Lia pun mengalihkan pandangannya kearah danau yang tepat berada di depannya itu, dan kemudian menjawab, " Setelah Aku pikir-pikir, aku akan kembali ke kosan Bella. Karena aku belum siap untuk bertemu ayah dan bunda sekarang, dan lagi pula aku juga bingung harus ngomong apa kepada mereka nanti.."
"Aku antar yah?" Tanya Dika lagi..
Lia kembali menatap Dika, "Ngga perlu dik, aku bisa sendiri.." Jawab Lia yang kemudian berdiri dan menarik kopernya untuk pergi.
Dika yang melihat Lia beranjak melangkah pergi pun menarik salah satu tangan Lia, dan berkata, "Lia please, izinkan aku untuk mengantarmu."
Karena Lia tidak ingin membuat Dika kecewa, akhirnya Lia menerima tawaran Dika. Memang tidak bisa dipungkiri sejak kehadiran Dika, hidup Lia menjadi lebih bewarna dan tidak hampa lagi. Namun walaupun begitu, Lia masih belum bisa untuk mencintai Dika.
Mereka pun sampai di kosan Bella, Lia langsung memeluk Bella saat melihat Bella membuka pintunya. Air mata Lia tidak mampu tertahan lagi, kemudian Lia pun menceritakan semua yang telah ia alami kepada Bella.
"Gue bener-bener ngga nyangka Mel, kalau ternyata Irwan bisa Setega itu sama lu. Karena setau gue, Dulu Irwan itu cinta banget sama lu Mel." Kata Bella setelah ia mendengar cerita Lia.
"Yang namanya rasa cinta kalau kurang kuat, pasti akan mudah tergoyahkan bel. Apalagi Maya adalah wanita yang cantik dan seksi, masih muda pula, pasti banyak laki-laki yang akan tergila-gila sama dia. Gue ya ngga ada apa-apanya, bel." Seru Lia, air matanya mengalir lagi dipipinya..
"Kalau menurut gue ya Mel, lu yang lebih baik dari pada Maya. Lu lebih cantik dari pada Maya, walaupun tanpa make up. Lah sih pengkhianat Maya itu kalau ngga pake make up, mukanya pucet kaya mayat hidup. Kalau dibilang masih muda, ya itu karena umur dia yang lebih muda dari umur kita. Tapi lu juga masih kelihatan seperti anak muda Mel, Jadi apanya yang best dari dia. Bagi gue ya lu yang best lah, bukan karena lu temen gue terus gue jadi muji-muji lu. Tapi karena memang kenyataannya seperti itu, gue rasa orang buta sekalipun bisa nilai, kalau lu itu jauh lebih baik dari pada Maya, Mel. Dia yang ngga ada apa-apanya kalau dibandingkan sama lu, gue rasa ya sih Irwan matanya sudah benar-benar buta kali, Mel. Jadi emosi gue, rasanya pengen gue bejek-bejek tuh sih dua pengkhianat." Kata Bella emosi.
"..."
Lia hanya terdiam...
"Inilah sebabnya, kenapa sampai sekarang gue ngga mau nikah dan lebih memilih untuk sendiri. Karena gue takut dikhianatin Mel, kalau lu yang sexy lady aja bisa dikhianatin. Apalagi gue yang badannya melar kaya karet gini." Lanjut Bella.
Lia melirik kearah Bella, dan Bella pun tersenyum dengan salah tingkah.
"Ma-maaf Mel, gue ngga bermaksud buat bikin suasana tambah panas. Lu yang sabar yah Mel, gue yakin lu pasti bisa ngelewatin ini semua. Lu itu kan wanita yang kuat Mel, lagi pula kan masih ada gue yang akan selalu ada buat lu Mel, best friend forever." Seru Bella lagi dan kemudian memeluk Lia.
Malam harinya tepat disepertiga malam, Lia melaksanakan shalat tahajud. Dan berkata dalam doanya, "Ya Allah,ampunilah segala dosa-dosaku. Jadikanlah aku wanita yang penuh dengan kesabaran, berikanlah aku petunjuk-Mu Ya Allah, karena sesungguhnya aku lemah tanpa petunjuk dari-Mu. Aku buta tanpa bimbingan-Mu, Ya Allah. Dan berikanlah aku hidayah-Mu. Karena sesungguhnya, aku buntu Ya Allah. Aku tidak tahu lagi, apa yang seharusnya aku lakukan. Maka kuatkanlah aku dalam menghadapi segala ujian-Mu ini Ya Allah. Amin." Tangis Lia pun pecah dalam doanya..
Bella yang terbangun dari tidurnya karena mendengar kata-kata Lia saat berdoa, menghampiri Lia setelah Lia selesai. Kemudian bella memeluk Lia dan kemudian berkata, "Sabar yah Mel, lu pasti bisa ko hadapin ini semua. Gue yakin lu kuat Mel, dan gue akan selalu ada untuk lu." Ujar Bella, dan dia pun ikut menangis bersama Lia.
Keesokan paginya, Bella yang mendengar suara ketukan pintu. Akhirnya membuka pintu, Dika datang membawakan sarapan untuk Lia dan Bella..
Kemudian Dika bertanya setelah melihat Bella membuka pintu, "Lia nya ada?"
"Ada tuh di kamar, bentar yah gue panggilin." Jawab Bella dan kemudian mempersilahkan Dika masuk..
Lia masih berbaring di atas tempat tidur, sambil melamun. Bella duduk di samping Lia dan kemudian berkata, "Mel, ada Dika tuh di depan. Temuin sana Mel, kasihan dia sudah Dateng pagi-pagi gini pengen ketemu sama lu katanya."
Lia berjalan menuju ruang tamu untuk menemui Dika, sementara Bella menyiapkan makanan yang tadi dibawakan oleh Dika untuk mereka makan. Dan mereka pun makan bersama...
"Makasih banyak yah dika, sudah repot-repot bawain makanan untuk kita." Ujar Lia.
"Akh ngga ngerepotin ko, sebenarnya ini sih ibu yang nyuruh aku kesini. Ibu khawatir sama kamu, setelah kemarin Pa Irwan datang ke rumah nyariin kamu. Makanya sekarang ibu suruh aku kesini buat bawain ikan pedes ini untuk kamu, karena kata ibu kamu pernah bilang kalau kamu suka. Oh iya, ibu juga pesen suruh bilang ke kamu, katanya kalau nanti kamu ada waktu, di suruh main ke rumah. Nanti ibu aku masakin sayur asem sama sambel cumi asin kesukaan kamu." Sahut Dika tersenyum.
Lia tersenyum menahan malu dan kemudian berkata, "Oh seperti itu, jadi ngerasa ngga enak aku. Sudah merepotkan ibu Ratri, tolong sampaikan terima kasihku kepada ibu yah dik. Insya Allah kapan-kapan aku pasti main ke rumah kamu."
Setiap hari Dika datang ke kosan Bella, dengan membawakan makanan untuk Lia dan Bella.
"Dika!!! Aku boleh ngomong sesuatu ngga?" Tanya Lia.
"Iya Lia, ngomong aja ngga apa-apa. Ada apa memangnya?" Sahut Dika yang kemudian balik bertanya.
"Kamu tau kan, sekarang ini aku masih menjadi istri mas Irwan yang sah?" Tanya Lia dengan hati-hati, Lia mengingatkan Dika lagi. Karena memang Lia dan Irwan belum resmi bercerai, jadi Lia takut kalau suatu hari, Lia akan mengecewakan Dika.
"Iya aku tau, kenapa memangnya? Bukankah waktu itu kita sudah pernah bahas masalah ini? Aku ngga perduli untuk dekat dengan istri orang, apalagi kalau itu kamu. Lagi pula, sekarang ini kamu benar-benar sedang membutuhkan support dari aku. Jadi jangan pernah minta aku untuk menjauhi kamu, karena aku ngga akan pernah menjauhi kamu Lia." Jawab Dika yang kemudian mencubit hidung Lia sambil tersenyum menggodanya.
Dika dan Lia pun tertawa bersama, untuk sejenak Lia bisa melupakan masalah hidup yang sedang ia hadapi..