata-katanya Laki-laki itu sudah menyelanya.

"MIMPI"Teriak Laki-laki itu, yang tak lain adalah Ishaq.

"Terus mau apa loh kesini, main ngagetin aja, ganggu tahu! "Kata Deea yang kesal dengan Ishaq.

"Enggak, gue cuman mau kesini aja eh ketemu ama loh, gue kira tadi valak, eh pas di liat emang bener",terang Ishaq yang membuat Deea marah.

"Enak aja ngatain gue valak, lo tuh yang valak, pake baju item, sarung item, peci item,"teriak Deea "mau balik ke kuburan yah, upsss, "tambah Deea sambil menempelkan tangannya ke bibirnya, tanpa menyadari dia pun memakai gamis warna hitam.

"Sembarangan loh, mana ada valak cowok, yang ada tuh cewek kayak lo, pake ngatain penampilan gue, lo gak liat lo juga pake baju warna item, dasar valak gak tahu diri, "ujar Ishaq yang melihat penampilan Deea dari atas hingga ke bawah.

Deea yang mendengar hal itu langsung meniliki penampilannya, matanya langsung membulat ketika menyadari penampilannya.

Dengan tergesa, Deea langsung masuk kedalam rumah, ketika masuk kedalam rumah terdengar tawa lantang dari Ishaq yang membuat Deea mempercepat langkahnya.

Ketika hendak membuka pintu, Deea melihat ummi Ana berada didepan pintu sambil memegang sebuah buku. Ummi Ana yang melihat Deea langsung memberikan buku yang dia pegang.

"Nih, buku dari Carisa, tadi siang pas kamu beli buku dia kesini nganterin ini, Ummi lupa jadi baru ngasih ke kamu",terang ummi kepada Deea.

Deea hanya mangangukan kepalanya sambil tersenyum.

Mereka lalu berjalan menuju ruang tamu.

"Kamu bentar lagi lulus kan?"Tanya ummi kepada Deea.

"Iyah ummi, sekitar 5 bulan lagi",jawab Deea menerangkan.

"Kalau ujian kapan?"Tanya ummi lagi sambil membuka toples kue dan memakannya.

"Paling 3 atau 4 bulan lagi, makanya aku lagi pusing-pusingnya, ditambah lagi aku masih bingung pilih jurusan",jawab Deea sambil menampilkan kesedihannya.

"Jangan sedih gitu dong, anak ummi itu harus semangat, banyak-banyak tahajud, Shalat istikharah juga minta petunjuk kepada Allah s.wt. Insyaallah Allah akan mendengar semua doa hambanya yang tetap sabar, tabah, dan kuat, jangan pantang menyerah",nasehat ummi kepada Deea.

"Iyah ummi, makasih yah",ujar Deea sambil memeluk ummi.

"Ya sudah sekarang kamu tidur, besok kan kamu sekolah", kata ummi merenggangkan pelukan Deeana.

"Iyah Ummi", ucap Deea, lalu iapun melangkah ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya.

🏵️🏵️🏵️

Hari ini Deea bangun lebih awal karena waktu libur sudah habis. Dia berangkat sekolah di antar oleh Sultan karena sekolah keduanya berdekatan.

Di sekolah dia berteman dengan Carisa dan Tasyana. Mereka duduk di bangku yang berdekatan, Carisa dengan Deeana sedangkan Tasyana di belakang bersama Vani, mereka itu jarang mengahabiskan waktu bersama di luar sekolah, mereka hanya bertemu di sekolah saja karena kesibukan mereka.

Walaupun masih sekolah, Carisa dan Tasyana sudah memiliki usaha, mereka berdua bekerja sama membuka caffe, awalnya Deeanapun ikut dan sempat memberikan modal juga, tapi akhirnya ia berhenti karena ingin fokus saja terhadap pelajaran, apalagi Deeana ini murid yang sering mengikuti olimpiade Sains.

Sekarang mereka sedang berada di taman, bercanda tawa sambil menikmati udara segar.

"Hey liat itu! "Kata Carisa sambil menunjuk ke seorang wanita. Mendengar hal itu sontak Deea dan Tasyana mengikuti arah telunjuk Carisa.

"Ih, bukannya dia itu saudaranya Angga Clarus band yah? ",kata Tasyana.

"Hah, beneran?"kaget Carissa.

"Eh dia mau ngapain ke arah kita, ya ampun kalau bener tuh anak saudaranya Angga Clarus band, gue bakalan minta dia supaya ngenalin gue ke Angga clarus band", ujar Tasyana yang membayangkan wajah Angga.

Tiba-tiba wanita itu menghampiri mereka.

"Sorry, gue mau nanya, ruang kepsek dimana yah? "Tanya wanita itu.

"Eumm kesana, nanti lurus aja, nah disitu ruangannya",jawab Deeana yang melihat wanita itu seperti sedang kesusahan membawa barang.

"Oh oh, makasih",tutur wanita itu, tiba-tiba barang yang dibawanya berjatuhan. Dengan sigap Deea langsung membantu wanita itu, sementara carisa dan Tasyana hanya memperhatikan keduanya.

"Makasih,"ucap wanita itu kepada Deeana.

"Sama-sama",balas Deeana sambil tersenyum menatapnya.

"Sini biar aku aja yang bawa,"kata wanita itu yang tak enak hati dengan Deeana.

"Gakpapa kok, aku anter yah, lagian kamu juga kelihatan capek gitu",tutur Deeana lembut. Mendengar itu wanita itu tersenyum karena masih ada orang yang membantunya membawa barang.

"Emmm Caris Tasya, aku mau nganter dia dulu, kalian mau ikut? " Tanya Deeana sambil melirik Caris dan Tasya.

"Nggak deh Dee, soalnya gue dah laper, lo anterin aja dia",sahut Tasyana sambil menarik tangan Carisa dengan melambaikan tangan kepada Deea.

Sesampainya di ruangan kepsek mereka berdua dipersilahkan duduk oleh pak kepsek.

"Hai Uncle, aku bawain oleh-oleh nih dari Amerika buat Uncle",ucap wanita itu yang mengagetkan Deeana, Deea tidak menyangka wanita itu keponakan kepala sekolahnya.

"Yes Laura thanks, Uncle denger kamu pindah sekolah kesini",kata kepala sekolah.

"Ya Uncle karena Daddy yang nyuruh".ujar Laura dengan bibir ditekuk.

"Ya sudah, tidak apa-apa yang penting kan kamu tetep sekolah dan semoga kamu berprestasi seperti Deeana",ucap kepala sekolah sambil melihat ke arah Deeana, Deeana yang di sebutkan namanya hanya tertunduk.

"Hmmm, yasudah Uncle aku mau pergi ke kelas dulu",pamit Laura ke Kepala sekolah, Deeana dan Laura akhirnya pergi tak lupa Deeana mengucap salam terlebih dahulu ke kepala sekolah.

saat berada di lorong, hanya keheningan menyelimuti, hingga akhirnya Deeana memutuskan untuk bertanya.

"Kamu pindahan dari Amerika yah? ",kata Deea memulai pembicaraan.

"Iyah, aku pindah kesini karena disuruh Daddy"jawab Laura sambil menganggukkan kepalanya. "oh yah, btw kita belum kenalan, kenalin nama Aku Laura.",tambah Laura sambil mengulurkan tangannya.

"Deeana",balas Deea sambil menerima uluran tangan Laura.

Mereka pun akhirnya melanjutkan langkah ke kelas masing-masing.

🏵️🏵️🏵️

Dentuman musik menggema di ruangan yang berbau Alkohol, sorak sorai terdengar memecahkan telinga, dibawah cahaya lampu yang berkelap-kelip terdapat sepasang manusia yang tengah berciuman. Mereka adalah Declan dan seorang wanita yang berpakaian super ketat.

Tiba-tiba datanglah Angga dan Dimas lalu menarik wanita yang tengah berciuman tersebut. Declan tengah mabuk berat sehingga memudahkan Angga dan Dimas menarik wanita itu.

"Hey , pergi sana loh, nih uang buat loh, pergi loh",tegas Angga sambil melemparkan uang ratusan ribu ke wanita itu, wanita tersebut langsung mengambil uang dan berlalu pergi.

"Nih kuyang satu malah mabok, udah tahu bentar lagi mau manggung, bukannya istirahat malah ke club, nyari mati nih anak",kesal Dimas yang langsung membawa Declan ke mobilnya, sementara mobil Declan dibawa oleh Angga.

Sesampainya dikediaman Declan mereka langsung membawa Declan.

Tok... Tok... Tok...

Tiba-tiba datanglah seorang wanita paruh baya dan membukakan pintu.

"Ya ampun Declan", kejut wanita itu dengan mulut yang menganga, pertanda sangat terkejut melihat anaknya.

"Ayo masuk-masuk, bawa ke kamarnya", tambah wanita itu yang tak lain adalah ibu Declan.

Angga dan Dimas pun langsung membawa Declan ke kamarnya dan membaringkannya. Setelah itu mereka pamit pulang.

🏵️🏵️🏵️

Keesokan paginya Declan bangun dan merasakan sakit luar biasa di kepalanya.

"Aahhhh..... "Rintih Declan, ia lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya, setelah itu diapun memakai pakaian.

Declan berjalan menuruni anak tangga.

"Hah bagus, baru bangun kamu, kapan berubahnya, liat jam Declan ini udah jam 11,dan kamu baru bangun, kapan di siplinnya hah! "Teriak Ayah Declan.

Declan yang mendengar itu hanya melihatnya sekilas, dia terus melangkah keluar tak peduli dengan teriakan Ayah Declan, Declan masuk ke mobil dan memacu membelah jalanan, dia memutuskan untuk pergi ke tempat Clarus band.

Sesampainya di sana dia di sambut oleh lemparan kulit kacang dari Angga, sontak saja membuat Declan marah.

"Woyyy",teriak Declan ke Angga, dia pun membalas melemparkan Kulit kacang itu ke Angga.

"Btw ga, gue denger Laura pindah ke Indonesia, bukannya tuh anak gak mau yah sekolah di Indonesia? ",tanya Dimas yang membuat Angga dan Declan menghentikan aksi mereka.

"Yoi, disuruh Daddy, gak tahu kenapa tuh anak bisa dipindahin ke Indo",terang Angga. Declan hanya mendengarkannya saja.

"Oh yah, adek lu sekolah dimana? "tanya Dimas.

"Mau apa loh nanya alamat sekolah Laura, kepo banget",jawab Angga dengan penuh ketegasan.

"Eh ni anak, yah gue pengen tahu aja gitu kirain sekolahnya deket nanti ama konser kita",jawabnya.

"Yah deket kek nya, gak tahu juga, dari pada loh nanyain si Laura mendingan loh pesenin makanan",kata Angga ke Dimas.

"Ih si kuyang malah nyuruh gue, dasar kuyang abadi",kesal Dimas dan langsung pergi memesan makanan.

"Woy, ngelamun aja",teriak Angga yang Memecahkan lamunan Declan.

"Apa sih, ganggu aja",kesal Declan.

"Gue mau ngajak loh ama Dimas pergi liburan, mau loh? Daddy ama Mommy gue mau ngadain party katanya sih mau buka usaha gitu di Indonesia",terang Angga.

"Kapan? "Tanya Declan ke Angga.

"Sekitar 5 atau 6 bulan lagi keknya",jawab Angga.

"Masih lama, tapi udah di kasih tahu, aneh lu"kata Declan menatap sinis Angga.

"Yeh, lu kan tahu si kuyang satu gimana" ujar Angga.

"Nanti gue fikirin lagi, gue usahain ikut deh",ujar Declan.

Tak Terasa hari mulai malam, Declan dan kedua temannya memutuskan untuk pulang karena besok ada manggung di daerah lain.