Irwan yang baru saja bangun dari tidurnya merasa terkejut saat melihat Maya berada di sampingnya tanpa mengenakan pakaian, Irwan juga melihat kearah dirinya sendiri yang juga tidak mengenakan pakaian.
"Kamu sudah bangun mas?" Tanya Maya tersenyum, saat melihat Irwan bangun dari tidurnya..
Irwan tertidur setelah ia selesai melakukan hubungan intim bersama Maya, dan saat ia bangun hari sudah menjelang sore..
Dalam diam dan penuh dengan rasa terkejut, Irwan berusaha mengingat, apa yang telah terjadi antara dirinya dan Maya. Tidak sampai satu menit, kejadian itu berputar dalam otaknya seperti layaknya sebuah film. Akhirnya Irwan pun mengingat semua yang telah terjadi...
"Apa yang sudah kamu masukan ke dalam makanan dan minumanku Maya?" Tanya Irwan, sebenarnya saat ia sudah berhasil mengingat semua kejadian itu. Ia sudah bisa menebak apa yang Maya berikan kepadanya, tapi Irwan masih ingin menanyakan langsung kepada Maya...
"Aku hanya memasukkan sedikit obat perangsang untuk kamu mas.." Ujar Maya tersenyum puas, Maya meraba wajah Irwan dengan lembut...
" Kenapa kamu melakukan ini Maya? Bukankah tadi kamu mengatakan kalau kamu sudah menerima semua keputusanku?" Tanya Irwan lgi, Irwan sama sekali tidak menyangka. Kalau Maya akan memakai cara seperti ini untuk mendapatkannya kembali...
"Aku mengatakan semua itu hanya untuk kelancaran rencanaku ini mas, dan kenyataannya rencanaku memang berhasil. Dan kamu benar-benar sangat hebat saat melakukannya tadi mas, aku sangat menyukainya. I Love you.." Jawab Maya tanpa merasa bersalah sedikitpun..
Irwan berpindah posisi, sekarang ia sudah tidak lagi berbaring. Ia duduk diatas tempat tidurnya, memegang keningnya seperti sedang memijitnya. Dengan kedua tangannya yang tertumpu diatas pahanya..
"Aku sama sekali tidak menyangka kalau kamu akan menggunakan cara murahan seperti ini Maya." Sahut Irwan yang sudah merasa sangat kecewa kepada Maya..
"Apa? Kamu bilang murahan? Kalau aku murahan, lalu kamu itu apa mas? Kamu mengkhianati ka Amel selama 2 tahun, dan kamu juga membayar Dika untuk menggoda ka Amel. Supaya kamu bisa bercerai darinya dan menikah denganku kan mas? Namun disaat pertunangan kita sudah tinggal beberapa hari lagi, kamu malah mau membatalkannya begitu saja. Jadi jangan salahkan aku, kalau sekarang aku menggunakan cara seperti ini. Untuk membuatmu kembali kepelukanku, mas." Seru Maya yang sudah mulai terbawa emosi...
"Apa kamu sudah gila? Sampai-sampai kamu melakukan hal seperti ini Maya." Kata Irwan yang benar-benar kecewa dengan Maya.
"Iya...iya memang aku sudah gila mas. Dan itu semua karena kamu, kamu yang sudah membuatku jadi seperti ini mas. Karena aku ngga mau kehilangan kamu." Maya semakin bertambah emosi...
"Heeeehhhh, kamu pikir. Dengan kamu melakukan ini semua, aku akan menikahi kamu. Ngga Maya, justru karena kamu melakukan hal seperti ini. Dan itu jadi membuat aku semakin yakin dengan keputusanku, untuk mengakhiri hubungan kita. Awalnya aku merasa bersalah kepadamu juga, tapi sekarang. heh.." Suara Irwan terdengar berat..
"Kamu tidak punya pilihan lain mas, kamu harus menikahi aku secepatnya." Kata Maya tanpa rasa takut.
"Apa? Hahaha, kamu pikir, kamu siapa? Beraninya memerintahku sesuka hati kamu?" Tanya Irwan menantang.
Maya tersenyum dan kemudian berkata, "Kamu pasti akan menikahiku mas, tidak ada pilihan untuk kamu menolaknya. Kecuali kalau memang kamu mau video persetubuhan kita ini sampai kekeluarga kamu mas?" Ancam Maya dengan menunjukkan video yang Maya rekam di handphonenya saat mereka melakukan hubungan intim tersebut.
"Heh, jadi kamu mengancamku Maya? Aku tidak takut, yang jelas aku tidak akan pernah menikahi kamu. Inget itu.." Tantang Irwan lagi..
"Oke, kalau memang itu keinginan kamu mas. Tapi aku tidak main-main dengan ancamanku ini, dan bukan hanya sampai kekeluarga kamu. Tapi aku juga akan pastikan, video kita ini akan sampai kepada ka Amel. Apakah kamu pikir kalau ka Amel melihatnya, dia masih mau kembali lagi kepadamu mas?" Ujar Maya yang akan menekan tombol kirim di handphonenya.
"Stop Maya, kamu memang benar-benar sudah gila. Oke baiklah aku akan menikahimu, tapi jangan sampai keluargaku apalagi Lia. Mengetahui tentang persetubuhan kita ini.." ujar Irwan lemas..
Maya pun tersenyum puas mendengarnya...
***
Sementara itu Dika yang merasa khawatir dengan Lia, berusaha untuk menelpon Lia. Tapi handphone Lia masih tidak aktif, lalu kemudian Dika pun mendatangi Panti asuhan dan panti jompo tempat Lia biasa mengunjunginya.
Namun Lia juga tidak ada di sana, kemudian Dika pergi kesemua tempat yang ia pernah datangi bersama Lia. Dan Dika tetap tidak menemukan Lia, Dika sudah merasa sangat bingung dan tidak tahu harus kemana lagi mencari Lia.
Lalu tiba-tiba ia teringat, "Danau, iya aku belum mencarinya ke danau. Mungkin saja Lia ada di sana." Ujar Dika yang kemudian langsung menuju ke danau tersebut.
Setelah sampai di danau, Dika melihat seorang wanita yang sedang duduk di kursi yang tak jauh dari tepi danau tersebut. Perlahan-lahan Dika melangkah menghampirinya, benar saja dugaan Dika. Wanita itu adalah Lia.
"Jauh banget melamunnya, sampai-sampai ngga sadar kalau ada orang yang datang." Ujar Dika menggoda saat ia sudah berada disamping Lia.
"Dika!!! Kamu ko bisa tau kalau aku ada di sini?" Tanya Lia yang merasa terkejut melihat Dika yang tiba-tiba muncul dihadapannya..
Dika tersenyum dan kemudian berkata, "Iya dong, Dika gitu loh.." Goda Dika..
"Uh dasar... mulai lebay deh, hahaha.." Ujar Lia yang kemudian diikuti tawa kecil darinya..
Lia masih belum menatap wajah Dika sepenuhnya, Dika membalas tawa kecil Lia dengan senyuman..
"Tadi pagi pak Irwan datang ke rumahku untuk mencari kamu, Pak Irwan kelihatan seperti orang yang sedang kerasukan. Dia berteriak-teriak, sampai lupa caranya untuk bersikap sopan kepada orang lain. Tapi aku mengerti kenapa dia bersikap seperti itu, itu karena dia tidak ingin kehilangan kamu Lia. Kembalilah kepada pak Irwan, dia masih mencintaimu." Suara Dika terdengar serius..
"Aku tidak akan pernah kembali lagi kepada mas Irwan, Dika. Jangan membujukku, Aku sudah membuat keputusan untuk bercerai dengannya.." Sahut Lia.
"Tapi pa Irwan masih mencintaimu Lia." Bujuk Dika lagi.
"Dika cukup!! Ini sudah menjadi keputusanku, jadi tolong hargai. Lagi pula ini adalah kehidupan rumah tanggaku, aku yang lebih tau mana yang terbaik untukku.." Tegas Lia.
Lalu Lia menatap Dika, dan Lia pun baru menyadari kalau Luka memar di wajah Dika bertambah..
"Wajah kamu kenapa lagi dik? Apakah mas Irwan memukulmu lagi?" Tanya Lia, menyentuh wajah Dika yang memar itu.
"Yah cuma luka kecil ini mah ngga ada apa-apanya, dah biasa namanya juga cowok" Jawab Dika sambil tertawa kecil supaya Lia tidak terlalu khawatir dengannya.
Lia pun ikut tertawa kecil, dan kemudian berkata, "I am sorry Dika, karena aku kamu jadi begini"
"Iya ngga apa-apa ko, BTW kamu mau kemana dengan koper besar itu?" Tanya Dika sambil melirik kearah koper yang dibawa Lia..