Chereads / Berhenti Menggoda Istriku / Chapter 24 - Irwan mulai bertaubat

Chapter 24 - Irwan mulai bertaubat

Malam itu sesuai yang dikatakan mama Dina, Ia menginap di rumah Irwan dan tidur di kamar tamu, sementara Lia dan Irwan tidur di kamar mereka. Namun mereka tidak tidur di tempat yang sama, Lia tidur diatas tempat tidurnya yang empuk dan nyaman. Sementara Irwan tidur di sofa panjang yang berada di dalam kamarnya..

Irwan merasa gelisah dan tidak bisa tidur pulas, karena tidak terbiasa tidur diatas sofa. Ia bahkan sudah berkali-kali mengganti posisi tidurnya untuk mendapatkan posisi tidur yang nyaman, namun sampe saat ini, Irwan masih belum bisa menemukan posisi tidur yang nyaman baginya.

Tiba-tiba Irwan Mendengar suara yang tidak asing baginya, suara seorang wanita yang sedang berdoa, ya Lia baru saja selesai menjalankan shalat tahajud nya..

"Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku. Aku mohon Ya Allah, sembuhkanlah papa dari sakitnya. Sesungguhnya Engkaulah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Ya Allah. Maka kuatkanlah hamba dalam menjalankan segala ujian-Mu ini Ya Allah. Karena sesungguhnya saat ini hamba sedang berada dalam keputusasaan, dan jika aku gagal menjadi istri yang baik untuk mas Irwan. Maka ampunilah aku Ya Allah, dan berikanlah pengganti untuk mas Irwan. Pengganti yang jauh lebih baik lagi dari diri hamba Ya Allah, supaya mas Irwan dan keluarganya bahagia, walaupun bukan dengan bersama hamba. Amin." Seru Lia, ia menangis dalam doanya.

Sementara itu Irwan yang tanpa sengaja mendengar semua doa yang Lia ucapkan. Tanpa terasa air mata Irwan pun mengalir di pipinya, hatinya bergetar..

"Astagfirullah, Ya Allah. Apakah ini wanita yang selama ini aku sakiti dan aku khianati? Bagaimana mungkin ia masih bisa mendoakan yang terbaik untukku dan keluargaku, sementara aku telah mengkhianatinya selama bertahun-tahun dan bahkan mungkin selama ini ia cukup menderita karena perbuatanku. Ampunilah hamba Ya Allah, hamba menyesal... sangat menyesal...hamba bertaubat Ya Allah.." Kata Irwan dalam hatinya menyesali semua yang telah terjadi..

Mengingat semua perbuatannya kepada Lia selama ini, semua gambaran tentang perselingkuhannya bersama Maya dan bahkan ia juga telah menghadirkan Dika untuk masuk ke dalam rumah tangga mereka. Semua itu berputar dalam pikirannya seperti sebuah film, yang akhirnya membuat Irwan tidak bisa tertidur lagi.

Lia mulai beranjak dari posisinya, maka Irwan pura-pura tidur dalam posisi membelakangi Lia. Karena ia tidak ingin, Lia tahu kalau ia sudah bangun dan ia telah mendengar semua doa yang Lia ucapkan barusan..

Lia menghampiri Irwan dan merapikan selimut Irwan yang sudah berantakan, Lia menariknya sampai menutupi sebagian tubuh Irwan. Kemudian Lia pun kembali tidur.

Pagi harinya diwaktu subuh ketika Lia bangun dari tidurnya, betapa terkejutnya Lia. Melihat Irwan yang sedang bersujud dalam shalat subuhnya, karena memang Irwan sudah cukup lama meninggalkan shalatnya.

Lia tersenyum haru melihat perubahan Irwan tersebut, Irwan berkata dalam doanya, "Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku. Terimalah taubatku ini Ya Allah, aku menyesal telah menyakiti dan mengkhianati istriku. Dia adalah wanita yang baik dan shalihah, maka lindungilah dia. Kuatkanlah selalu hatinya dalam menghadapi semua ini, berikanlah ia kebahagiaan seperti apa yang ia inginkan. Sembuhkanlah juga papa hamba Ya Allah, dan kuatkanlah imanku supaya aku tidak terjerumus dalam kekhilafan lagi Ya Allah, Amin." Air mata Irwan mengalir dipipinya.

Isak tangis Irwan terdengar sampai ke telinga Lia, membuat hati Lia bergetar. Namun ia juga merasa terharu dengan apa yang baru saja ia dengar, yang akhirnya membuat Lia tersenyum melihat Irwan yang sudah mulai bertaubat dan menyadari kesalahannya, "Alhamdulillah, mas Irwan sudah bertaubat dan menyadari kesalahannya Ya Allah. Tapi walaupun begitu, aku harus tetap keraskan hati kepada mas Irwan." Ujar Lia dalam hatinya.

Kemudian Lia berdiri, dan melangkahkan kakinya. Menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, berjalan melewati Irwan yang belum lama tadi selesai mengucapkan doanya. Namun Irwan masih pada posisinya, Ia sudah menghapus air matanya saat ia mengetahui bahwa Lia sudah bangun dari tidurnya..

Ketika Lia selesai mengambil wudhunya dan berniat untuk melaksanakan shalat subuh, Lia dikejutkan kembali dengan apa yang dilihatnya.

Lia melihat Irwan sedang merapikan tempat tidurnya, sebenarnya Lia ingin meminta Irwan untuk berhenti melakukan itu. Tapi Lia berkata lagi dalam hatinya, "Jangan terpengaruh Lia, harus tetap keraskan hati kepada mas Irwan.."

Lia berusaha untuk tidak memperdulikan Irwan, dan lalu menjalankan shalat subuhnya.

Setelah selesai shalat subuh, Irwan sudah tidak ada di dalam kamar lagi.

"Sepertinya mas Irwan sudah keluar kamar." Pikir Lia.

Kemudian Lia menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan, tapi lagi-lagi Lia dikejutkan oleh Irwan. Untuk pertama kalinya Lia melihat Irwan memegang alat-alat dapur, dan mulai memasak.

Kali ini Lia tidak bisa menahan dirinya untuk membiarkan Irwan melakukan hal tersebut.

"Mas Irwan, kamu ngapain di sini?" Tanya Lia terkejut.

"Aku sedang masak untuk sarapan kita nanti." Jawab Irwan tersenyum.

"Aduh kamu ini ada-ada saja mas, bukan begini caranya." Ujar Lia yang masih merasa terkejut, karena melihat bawang yang Irwan goreng sudah mulai menghitam karena gosong.

Lia pun segera mematikan apinya, "Bi Siti." Panggil Lia sedikit berteriak.

"Iya nyonya." Sahut bi Siti yang berlari ke arah dapur.

"Bi Siti, kenapa biarin mas Irwan masak?" Tanya Lia dengan nada sedikit meninggi..

"Aduh nyonya maaf, bi Siti ngga ngeliat kalau tuan Irwan ke dapur. Soalnya tadi bibi lagi bersih-bersih di halaman depan." Bi siti berusaha menjelaskan dengan gugup.

"Iya bener apa yang dibilang bi Siti, lia. Ini adalah kesalahan aku, bukan salah bi Siti, jadi jangan marahin bi Siti. Tadi aku liat ngga ada orang di dapur, jadi aku pikir mau mencoba untuk masak sendiri. Bikin sarapan untuk kita, ya aku niatnya mau kasih surprise buat kalian. Tapi ternyata memasak itu ngga semudah seperti yang aku pikir." Kata Irwan dengan nada lembut, wajahnya memerah karena menahan malu..

"Oh jadi begitu, saya minta maaf bi siti atas kesalah pahaman ini. Ya sudah, kalau bi Siti mau melanjutkan bersihin halamannya silahkan bi." Kata Lia dengan nada suara yang mulai merendah.

"Baik nyonya." Sahut Bi Siti.

Bi Siti pun meninggalkan Lia dan Irwan di dapur, Lia masih bersikap dingin kepada Irwan saat Lia membersihkan peralatan dapur yang Irwan gunakan tadi.

"Aku minta maaf ya Lia, karena niatku ini. Aku malah jadi merepotkan kamu, dan menambah pekerjaan kamu." Seru Irwan menyesal.

Karena niat yang ia pikir adalah niat yangย  baik, justru malah jadi merepotkan Lia.

"..."

Lia hanya diam, tidak ada tanda-tanda ingin berbicara kepada Irwan.

Namun Irwan masih tetap ingin membantu Lia untuk menyiapkan sarapan, mungkin Irwan memang tidak bisa melakukannya sendiri. Tapi setidaknya ia bisa membantu Lia untuk menyiapkan sarapan pagi untuk mereka, pikir Irwan.

Maka Irwan pun bertanya kepada Lia, "Bolehkah aku membantumu?" Irwan bertanya dengan suara yang rendah, karena sebenarnya ia sempat merasa ragu untuk mengucapkan pertanyaan itu kepada Lia..

"...."

Masih belum ada tanda-tanda dari Lia untuk menjawab pertanyaannya, bahkan Lia masih bersikap dingin kepadanya. Lia menghaluskan bumbu-bumbu untuk membuat nasi goreng kesukaan Irwan, tanpa menganggap Irwan berada disampingnya..