Chereads / Dibawah Langit Mendung / Chapter 12 - Yang Sangat Mencintai Mu

Chapter 12 - Yang Sangat Mencintai Mu

Setelah Deo menyampaikan semua keinginanya pada ku, entah apa yang membuatku tidak berfikir panjang atas keputusan yang kubuat. Enatah mengapa setelah Deo mengutarakan keinginannya, sore itu menjadi lebih indah dari sebelumnya. Aku merasa kebahagian yang memudar kemarin, sudah kembali seperti sedia kala, walau sejujurnya aku tidak benar-benar tau, apakah hati ini memang jatuh hati pada Deo atau hanya sekedar mengisi kekososngan yang ada dalam diri ini.

tak terasa waktu sudah semakin larut, perbincangan yang banyak dengan deo membuatku melupakan waktu.

"kita jalan-jalan yuk?" ajak deo,

"kemana?" tanya ku bingung,

"keliling kota" ucap deo,

"berasa jadul lagu" ucap ku bercanda,

"lah emang ada ya?" tanya deo heran,

"ada tau" ucap ku malah jadi serius,

"nanti ku cari lah, mau ikut gak?" ucap deo sambil bangkit dari tempat duduknya,

"iya udah ayo, daripada ditinggal disini sendiri" ucap ku ikut bangkit dari tempat duduk,

"duluan kemotor, aku bayar ini dulu" ucap deo memberitau ku,

"okeee boss" ucap ku,

"hah? memangnya aku bossmu?" ucap deo tidak terima,

"terus aku harus panggil apa?" ucap ku yang kebingungan, sebenarnya aku malu kalau harus memanggilnya sayang,

"panggil abang gitu" ucap deo,

"ha?serius mau dipanggil abang?" tanya ku terkejut dan heran,

"iyalah, dari pada sayang, banyak yang pake" ucap deo,

"berasa kaya ade abang" ucap ku

"salah" ucap deo membantah,

"kok salah?" ucap ku heran,

"iya dong, yang bener itu kaya suami istri" ucap deo,

"ha? baru juga jadian masa udah mau jadi suami istri" ucap ku sambil menhan tawa,

"tinggal bilang Amiin aja, koko repot sih" ucap deo tidak terima,

"iya Amiin" ucap ku,

"yang ikhlas" ucap deo,

"Amiin" ucap ku mengulang,

"Amiin, dah sana" ucap deo lagi

"iyaa abang" ucap ku lalu melangkah menuju parkiran,

sambil menunggu didekat motor, aku melihat sekumpulan orang datang dengan mengunakan jaket yang sama seperti geng motor, atau sejenisnya. aku yang takut malah memundukan kepalaku, seketika segerombolan orang itu tepat melintas dihadapanku. aku hanya mampu terdiam sambil menahan takut.

"kenapa?" tanya deo mengangetkan ku,

"eh? engga apa" ucap ku terkejut sambil menggelengkan kepala ku,

"takut ya?" tanya deo,

"sedikit" ucap ku sambil mengganguk,

"makanya sering main keluar Yang Mulia Ratu" ucap deo mengejekku kembali,

"ish" ucap ku tidak terima,

"ayo jalan, nanti kau digigit" ucap deo,

"sama siapa?" tanya ku heran,

"sama merekalah" ucap deo,

" mereka kan orang gak mungkin gigit aku" ucap ku,

"susah kalau ngomong sama cewe polos modelan kau" ucap deo,

"salah mulu" ucap ku

"memang" ucap deo sambil memberi helm tepat di kepalaku,

"ampun deh" ucap ku sambil mengambil helm dan mengenakannya

"lets go" ucap deo,

"yey" ucap ku senang sambil naik ke atas motornya,

Benar saja sesuai dengan ucapan yang di utarakan oleh Deo, untuk mengajak ku keliling kota, pemandangan indah yang kami lalui menuruni gunung disepanjang jalan aku bisa melihat terangnya lampu-lampu yang dipancarkan dari rumah-rumah dan gedung-gedung. Ini adalah pengalaman baru bagi ku, aku yang tidak pernah boleh mengunakan sepedahmotor dan sekarang aku bisa merasakan betapa serunya berkendara denga sepedah motor. Setelah turun dari tempat cafe yang berada didataran tinggi, kini kami berada di kota. Pemandangan malam kota ternyata tidak seburuk saat mengunakan mobil, ini jauh lebih indah, dengan cahaya malam khas kota dan angin yang berhembus mengenai tubuhku, benar-benar sejuk dan dingin menjadi satu.

"dingin gak?" tanya deo sedikit berteriak,

"lumayan" ucap ku,

"mau pake jaket gak?" tanya deo lagi,

"nanti aja" ucap ku,

"iya udah nanti kasih tau" ucap deo lagi,

"mau kemana lagi kita?" tanya ku,

"clabing yuk?" tanya deo,

"ha? serius?" tanya ku,

"iyaa, boleh gak sama papah mu?" tanya deo,

"aku gak tau" ucap ku,

"besok ada kelas pagi gak?" tanya deo lagi,

"engga ada, besok masuk siang" ucap ku,

"iyaa udah, mau gak?" tanya deo lagi,

"masalahnya aku belum pernah" ucap ku,

"astaga, hidup lu kenapa sih?" ucap deo sedikit tidak percaya,

"engga tau" ucap ku binggung,

"iya udah aku janji, bakalan aku jaga, tapi inget jangan jauh dari ku" ucap deo,

"okee tapi jangan sampai jam 1 malem ya" ucap ku,

"kenapa? kamu jadi cinderella kalau lewat jam 12?" tanya deo,

"takut dimarahin ayah" ucap ku,

"oke tuan putri" ucap deo,

"pegang yang erat" lanjut deo,

aku langsung memeluk pingang deo, seolah percaya dengan semua yang akan terjadi kedepan kepadanya, dan benar setalah aku memeluk dengan erat, deo langsung menarik gas motornya, dan dengan perlahan aku seolah berkendara diatas angin, kecepatan motor yang di kendarai deo, membuat ku sedikit takut. Setelah 10 menit perjalanan, aku dan deo sampai di tempat club. Walau waktu belum menunjukan terlalu malam, tapi tempat ini sudah ramai oleh anak muda,

"ingat jangan jauh dari ku" ucap deo sambil memang tangan ku,

"iya" ucap ku mengangguk,

"satu lagi, jangan minum" ucap deo berbisik,

"kenapa?" tanya ku heran,

"pokoknya jangan" ucap deo kembali,

"oke" ucap ku menurut,

"ayo" ucap deo sambil mengandeng tangan ku, aku hanya menurut

Ini adalah kali pertama aku datang ketempat seperti ini, sebelumnya aku pernah datang ke karoke, tapi itu siang hari. sebenernya ayah menginjinkanku, tapi dengan syarat aku harus mau diawasi oleh pengawal, sebenarnya hal itu bukan masalah besar bagi ku, yang jadi masalah aku tidak pernah punya teman untuk diajak ketempat seperti ini. Alhasil ini menjadi pengalaman pertamaku, oh iya sebelumnya aku pernah mengajak dean tapi dia tidak pernah mau, dia bilang tempat seperti itu bukan tempat yang bagus untuk kami berdua.

"kau pernah ke tempat biliyar?" tanya deo, membuyarkan lamunanku saat pertama melihat kedalam club malam ini,

"segitunya" ucap deo lagi,

"iya, kenapa?" tanya ku tidak fokus,

"gimana pendatmu?" tanya deo,

"bagus, keren, banyak anak muda seumuran kita kayanya" ucap ku,

"memang banyak, ini kan salah satu tempat pelarian dari masalah" ucap deo,

"maksudnya" tanya ku bingung,

"tempat ini adalah salah satu, tempat dimana anak muda seumuran kita bahkan yang lebih tua dari kita, lari dari masalah yang sedang kita hadapi, dengan cara minum dan bermian wanita" ucap deo, sambil membawa ku untuk duduk disalah satu tepat didepan bartender,

"oh gitu, kenapa masalahnya gak dihadapi?" tanya ku polos,

"karena gak semudaah itu untuk menyelesaikannya" ucap deo,

"mau minum apa?" tanya seorang bartender,

"biasa aja, sama air biasa" ucap deo kepada bartender tersebut,

"okee, siapa nih?" tanya bartender itu,

"cewe ku" ucap deo,

"wah kemajuan, bisa bawa cewe" ucap bartender itu lagi,

"kalian saling kenal?" tanya ku heran,

"oh iya sampai lupa ngenalin, kenalin ini Alex" ucap deo,

"hai aku Alex" ucap bartender itu sambil memberikan tangannya,

"aku sakura" ucap ku menjabat tangannya,

"cantik yaa" ucap alex,

"iya dong pasti" ucap deo sombong,

"akhirnya bawa cewe juga" ucap alex,

"memang sebelumnya gak pernah bawa ya?" tanya ku penasaran,

"engga pernah, dia kan jomblo abadi" ucap alex

"julukannya gitu amat" ucap deo gak terima,

"kenyataannya kan, kau selalu jadi nomor 2" ucap alex

"termasuk urusan perempuan" lanjut alex

"kali ini akan ku buktikan kalau aku bukan lagi si nomor 2" ucap deo bersemangat,

"kau berencana menikahinya?" tanya alex,

"tentu saja" ucap deo,

"kau terlalu muda untuk melangsungkan hal tersebut" ucap alex mengejek,

"kita liat saja" ucap deo tidak mau kalah,

"ini minumannya, dan makanan gratis buat pasangan baru" ucap alex sambil memberikan minuman dan makanan dihadapkan kami,

"terimakasih" ucap ku sopan,

"iyaaa selamt bersenang-senang" ucap alex, kemudian berlalu meninggalkan kami,

"jadi kau sering lari dari masalah?" tanya ku penasaran,

"kan tadi sudah ku ceritakan semua" ucap deo,

"iyaa maaf" ucap ku,

"itu apa?" tanya ku heran melihat minuman deo,

"alkohol" ucap deo,

"bagaimana rasanya?" tanya ku lagi,

"bisa membuat mu kecanduan" ucap deo lagi,

"boleh aku coba?" tanya ku lagi,

"jangan astaga" ucap deo sambil malas melihat ku,

"pelit" ucap ku tidak terima

"mending liatin itu " ucap deo sambil menunjuk kesalah satu spot,

"itu bukannya ruangan ya?" tanya ku bingung,

"iya ruangan pribadi" ucap deo,

"fungsinya" tanyaku,

"memuaskan pelanggan" ucap deo,

"ihhh berhubungan tubuh maksudnya?" tanya ku lagi,

"yap, aku boleh tanya sesuatu?" tanya deo berbisik,

"boleh" jawab ku sambil mengangguk,

"pernah ciuman?" tanya deo masih berbisik tepat di telinga ku,

pertanyaan deo membuat ku sangat malu, sampai aku bisa merasaka kalau pipiku memanas, aku hanya dapat mengganguk mengiyakan pertanyaan deo tadi,

"aku boleh minta?" tanya deo lagi,

'aaaaa jangan tanya hal itu, aku gak mampu jawabnya' ucap ku, aku benar-benar berteriak, entah mengapa setelah mendenngar permintaan deo barusan,

dan entah hanya perasaan ku, atau deo bener-benar menempelkan bibirnya pada bibirku, aku benar-benar dimabuk asmara, hanya bisa terdiam sambil merasakan kehangatan karena deo mencium sambil memeluk ku. Aku dapat merasakan betapa hangatnya tubuh deo dan juga bisa merasakan kalau dia mencintai ku dengan tulus, entah kepercayaan darimana tapi aku sangat menyakini hal itu.

setelah beberapa menit, deo melepaskan ciumanan bibirnya pada bibirku dan tersenyum. itu adalah senyuman termanis yang pernah aku lihat, sungguh sangat membuat candu. dan seketika deo mengusap rambut ku,

"jangan kemana-mana, aku ke kekamar kecil dulu" ucap deo,

belum aku menjawab pertanyaan nya, deo sudah berlalu meninggalkan ku.

tidak berapa lama setelah deo meninggalkan ku, aku hanya melihat sekeliling. ada banyak wanita ternyata di tempat ini.

"Mereka semua pekerja disini" ucap alex

"eh?" aku yang terkejut langsung melihat kearah alex

"mereka bertugas untuk membuaskan nafsu laki-laki berhidung belang" ucap alex lagi,

"kau sedang memberi tau ku?" tanya ku heran,

"iyaaa, wajah mu sangat terlihat kalau kau baru pertama kali kesini" ucap alex,

"keliatan banget ya?" tanya ku

"iyap, sangat" ucap alex tersenyum,

"sampai kapan wanita-wanita itu menari?" tanya ku polos,

"tergantung" ucap alex

"maksudnya?" tanya u tidak mengerti,

"iya, ada yang tanpa harus membuka semua pakaian nya mereka sudah berhenti, ada juga yang sampai membuka semua pakaianya baru berhenti" ucap alex

"memang tradisi disini?" tanya ku lagi

"bukan, memang tugas mereka untuk menghibur dan di pakai" ucap alex

"jadi laki-laki mana saja boleh memakai mereka?" tanya ku,

"iyaa tergantung dengan ketentuan" ucap alex

"kenapa hanya sedikit orang yang mendekat?" tanya ku masih heran,

"itu karena yang boleh mendekat hanya yang memiliki black card" ucap alex

"kalau tidak memiliki, dilarang?" tanya ku lagi,

"bukan dilarang tapi ada biaya tambahan kalau kau mau menyewa mereka, dan ada peraturan yang harus di patuhi" ucap alex

"ribet" ucap ku tidak senang mendengarnya

"mau ku beri tau rahasia?" tanya alex

"apa?" tanya ku balik

"Deo salah satu pemilik black card" ucap alex santai

"eh? serius?" tanya ku tidak percaya, dan hanya dibalas anggukan oleh alex,

aku benar-benar tidak percaya dengan apa yang alex baru saja katakan, aku yang keasikan berkutat dengan pikiran ku dan obrolan barusan, membuat ku tidak sadar kalau baru saja ada laki-laki yang duduk tepat disebelah ku, aku menoleh dan melihat laki-laki, dan dia hanya tersenyum melihat ku, aku yang polos malah membalas senyuman nya.

"sendiri?" tanya nya,

"ada sama cowoku" ucap ku polos,

"mana ?" tanya dia lagi,

"lagi kekamar kecil" ucap ku sopan,

dan pria itu hanya menggangukan kepalanya, dan tak lama aku merasa tubuh ku dirangkul oleh seseorang, aku spontan melihat siapa yang berani merangkul bahu ku, dan saat melihat orang itu, aku merasa lega, ternyata dia adala Deo.

"pulang yuk?" ajak deo sambil sedikit berbisik,

"ayo" ucap ku lalu bangkit dari tempat duduk ku,

baru aku melangkah, aku merasa ada seseorang yang menggegam tanganku dan menahan ku untuk pergi, aku langsung melihat siapa yang menahan ku, saat melihatnya ternayta pria yang tadi menyapa ku,

"kenapa?" tanya deo heran,

"itu?" ucap ku memberi isyarat pada deo,

deo yang mengeriti langsung melihat kearah tangan ku,

"lepas" ucap deo tegas,

"engga" ucap pria itu,

mereka berdua bersamaan menggegam tangan ku,

"lepas" ucap deo sekali lagi,

"ku bilang tidak" ucap pria itu tidak mau kalah,

"lepas" ucap deo sekali lagi sambil mencoba menyingkirkan tangan pria itu,

"dengan satu syarat" ucap pria itu santai,

deo hanya terdiam,

"biar kan aku menggunkan nya malam ini" ucap pria itu sambil bangkit dari kursinya,

tanpa satu patah kata keluar dari mulut deo, dengan cepat tangan deo menyambar pipi pria itu, dan membuat pria itu tersungkur jatuh ke bawah,

"urus dia" ucap deo sambil melihat ke arah alex,

alex yang mengerti lansung menggaguk,

"ayo" ucap deo dengan paksa menarik ku keluar dari tempat itu,

"pakai ini" ucap deo lagi sambil memberikan jaketnya pada ku,

aku yang ketakutan hanya terdiam dan menurut semua ucapan deo.

dan tidak butuh waktu lama, aku sudah sampai dirumah,

"masuk lah, kita bahas ini nanti" ucap deo,

"iya" ucap ku mengerti,

"ini" ucap ku lagi sambil memberikan jaketnya,

"simpan dulu untuk ku" ucap deo,

aku hanya mengangguk, dan tak lama deo pergi tepat dihadapan ku.

Semua yang mencintai mu akan menjaga mu sepenuh hatinya dan jika sampai kamu terluka di luar maupun didalam, dia akan menjadi yang pertaman mempertaruhkan diri untuk mu, maka cari lah orang yang sangat mencintamu dan mau menjaga mu berserta dengan cinta mu sampai Tuhan memisahkan kalian.