Tony sudah datang tepat di halaman rumah nenekku, secepat itu aku langsung menghampirinya, melihatnya di depan sana sedang berdiri menatapku dengan senyum lebarnya. Aku melambaikan tangan dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam.
"Pagi banget, kamu berangkat jam berapa?" tanyaku.
"Ya-iyalah, aku gak sabar buat jemput kamu." Katanya selagi dia mendekatiku, dan saat itu nenekku pun datang menghampiri.
"Wahh ini dia yang ditunggu-tunggu udah datang." Sahut Nenek saat tiba diambang pintu. Tony tersenyum dan langsung membalas salam nenekku sambil merunduk dan salim pada tangan beliau.
"Iya nih Nek, saya mau jemput Amel seperti biasa, hehe." Katanya.
"Ini masih pagi banget mas Tony, yuk masuk ke dalem dulu, Amel udah masak banyak buat mas Tony lho." Kata Nenek, kemudian Tony mengernyitkan dahi menatapku.
"Masa sih Nek?" Tanya Tony.
"Udah ayo masuk dulu, kali ini kamu harus cobain masakanku yah." Kataku, kemudian kami bertiga pun masuk ke dalam ruang tamu rumah Nenek. Lalu kuambil beberapa piring, sendok, dan juga gelas air minum. Jojo pula tak luput kusuruh untuk sarapan pagi terlebih dahulu sebelum kami berangkat.
"Jojo sayang, kamu dicariin sama temen kakak tuhh, yang kemaren kakak ceritain ke kamu." Kataku.
"Temen kakak yang mana?" Tanya Jojo.
"Udah tengok dulu sana, sambil sarapan pagi jugak." Kataku, lalu Jojo langsung beranjak menuju ke ruang tamu, dan bertemu langsung dengan Tony.
"Wahh ini ya yang namanya Jojo?" Sambut Tony saat itu juga, lantas aku dan Nenek pun tersenyum kearah Jojo yang saat itu ekspresinya terlihat grogi. Memang adikku yang satu ini merasa malu bila bertemu dengan orang yang baru kenal.
"Ayo Jo kenalan dulu ke kakak Tony." Kata Nenek, lalu saat itu Jojo bersalam tangan dengan Tony sambil menyebutkan namanya.
"Kelas berapa kamu Jo?" Tanya Tony.
"Empas SD kak," jawab Jojo, Tony tersenyum lebar mendengar suara Jojo yang mungil itu.
"Jojo ini anaknya pintar lho Ton, selain suka belajar dia juga anaknya nurut banget, makanya besok rencanaku nih ya mau beliin dia Hp, iya kan Jo?" kataku sambil menyindir Jojo di sampingku.
"Awas ya kalo sampe bohong," katanya sambil cemberut.
"Iya Jojo sayang, kakak janji bakal beliin Hp kok, tenang aja lahh." Kataku, "Ayo Ton, Nek, ambil nasinya yang banyak." Imbuhku selagi mereka mengambil makanan masakanku.
"Kayaknya enak nihh, kerengsengan tahu tempe sama ayam kecapnya." Kata Tony.
"Amel ini anaknya dari dulu pintar masak mas Ton, jadi di rumah ini itu yang masakin nenek ya Amel ini, soalnya nenek udah tua dan udah gak bisa lagi untuk dibuat masak." Terang nenek.
"Emang hebat kamu Mel." Kata Tony, kemudian saat dia mencicipi kerengsengan tahu tempe masakanku itu, seketika Tony mengangkat alisnya.
"Hmm iya bener Nek, rasanya enak banget, masakan mamaku aja sampe kalah enak sama masakanmu Mel." Puji Tony, dan diriku spontan terperangah mendengar ucapan Tony.
"Oh ya? Gak mungkin ahh, kemaren pas dinner di rumahmu itu masakan sup mama kamu juga enak kok." Kataku.
"Kalau menurutku sih masih enakan masakanmu sih Mel," katanya, dan nenekku pun tertawa sedang.
"Hehe, mas Tony ini bisa aja kalo muji Amel." Katanya.
"Beneran kok Nek, saya sendiri suka banget sama masakan kayak gini, hehe" kata Tony. "Ehh Jojo, ngomong-ngomong kamu mau cari Hp yang kayak apa?" Tanya Tony kepada Jojo.
"Em apa ya kak?" kata Jojo sambil mikir. "pokoknya yang enak dibuat main game sama telponan gitu lah." Imbuh Jojo
"Entar kalau udah dibelikan Hp jangan sampe kecanduan game ya Jo? Kalau bisa sambil dibuat belajar ya!" kata Tony.
"Iya dehh," enyahnya.
"Sebenernya di sekolahnya itu gak boleh bawa hp sih Ton, berhubung mungkin teman-temannya pada punya semua jadi dia iri pingin punya hp." Terangku.
"Ya gak pa pa lah Mel, kasihan biar nanti kak Tony carikan Hp buat kamu Jo, tapi kamu harus mau ikut sama kak Tony ya pas belinya?" kata Tony, sontak aku mengernyit mendengar perkataan Tony.
"Ha serius kak?" Tanya Jojo, lalu Tony pun mengangguk.
"Jadi yang bakal beliin Hp-ku nanti kak Tony ya? Bukan kak Amel?" Tanya Jojo, dan aku terdiam mendengar ocehan Jojo tersebut.
"Wahh bagus lah kak Ton, emang sih kalo kak Amel itu pelit banget orangnya." Kata Jojo, Tony tertawa sedang mendengar ucapan Jojo tersebut.
"Jojo udah deh." Singgungku.
"Bukannya pelit Jo, mungkin kakak-mu masih bimbang, Jojo kan masih kecil, takutnya nanti pas dibeliin, Hp-nya malah disita sama guru." Terang Tony.
"Enggak mungkin lah kak Ton, entar aku makenya dirumah kok gak disekolah." Kata Jojo, dan Tony tersenyum mendengar itu.
"Ini bisa-bisa aku habis dua piring lho Mel, gak pa pa ya?" kata Tony, dan kulihat Tony makannya memang cukup lahap pagi ini, sampai aku dan neneku senang melihat hal itu.
"Ya boleh lah, aku ambil kan ya?" kataku, lalu kuambilkan nasi beserta lauk kerengsengan itu ke piringnya lagi.
"Segini aja ya? Entar kalo banyak-banyak malah jadi gendut lho." Kataku, Tony mengangguk "Iya deh."
"Emang ya kalian berdua ini keliatannya cocok dan serasi banget." Kata Nenek.
"Oh-ya? Nenek bisa aja deh." Kata Tony.
"Bener kok, masa iya Nenek mengada-ngada." Kata Nenek.
"Makasi ya Nek, haha." Kataku sambil tertawa. Kemudian kami melanjutkan sarapan pagi ini hingga selesai, lalu kupersiapkan juga bekal-bekal jojo, bekalku, dan tak lupa bekal untuk Tony.
"Ini aku nanti bawain bekal kamu juga ya? Jangan lupa dimakan nanti siang, gak usah pake beli." kataku.
"Perhatian banget kamu Mel sama Tony," sahut nenek.
"Ya harus dong Nek." Balasku
"Makasi lho Mel, jelas aku gak bakal beli lha, masakanmu udah seenak masakan depot, hehe." Kata Tony, kemudian kami bertiga mulai pamit kepada nenek untuk berangkat mengantarkan Jojo dan pergi bekerja.
Mobil Tony sendiri terparkir tepat di depan rumah nenek, sehingga saat itu nenek melambai kearah kami bertiga selagi kami pergi untuk berangkat ke sekolah jojo terlebih dahulu.
Saat itu aku duduk di depan tepat di samping Tony, sedangkan Jojo duduk di kursi belakang, dia nampak antusias berangkat sekolah dengan diantar menggunakan mobil.
"Jadi ini beneran nihh, kak Tony bakal nganter Jojo tiap hari pake mobil?" Tanya Jojo.
"Iya dong, gimana? kamu suka kan?" kata Tony.
"Suka banget." Kata Jojo sambil melihat-lihat pemandangan lewat kaca jendela mobil. aku pun tersenyum melihat tingkah adik semata wayangku itu, dan kemudian aku beralih menatap Tony.
"Nanti kita berdua maen ke rumah kontrakan ibuku ya Ton. dia juga ingin tau kamu lho." Kataku.
"Pasti lah, kita nanti akan ke sana juga kan." Jawabnya sambil tersenyum. Pagi ini jalanan nampak lengang sehingga mobil Tony melaju dengan santai. Dia berusaha membuat diriku dan Jojo merasa senyaman mungkin berada di dalam tumpangannya ini. Jujur saja, aku seperti terhanyut dan tiada henti untuk kagum di sampingnya. Menurutku Tony anaknya sangat keren, perhatian, dan enak banget kalau diajak kencan dan bicara, aku merasa sangat bersyukur memiliki lelaki sepertinya.
Tak terasa perjalanan ini sudah sampai di depan sekolahan Jojo, saat itu pula Tony turun untuk membukakan pintu adikku disaat dia tak tau caranya membuka pintu mobilnya, dan kulihat lewat kaca spion sampingku, Jojo juga salim kepada Tony untuk berpamitan, dan beberapa orang yang termasuk teman Jojo pada melihatinya dengan lekat. Sungguh aku tersenyum menyaksikan hal tersebut.
Perjalanan dari sekolah Jojo hingga menuju ke kantor hanya cukup menempuh waktu setengah jam saja. Dan untuk kali ini aku dan Tony tidak datang terlalu pagi. Sesampai di kantor aku langsung membantu Amir bersih-bersih seperti biasa, dan beberapa rekan kerja Tony juga sudah ada yang datang.
Ketika jam Istirahat bergulir, kami memakan bekal yang telah aku sediakan tadi pagi. Aku dan Tony memilih untuk sarapan di taman. Entah kenapa taman ini seakan menjadi saksi bisu dalam perjalanan cinta lokasiku bersama Tony, dan tak luput juga dengan kantor ini pula. Hal itu seakan sudah terikat oleh tempat ini, beserta dirinya, yang seakan sudah menyatu di hatiku.
Saat jam istirahat sudah selesai, kami kembali bekerja di tempat kami masing-masing, dan Tony saat itu enggan untuk berpisah dariku. Dia berpendapat kalau lebih baik kita tetap bekerja berdua, tanpa harus ada jarak yang memisahkan kami.
"Jangan konyol deh Ton." Kataku. dia sejenak memegang tanganku, dan dia kecup selagi dia hendak menuju ke ruang kerjanya. Sungguh saat itu bibirku memerah menatap mata sayunya yang indah itu. Kemudian saat sore harinya, kami berada dalam satu mobil lagi, aku bersandar di sampingnya meskipun dia sedang mengemudi, entah sampai kapan cinta lokasi ini akan selalu tetap bersinar, Yang kutahu hanyalah bentuk rasa cinta kami berdua yang kian hari terasa begitu kuat.
Sesampaiku di rumah kontrakan ibuku untuk menjemput Jojo. Aku merasa agak kurang percaya diri nanti kalau ada Tony disampingku tepat dihadapan ibuku. Aku tahu ini adalah efek bentuk dari diriku yang tak pernah merasakan pacaran di depan orang tua. Ketika mobil sudah terpakir di depan gapura. Aku dan Tony pun turun untuk berjalan kaki sampai ke kontrakan ibuku.
"Maaf ya kalau rumah kontrakannya ada di perkampungan biasa." Kataku.
"Astaga Mel, ngomong apa si? Aku sama sekali gak mempermasalahkan hal gituan kok." Katanya, lalu dengan lembut dia menggandeng tanganku, hatiku kembali bergetar sesuai ritmenya.
"Asalamuallaikum." Kataku saat kami sudah berada di ambang pintu masuk kontrakan ibuku. Lalu aku mendengar bunyi langkah kaki yang hendak membukakan pintu masuk ini, dan ibuku seketika terkejut melihatku bersama Tony yang datang di kontrakannya.
"Sore bu." Sapa Tony.
"Sore, Ohh ini ya Mel yang namanya Tony?" kata ibuku sambil senyum, dan aku mengangguk menjawab pertanyaannya.
"Ayo Ton silahkan masuk, duhh maaf banget ya kalau di rumah gak ada apa-apa, lagian Amel gak bilang sih kalau ngajak Tony maen ke sini." Kata Ibuku.
"Gak usah repot-repot bu," kata Tony saat duduk di kursi ruang tamu.
"Bentar Ton, ibu buatin teh dulu ya!" kata ibuku. Dan Tony mengangguk seolah tak ingin untuk menolak. Kemudian Jojo datang menghampiri kami, dia nampak senang dijemput oleh Tony di rumah Ibu. Kedua matanya terbuka lebar dan langsung menuju ke Tony dengan gembira.
"Wahh kak Tony udah datang, aku tungguin dari tadi lho kak." Katanya, lalu ibuku datang sambil membawa secangkir teh untuk Tony.
"Lho Jojo sudah kenal ya sama kak Tony?" Tanya ibu.
"Udah dong, tadi pas aku berangkat sekolah dianterin pake mobil lho, kak Tony baik banget deh pokoknya." Katanya. lantas Tony semringah mendengar ucapan Jojo tersebut.
"Terima kasih ya Bu, jadi ngerepotin nih." Kata Tony.
"Sama sekali enggak kok Ton, silahkan diminum." Kata Ibu, dan Tony sejenak menyeruput teh tersebut.
"Jadi ceritanya ini kalian udah pacaran ya?" kata ibu pada akhirnya. Aku mengangkat alis sambil berkata.
"Coba tebak, menurut ibu gimana?" kataku.
"Ohh jadi kak Amel sama Kak Tony ini pacaran gitu?" pantesan, baru tau aku." Sahut Jojo, lantas Tony seketika tersedak usai minum teh itu, aku dan ibu langsung menatapnya.
"Kamu gak pa pa Ton?" kataku.
"Maaf, barusan mendengar Jojo ngomong tadi lucu banget, bikin ketawa." Katanya, ibuku tersenyum sambil mengelus-elus rambut Jojo disampingnya.
"Ya bagus dong Mel, ibu seneng kok dengernya kalo kalian pacaran. Oh-Iya, Tony rumahnya mana?" kata Ibu.
"Deket Kok bu, di jalan Indragiri." Katanya.
"Sering sering ke sini ya kalo ada waktu luang, biar ibu masakin buat kalian." Kata ibu.
"Iya bu, lagian mulai saat ini aku sama Jojo kalo berangkat dianterin sama dia." Kataku.
"Oh-ya?" Tony gak kerepotan bolak-balik antar mereka? Tanya Ibu.
"Ohh sama sekali enggak Kok, saya malah senang bisa bantu pekerjaan Amel." Kata Tony, ibuku sejenak menghembuskan nafas panjang sembari tersenyum.
"Baik sekali kamu Ton, Ibu jadi ngerasa kalau kalian berdua itu cocok banget." Kata ibu.
"Nenek tadi juga bilang gitu kok." Kataku.
"Lho nenek udah tau ya?" Tanya Ibu.
"Iya tadi pagi kita sempat sarapan pagi bareng di rumah nenek sebelum berangkat." Kataku.
"Terus gimana Ton masakan Amel, enak kan?" Tanya ibu.
"Enak Kok Bu, saya sampe nambah dua kali." Jawab Tony.
"Itu dulu ibu lho yang ngajarin Amel masak." Kata Ibu, lalu sejenak Tony menatapku, dan dia tersenyum manis hingga aku merasa malu.
Bersambung...
Berlanjut ke Chapter 19...