Chereads / Dibawah Langit Mendung / Chapter 6 - Bersiap

Chapter 6 - Bersiap

aaaa kepala ku pusing memikirkan hal yang kadang tidak perlu kupikirkan. entah rasanya sekarang kepala ku rasanya seperti sedang dibenturkan ke tembok berulang-ulang kali. pusing dan sakit yang dapat aku rasa kan. aku memijat nya, ku pikir dengan begitu pikiran ku bisa lebih tenang. tapi nyatanya tidak samasekali membantu malah membuat ku ingin muntah sekarang.

"baby, kau baik-baik saja ?" tanya saat melihat ku,

"aku baik kok ayah" ucapku sambil berusaha tersenyum.

"wajah mu pucat banget" ucap ayah lagi sambil memegangi dahi ku,

"panas juga" lanjut ayah,

"aku baik kok ayah" ucap ku menyangkal.

"tidak, tidak kita ke rumah sakit sekarang" ucap ayah,

dan langsung memutar balik mobil menuju rumah sakit. aku hanya bisa terdiam sambil menahan mual ku. aku benar-benar tidak tau kenapa keadaanku menjadi memburuk, padahal tadi kan aku baik-baik saja. ini adalah salah satu yang membuatku benci pada diriku sendiri. tubuh ku selalu melemah saat kepalaku terlalu banyak memikirkan hal yang tidak perlu.

"kita sudah sampai" ucap ayah saat sudah memarkirkan mobil tepat didepan ruang UGD.

"kau bisa berjalan?" tanya ayah sambil memandangku.

"tunggu disini jangan kemana-mana" lanjut ayah, ayah keluar dari mobil lalu mendekatiku dan membukakan pintu mobil untuk ku, baru saja aku berdiri keluar dari mobil sambil berpegangan ke tangan ayah, ayah langsung menggendong. aku tidak pernah mengerti , ketika ayah menggendongku, aku yang terlalu kecil atau memang tubuh ayah yang terlalu kuat. dan entah kenapa saat digendong ayah, rasanya sangat menangkan, sampai membuat mataku tertutup. aaa! lebih tepatnya aku pingsan di pelukan ayah ku sendiri. astaga andai ayah bukan ayahku mungkin aku sudah jatuh cinta padanya sejak aku berumur 5 tahun. kadang terpikir dibenak ku untuk mencari laki-laki sesempurna ayah. wajahnya tampan, perilaku nya baik, tutur katanya lembut. apalagi astaga yang kurang dari ayah ku ini. bentar, kok jadi bahas ayah? oke skip soal ayah. ini aku lagi pingsan dalam dekapan ayah.

aku benar-benar tidak terlalu ingat dengan apa yang terjadi barusan. yang pasti sekarang kepala ku masih terasa sakit dan tangan ku juga sakit. aku perlahan membuka mata ku. aku melihat sekeliling aah ternyata benar aku di infus dan aku ada diruang khusus rawat inap. oh astaga aku merasa sangat payah sekarang.

"baby, gimana apa masih sakit?" tanya ayah setelah melihat ku membuka mata dengan penuh nada khawatir.

"entah ini mungkin" ucap ku pelan sambil sedikit mengangkat tanganku yang sedang di infus perlahan.

"sabar ya sayang, nanti juga gak sakit oke" ucap ayah sambil mengusap rambutku perlahan.

"bunda mana?" tanya ku sambil melihat ayah,

"bunda dijalan sayang,sebentar lagi juga sampai" ucap ayah yang coba menangkan ku, dan benar saja belum sampai 5 menit bunda datang dengan wajah penuh khawatir dan napasnya tersengal karena habis berlari.

"sayang~" ucap bunda dan langsung memeluk ku.

"kamu gak apa-apa kan?" tanya bunda sambil melihat ku.

"engga apa kok cuman kelelahan mungkin" ucap ku sambil mencoba tersenyum, iya walau 80%jawaban ku bohong.

"sebenernya apa yang terjadi bisa sampai seperti ini" tanya bunda sambil menatap ayah,

"ayah juga gak tau bun, kayanya sa-chan mengkhawatirkan kuis nya dan pertandingan yang akan datang" ucap ayah mencoba menghilangkan kekhawatiran yang jelas terpapang di wajah bunda.

"benarkah sayang?" ucap bunda menyakinkan,

"iya bunda sayang, paling besok aku sudah boleh pulang" ucap ku sambil mencoba menyamangati diriku sendiri.

"bunda sangat khawatir tau" ucap bunda lalu memeluk ku,

"ikut dong" ucap ayah menyela dan iku memelukku disertai dengan kecupan di dahiku.

"sekarang, sa-chan mau makan" ucap ku setelah acara pelukan ala teletabis selesai.

"mau makan apa sayang" ucap bunda,

"pengen makan yang hangat atau panas" ucap ku asal, padahal aku sama sekali tidak lapar,

"iya sudah, bunda sama ayah pergi beli sesuatu yang hangat, kamu gak apa-apa sendiri?" tanya bunda masih dengan nada khawatir karena akan meninggalkan ku sendiri untuk beberapa saat.

"aku tidak apa-apa kok bunda tenang aja" ucap ku menyakin kan.

"baiklah, panggil suster kalau ada apa-apa okeee" ucap bunda, "memangnya suster kesini?" tanya ku,

"sedang menuju kesini" ucap ayah,

"okee kita kedepan dulu yaa" ucap bunda, lalu bayang mereka hilang dibalik pintu. aku terdiam melihat ruangan yang sepi hanya ada aku sendiri, rasanya sangat menyakitkan, entah kenapa aku sangat benci kesunyian yang sering melandaku.

"Jangan khawatir suster akan segara datang" ucap seseorang memecahkan kesunyian yang baru saja terjadi.

"jangan nangis juga, kan aku udah disini, masa setiap sama aku nangis mulu" ucap nya lagi.

"apaan sih engga juga" ucap ku sambil menyeka air mata yang sudah menumpuk dimataku,

"masa sih ?" ucapnya menggoda ku,

"iya, lagi pula aku tidak secengeng itu" ucap ku sedikit kesal,

"sejak kapan kau ada disitu?" ucapku lagi,

"satu lagi kau tau darimana kau kalau aku disini" ucap ku lagi, "sumber informasiku banyak,

dan satu lagi aku sudah 10 menit menunggu diluar" ucapnya panjang lebar,

"kesepian?"ucapnya lagi,

"sedikit" ucapku,

"ayah mu benar-benar kaya raya" ucapnya lagi,

"maksudmu. "kau saja ditempatkan diruang VIP" ucapnya,

"apaan sih deo, kalau aku kaya aku sudah bawa mobil ke kampus" ucap ku jengkel,

iya orang yang daritadi aku ajak bicara adalah deo, mahluk mistirius di kampus.

"kau kan tidak bisa menyetir" ucap deo dengan tatapan membunuh,

'ish kenapad dia tau' .

"bagaimana kau tau" ucap ku sebal setengah mati.

"kan tadi sudah ku bilang kalau sumber informasiku banyak nona sakura" ucap deo dengan nada menggoda,

"ish kau makhluk paling menyebalkan yang pernah aku temui" ucaplku,

"tapi aku kan membuat mu jatuh cinta pada alien ini" ucap deo percaya diri,

"hahaha astaga ternyata semua cowo punya percaya diri yang tinggi sekali" ucap ku sambil menahan tawa,

"akhirnya" ucap deo dengan sedikit merasa lega,

"hah?" tanya ku tidak mengerti.

"iya akhirnya aku bisa melihatmu tertawa selepas itu" ucap deo diiringi dengan senyuman khasnya,

"ih jangan senyum" ucap ku sambil memalingkan pandangan kearah lain sealain melihat deo.

"kenapa memamngnya?" tanya deo penasaran,

"kau terlalu manis kalau sedang senyum" ucap ku dengan nada agak sedikit perlahan.

"apa?" ucapnya pura-puura tidak dengar,

"kau manis" ucap ku lagi,

"apa nona sakura , aku tidak dengar" ucapnya lagi sambil menggoda ku,

"ish menyebalkan dasar" ucapku lalu melempar bantal kearahnya,

"astaga kau bisa sangat galak juga ya" ucap deo sambil menangkap bantal yang ku lempar,

"oh iya ini vitamin bagus untuk mu" ucap deo sambil meletakkan tas belanja di meja diudekatku,

"terimakasih deo" ucapku sambil tersenyum,

"seing lah tersenyum, agar aku bisa terus mencintaimu" ucap deo semabil mengusap rambut ku perlahan ,

"aku pamit ya" ucap deo, "kok sebentar?" tanya ku dengan sedikit kecewa.

"kenapa ? kau kecewa?" tanya deo sambil mendekatkan wajahnya ke wajah ku,

"biasa saja" ucapku menahan malu,

"lalu kenapa wajahmu merah begitu" ucap deo menggoda ku sambil menjauhkan wajahnya dari wajahku,

"biasa aja" ucapku sedikit kesal.

"baiklah, sekarang aku pulang, besok kita ketemu lagi" ucap deo,

"oh iya aku harus cepat pulang karena besok aku ada kuis, jadi jangan kecewa ya nona SAKURA" ucap deo panjang lebar sambil menekan namaku.

"hm ku tunggu kau besok pangeran kodok" ucap ku sambil menahan kesal, aku tidak mengerti kenapa aku jadi kesal sendiri sih,

"baik tuan putri" ucap deo lalu pergi meningalkan ruangan kamar ku. aku terdiam kembali saat ruangan kamar ku kembali sepi. aaaa aku kenapa sih jadi merasa kecewa saat di pergi meninggalkan ku hanya gara-gara kuis besok.bukan nya dia termasuk mahasiswa terpintar di kampus yaa. jadi buat apa dia belajar hanya gara-gara kuis. apa dia takut kalau gagal kuis bisa membuatnya kehilangan Citra sebagai mahasiswa terpintar.

"sayang, maaf lama" ucap bunda yang tiba-tiba masuk dan membuat pikiran ku melayang entah kemana.

"a-iya bunda" ucapku gelagapan ,

"abis mikirin apa sih?" ucap bunda lagi,

"engga kok bunda,cuman kaget aja" ucap ku mengelak.

"maaf ya kalau bunda membuat kaget,sekarang waktunya makan" ucap bunda,

"asik bunda beli apa?" ucap ku,

"omerice dengan kuah kari" ucap ayah tiba-tiba,

"ih ayah kebiasan bikin bunda gagal suprise " ucap bunda tidak terima,

"makasih bunda ayah.aku makan yaaa" ucap ku melerai ,

"mau bunda suapin?" tanya bunda ,

"mau bunda~" ucap ku manja…

"okeee sayangkuu" ucap bunda. lalu bunda menyuapi ku.aku bahagia dengan keluarga ku yang seperti ini, tapi entah kenapa terkadang ada saja membuat ku merasa sendirian.apa yang harus aku lakukan ketika kesepian itu melanda. ada yang bilang kalau saat seseorang kesepian dia harus mencari kebahagiaan nya dengan cara apapun termasuk memiliki orang yang bisa mencintai dengan setulus hati. apakah hal itu juga termasuk untuk ku?dan apa ini bertanda aku harus mempersiapkan kembali hati ku?

'bersiaplah untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi di depan mu, baik itu kejadian baik, atau pun buruk. karena dengan kamu bersiap, kamu akan memilih dengan pikiran yang lebih jernih, dan kamu juga akan berfikir rekosiko apa yang adapada kejadian yang akan terjadi pada saat yang akan datang'