Ibu Ratri kembali berdiri dan berusaha untuk menghentikan Dika, akhirnya Dika pun menghentikan aksinya setelah mendengar kata-kata ibu Ratri. Kemudian menghampiri ibunya, dan masuk kedalam rumah bersama ibunya.
Meninggalkan Irwan dalam keadaan terluka dibagian wajah dan tubuhnya, Irwan terduduk lemas selama beberapa saat. Sebelum akhirnya ia berdiri secara perlahan-lahan, dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
Suasana hati Irwan semakin kacau, setelah ia mendatangi rumah Dika. Selain dia tidak dapat menemukan Lia di sana, dia juga mengalami luka-luka memar akibat pukulan Dika itu.
Irwan menjadi semakin emosi, kecewa, dan rasa benar-benar menyesal pun menyelimuti hatinya. Irwan memecahkan kaca yang ada di kamarnya, sementara itu Maya masih berusaha untuk menghubungi Irwan.
Namun Irwan masih tidak ingin menjawab teleponnya, ia malah beberapa kali menolak panggilan Maya. Dan kemudian Irwan kembali mencoba untuk menghubungi Lia, namun handphone Lia masih tidak aktif.
"Mas Irwan kamu kenapa sih? Ko ngga mau jawab telpon dari aku? Malah ngga masuk kantor lagi, bikin aku jadi tambah khawatir aja. Ada apa sih sebenarnya sama kamu mas Irwan?" Tanya Maya pada dirinya sendiri..
Karena merasa sangat khawatir, Maya pun akhirnya memberanikan diri untuk mendatangi rumah Irwan. Ini adalah pertama kalinya Maya mendatangi rumah Irwan..
"Tok...tok...tok..." Maya mengetuk pintu rumah Irwan..
Bi Siti menuju kearah pintu dan kemudian membuka pintunya.
"Assalamualaikum bi." Sapa Maya.
"Waalaikumsalam, maaf kalau boleh saya tau neng ini siapa yah? Dan mau cari siapa?" Sahut bi Siti yang kemudian bertanya kepada Maya..
"Perkenalkan nama saya Maya bi, saya adalah sekertarisnya Pa Irwan. Saya datang ke sini untuk membicarakan urusan pekerjaan, karena saya tidak menemukan pa Irwan di kantor, akhirnya saya putuskan untuk datang kesini." Ujar Maya senyum..
"Oh sekertarisnya tuan Irwan, kalau begitu silahkan masuk." Jawab bi Siti.
"Eeeeeeeeee, maaf bi. Ada yang mau Saya tanyakan." Tanya Maya, karena sebenarnya ia merasa sedikit ragu untuk memasuki rumah tersebut.
"Iya neng, mau tanya apa yah?" Kata bi Siti
"Eeeeeeeeee, nyonya Lianya ada ngga bi?" tanya Maya sambil melirik ke sekeliling rumah Irwan...
Bi Siti, terdiam sejenak. Karena ia tau pasti, apa pun masalah yang terjadi didalam rumah ini. Ia tidak punya hak untuk memberitahu siapapun, akhirnya setelah beberapa saat ia berpikir. Ia pun menjawab pertanyaan Maya tersebut...
"Nyonya Lia nya lagi keluar neng. Apa ada yang bisa saya bantu? Ayo silahkan masuk neng." Kata bi Siti, hanya itu yang bisa ia katakan dan kemudian ia mempersilahkan Maya masuk...
Mendengar jawaban bi Siti, akhirnya Maya pun masuk ke dalam rumah.
"Silahkan duduk neng, mau minum apa yah?" lanjut Bi Siti..
"Air putih aja bi, makasih banyak yah bi, maaf sudah ngerepotin." Sahut Maya melontarkan senyuman manisnya...
"Ah, iya sama-sama neng. Tidak apa-apa ko neng, ini sudah menjadi pekerjaan bibi." Kata bi Siti, setelah itu bi Siti menuju ke dapur untuk mengambil air dan sedikit makanan ringan untuk Maya...
Maya melihat-lihat foto yang berada di ruang tamu, lalu tiba-tiba matanya tertuju pada foto pernikahan Lia dan Irwan. Matanya tak berkedip sedikit pun dan tak bisa memalingkan pandangannya dari foto itu, seolah seperti tersambar petir. Hatinya pun bergetar, " Apakah aku tidak salah lihat?" Ujar Maya dalam hatinya..
Ia menundukkan kepalanya sejenak, setelah beberapa saat ia pun mengangkat kepalanya lagi menatap foto pernikahan yang ada dihadapannya..
"Ka Amel???" Ucap Maya, ia benar-benar merasa sangat terkejut dengan kenyataan yang baru saja ia ketahui..
"Aaaaaaagggggggghhhhhhh, apa ini benar? Ja-jadi ka Amel adalah istri mas Irwan." Lanjut Maya, ia memegang dadanya. Detak jantungnya berdetak kencang, nafasnya seolah-olah terasa sesak. Ia merasakan sesuatu yang sangat tajam telah menusuk hatinya...
Kemudian Maya tersadar dari keterkejutannya, setelah ia mendengar suara jeritan seseorang. Suara jeritan itu terdengar sangat Lirih dan penuh dengan penyesalan...
"Aaaaaaagggggggghhhhhhh." Suara jeritan penyesalan Irwan terdengar...
Maya pun berlari menuju dimana suara itu berasal, ia melihat sebuah kamar yang pintunya sedikit terbuka. Saat Maya membuka lebar pintunya, betapa terkejutnya ia.
Melihat Irwan yang terduduk dilantai, dengan keadaan kamar yang sangat berantakan dan serpihan-serpihan kaca yang berserakan dimana-mana.
Maya berjalan perlahan-lahan, masuk kedalam kamar Irwan.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Mengapa mas Irwan jadi begini?" Tanya Maya dalam hatinya..
Maya menghentikan langkahnya, setelah ia sudah berada didekat Irwan..
"Mas, kamu kenapa? Astagfirullah, tangan kamu terluka mas. Muka kamu kenapa memar-memar begini? Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu mas? Ceritakan sama aku." Ujar Maya menangis, melihat keadaan Irwan yang seperti itu. Hatinya Maya pun semakin terluka...
Tangan Irwan berdarah, Karena pada saat ia marah tadi ia sempat menghentamkan tangannya ke serpihan-serpihan kaca yang berserakan di sampingnya...
"Lia...Lia sudah pergi Maya, dia benar-benar pergi ninggalin aku. Sampai hati kamu Lia, kenapa kamu meninggalkan aku." Ujar Irwan menangis sejadi-jadinya..
Kemudian Irwan menoleh kearah Maya, dan menatap wajah Maya. Sebelum akhirnya ia menundukkan kepalanya, "Apa yang harus aku lakukan sekarang Maya? Aku benar-benar menyesal, aku masih sangat mencintai Lia." Lanjut Irwan dengan air mata yang masih mengalir dipipinya..
"Mas Irwan!!" Maya tidak bisa berkata apa-apa lagi, sebenarnya ia senang mengetahui bahwa Lia telah meninggalkan Irwan. Tapi disisi lain, ia pun terluka melihat keadaan Irwan yang seperti itu...
Maya memeluk Irwan, dengan sangat lembut. Dan berusaha untuk menenangkan Irwan..
"Udah mas jangan nangis lagi, masih ada aku yang akan selalu setia menemani kamu mas." Ujar Maya, ia pun meneteskan air matanya..
"Aku juga sedih kalau melihat kamu begini mas, karena ternyata kamu masih sangat mencintai ka Amel. Aku juga kecewa dan sakit hati melihat semua kenyataan ini mas, karena kenyataannya kamu menangis untuk wanita lain. Bukan untuk aku, mas." Kata Maya dalam hatinya, Maya benar-benar merasa tidak berdaya...
Melihat orang yang ia cintai menangis untuk orang lain, rasa kecewa, terluka, sedih, sakit hati, dan perasaan marah pun menguasai hatinya.
Ia sama sekali tidak menyangka, Irwan yang selama ini ia cintai dan yang ia tahu sangat mencintainya. Ternyata juga masih mencintai istrinya, istri yang selama ini irwan sia-siakan, bahkan ia berjanji akan menceraikannya untuk bisa menikah dengan Maya.
Tapi sekarang kenyataan yang terjadi justru malah sebaliknya, disaat Lia sudah meninggalkan Irwan. Justru Irwan malah menginginkannya untuk kembali, kenapa seperti ini? kenapa? Maya benar-benar merasa kecewa...
Maya merasa bahwa Lia telah menipunya, selama ini Maya mengenal Lia dengan sebutan 'Ka Amel' itu karena Rini Kaka kandung Maya, adalah teman sekolah Lia. Teman-teman Lia, biasa memanggilnya dengan sebutan 'Amel'. Tapi Maya lupa, kalau nama asli Lia adalah Amelia Suhendar.