Chereads / Berhenti Menggoda Istriku / Chapter 18 - Hari pertunangan Maya dan Irwan

Chapter 18 - Hari pertunangan Maya dan Irwan

"Maafkan aku Dika, karena aku masih belum bisa mencintai kamu. Cinta dan sayangku ini masih milik mas Irwan, walaupun dia sudah berkali-kali menyakiti hatiku. Tapi aku masih belum bisa untuk melupakannya, mungkin karena kami sudah bertahun-tahun hidup bersama. Lima tahun lebih kami berumah tangga, bukan waktu yang sebentar. Bahkan sekarang disaat aku pergi meninggalkan mas Irwan, membuatku merasa separuh nyawaku telah hilang. Aku merasa sangat hampa." Kata Lia dalam hatinya, sambil menatap wajah Dika.

Lia berusaha tersenyum dan tetap tenang, seolah-olah tidak memikirkan apapun.

Setelah Dika pamit untuk pulang, jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

Lia tidak bisa berhenti untuk memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya, apakah bercerai? Tapi kalau bercerai, itu artinya kedua orang tua mereka juga harus tau masalah yang sedang mereka hadapi. Dan sudah pasti mereka akan merasa kecewa, sementara Lia tidak ingin mengecewakan siapapun.

Ataukah harus kembali untuk mempertahankan rumah tangganya lagi?

Semua itu bermain dalam pikiran Lia, dan Ia masih belum juga menemukan jawabannya...

***

Tibalah dihari pertunangan Maya dan Irwan, saat itu Bella yang melihat Lia sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara pertunangan Maya dan Irwan, bertanya kepada Lia, "Lu mau pergi kemana Mel? Cantik banget.."

"Mau pergi ke acara pertunangan Maya dan Irwan, Bel." Jawab Lia tanpa menunjukkan emosi, dan tetap bersikap tenang.

"Serius lu Mel, jangan cari penyakit ah. Sudah deh mendingan lu ngga usah Dateng keacara pertunangan mereka, dari pada nanti lu sakit hati. Please, jangan siksa diri lu sendiri, Mel.." Bella berusaha mencegah Lia.

"Insya Allah gue akan baik-baik saja, Bel. Lagian gue juga sudah ikhlas ko. Kalau memang mas Irwan mau menikahi Maya sekalipun." Ujar Lia berusaha meyakinkan Bella bahwa ia akan baik-baik saja..

"Akh, beneran Mel. Perasaan gue ngga enak banget, mendingan lu ngga usah Dateng deh." Bella membujuk Lia lagi.

"Gue harus datang Bel, soalnya gue sudah janji sama Maya. Kalau gue pasti akan datang ke acara pertunangannya, lagi pula gue juga ngga mau ngecewain Maya dan Tante Riri.." Seru Lia tegas.

"Ya dah deh, kalau emang itu sudah menjadi keputusan lu Mel. Gue ga bisa ngomong apa-apa lagi, tapi izinin gue untuk ikut nemenin lu yah, perasaan gue ngga enak banget soalnya, gue ngga bisa ngebiarin lu pergi sendirian Mel.." Kata Bella pasrah.

"Boleh Bel, dan terimakasih banyak yah karena lu dah mengkhawatirkan keadaan gue, lu emang teman gue yang paling baik, Bel." Ujar Lia tersenyum dan kemudian memeluk Bella.

Mereka pun pergi menuju acara pertunangan Maya dan Irwan, yang diadakan di rumah Maya.

Maya yang melihat kehadiran Lia langsung menghampiri Lia. Dan kemudian menarik tangan Lia, membawa Lia ke kamarnya dan kemudian mengunci pintunya.

"Maksud ka Amel sebenarnya apa?" Tanya Maya emosi.

"Maksud aku?? Apa maksud kamu Maya?" Lia balik bertanya karena bingung.

"Alah ngga usah pura-pura ngga tau deh, karena aku sudah tau semuanya. Kalau sebenarnya ka Amel itu adalah istri mas Irwan kan?" Seru Maya menjelaskan kepada Lia.

Lia terkejut, karena ternyata Maya sudah mengetahui semuanya.

"Apa mas Irwan cerita ke kamu Maya?" Lagi-lagi Lia balik bertanya kepada Maya.

"Alah ngga penting aku tau dari mana, yang penting sekarang ini. Aku mau ka Amel jelasin semuanya ke aku, Apa sebenarnya alesan ka Amel nyembunyiin ini semua dari aku?" Tanya Maya tegas.

Lia hanya diam..

"Kenapa ka Amel diam? Bingung mau jawab apa? Aku tau niat licik ka Amel, ka Amel sengaja kan nyembunyiin ini semua dari aku. Karena ka Amel mau merebut mas Irwan kembali secara diam-diam, ka Amel sengaja pura-pura berteman dengan aku dan bahkan mau jadi teman curhat aku. Supaya ka Amel bisa dengan mudah untuk misahin aku dengan mas Irwan, itulah sebabnya setelah ka Amel tau. Kalau aku dan mas Irwan akan tunangan, ka Amel sengaja pergi dari rumah. Supaya mas Irwan merasa menyesal dan pada akhirnya mas Irwan kembali sama ka Amel dan ninggalin aku, itu kan rencana ka Amel yang sebenarnya. Heh, tapi ngga semudah itu ka Amel. Aku ngga akan ngebiarin mas Irwan kembali lagi sama ka Amel, dan ninggalin aku. Karena sebenarnya wanita yang mas Irwan cintai itu aku bukan ka Amel." Kata Maya dengan penuh emosi.

Dari luar kamar Bella berkali-kali mengetuk pintu kamar Maya, karena Bella takut Maya akan melakukan hal yang nekad kepada Lia. Dan bahkan sesekali memanggil nama Lia dan Maya untuk membuka pintunya, namun tidak ada jawaban dari dalam kamar. Sehingga membuat Bella menjadi sangat khawatir..

Sementara itu Lia berusaha untuk tetap tenang, membantah perkataan Maya dengan berkata, "Kamu salah paham Maya, ka Amel ngga pernah punya niat seperti itu ke kamu Maya"

"Alah sudah deh ngaku aja, ngga usah bertele-tele. Aku sudah tau semua rencana busuk ka Amel.." Ujar Maya yang bersikeras membenarkan dugaannya dengan penuh emosi.

"Demi Allah Maya, ka Amel ngga pernah punya niat seperti itu ke kamu. Ka Amel sadar kalau ka Amel bukan istri yang sempurna untuk mas Irwan, itulah alasannya kenapa ka Amel ikhlas kalau mas Irwan menikah dengan kamu sekalipun. Dan ka Amel nyembunyiin ini semua dari kamu, karena ka Amel ngga mau nyakitin hati kamu Maya. Karena ka Amel tau, kalau kamu sangat mencintai mas Irwan." Jelas Lia berusaha meredam emosi Maya.

Maya menatap tajam kearah Lia, "Benarkah apa yang ka Amel bilang barusan?" Tanya Maya berusaha mencari tahu kebenarannya.

"Iya bener Maya, ka Amel sudah mengikhlaskan hubungan kalian. Bahkan kalau memang kamu ingin menikah dengan mas Irwan sekalipun, Ka Amel ikhlas Maya." Jawab Lia dengan tenang dan tanpa emosi.

"Baiklah kalau memang benar begitu, tapi Maya punya satu permintaan." Seru Maya ingin memanfaatkan keadaan.

"Permintaan apa Maya?" Tanya Lia penasaran.

"Ka Amel, pengen lihat Maya  dan mas Irwan bahagia ngga?" Tanya Maya.

"Tentu saja Maya." Jawab Lia.

"Kalau begitu Maya minta ka Amel secepatnya urus perceraian ka Amel dengan mas Irwan, bisa kan ka Amel?" Pinta Maya seolah dengan nada memaksa.

Lia sedikit merasa terkejut mendengar kata-kata Maya, memang Lia berniat untuk bercerai dengan Irwan. Tapi tidak dalam waktu dekat ini, karena Lia masih memikirkan semuanya. Lia masih bingung, harus memberi alasan apa kepada keluarga mereka. Karena Lia tidak ingin melukai hati keluarganya ataupun keluarga Irwan.

Lagi pula yang sebenarnya, Lia juga belum sepenuhnya siap untuk menyandang status sebagai seorang janda diusianya yang terbilang masih cukup muda. Lia benar-benar bingung dan merasa serba salah, tidak tau lagi harus berbuat apa.

"Kenapa diam ka Amel? Apa ka Amel keberatan dengan permintaan Maya barusan? Atau sebenarnya ka Amel memang masih mencintai mas Irwan?" Tanya Maya dengan tatapan sinis kepada Lia.