Setalah deo pergi, aku langsung masuk kerumah, sesaat aku memasuki rumah, aku terkejut dengan kehadiaran ayah yang tepat berada di dekat pintu masuk, dengan tatapan yang sebelum nya belum pernah ku lihat.
"malam ayah" sapa ku sedikit takut,
"darimana?" tanya ayah tegas,
"dari jalan" ucap ku sambil menunduk,
"liat jam berapa sekarang?" ucap ayah lagi,
aku pun melihat jam tangan ku dan ternyata waktu sudah menunjukan pukul 1 pagi, aku sangat terkejut melihat jam, aku hanya terdiam dan tidak membalas ucapan ayah,
"ayah, tanya sekali lagi, jam berapa sekarang?" tanya ayah lagi,
"jam 1 malam" ucap ku pelan,
"apa? ayah gak denger" ucap ayah lagi,
"jam 1 ayah" ucap ku menaikan nada biacaraku,
"masuk sekarang, duduk disana" ucap ayah sambil menunjuk kursi diruang tamu,
aku hanya menurut karena ini pertama kalinya aku melanggar peraturan rumah, sejujurnya aku tidak boleh pulang lebih dari jam 11 malam, padahal cinderella saja pulang tepat pukul 12 malam, dan aku tidak pernah melewatkan jam malamku itu. sepertinya aku tau apa yang akan terjadi padaku mala ini.
aku langsung masuk dan duduk seperti yang diperintahkan oleh ayah,
"ayah sekarang mau tanya sama sa-chan" ucap ayah
"iya ayah" ucap ku
"ayah, pernah gak ngelarang sa-chan keluar untuk main?" tanya ayah lagi,
"engga pernah ayah" ucap ku masih menunduk
"sa-chan tau kan, sa-chan itu anak siapa" tanya ayah lagi,
"iya tau ayah" balas ku,
"ayah sudah pernah bilang semua peraturan dirumah ini" ucap ayah sambil sedikit menaikan nada suaranya,
aku hanya terdiam,
"ayah tanya sekali lagi, darimana?" tanya ayah,
"main" ucap ku dengan berbohong,
"kemana" tanya ayah lagi,
"ke tempat makan" ucap ku,
"sama siapa?" tanya ayah lagi,
"sama temen" ucapku,
"temen yangmana?" tanya ayah,
aku hanya diam, seolah mulut ku ada yang membekam untuk tidak berbicara tentang deo pada ayah,
"jawab, sama siapa?" tanya ayah lagi,
aku benar-benar tidak dapat menjawab pertanyaan ayah ini, terlalu sulit rasanya untuk menjawab nya,
"okee, perempuan atau laki-laki?" tanya ayah mencoba sabar dengan ku,
"perempuan" ucap ku cepat,
"gak lagi belajar bohong sama ayah ka?" tanya ayah,
aaa astaga aku lupa kalau ayah ku itu orang penting dikota ini, dia bisa dapat informasi darimana saja,
"laki-laki" ucap ku megubah jawabanku,
"yang bener!" ucap ayah membetak ku,
"sama laki-laki,namanya deo" ucapku menahan air mata, jujur ini kali pertama ayah membentakku,
"masuk kamar sekarang, ayah gak mau dengar penjelasan apapun dari Sakura sekarang" ucap ayah dengan amarahnya,
aku benar-benar ketakutan sekarang, segera ku langkahkan kaki ku menuju kamar. aku langsung menutup pintu ku rapat-rapat, enatah sejak kapan tanpa sadar air mata ku turun begitu dan rasa takut menyelimuti ku saat ini. aku membanting tubuhku dan menangis begitu saja, aku tutup wajah ku dengan bantal agar suara tangisan ku tdak terdengar oleh siapapun, tanpa sadar rasa lelah karena tangisan membuat ku terlelap dalam tidurku.
tak terasa matahari menyambut dengan cahanya yang memasuki celah-celah kamar ku, aku yang merasa silau, langsung terbangun. Entah mengapa rasa takut untuk bertemu dengan ayah masih ada, aku rasanya tidak ingin keluar dari kmar ku, tapi semua akan menjadi lebih berbahaya kalau aku tidak keluar dari kamar ku.
aku memilih untuk membersihkan diri terlebih dulu sambil berharap ayah berangkat lebih awal hari ini, sambil mandi aku mendengarkan beberapa lagu kesuakaan, aku berharap setelah memberisihkan diri, perasaan ku menjadi lebih tenang. Namun nyatanya setelah aku membersihkan diri, perasan takut dan perasaan lainnya malah beradu didalam diri ini, setelah selesai aku memberani kan diri untuk keluar kamar, sambil berjalan perlahan, dan mengintip-intip siapa tau ayah benar-benar sudah pergi.
"Pagi Sa-chan" ucap ayah tepat dihadapan muka ku,
"AAA~" teriak ku,
"ayah bukan setan" ucap ayah,
"ih kaget" ucap ku sambil memengangi dada ku,
"maaf sayang" ucap ayah sambil mengusap kepala ku perlahan,
"ayo sarapan dulu" ucap bunda sedikit berteriak,
aku langsung pergi ke meja makan tanpa berbicara satu patah kata pun pada ayah, jujur sebenarnya aku masih takut terhadap sikap ayah tadi malam.
"tadi malam pulang jam berapa?" tanya bunda setelah aku duduk dimeja makan,
"Jam 1 bunda" ucap ku sambil menundukan kepalaku,
"sama siapa?" tanya bunda masih dengan nada yang halus,
"sama temen" balasku lagi,
"perempuan atau laki-laki?" tanya bunda kembali,
"laki-laki" ucap ku sambil tidak bisa berhohong sedikitpun,
"namanya?" tanya bunda kembali,
"deo" balas ku
"siapa kah dia? dan apa hubungan mu dengan dia saat ini?" tanya bunda sambil duduk tepat dihadapku,
"dia saudaranya dean, mereka adik kaka atau bisa dibilang kembar. untuk saat ini aku sedang mempertimbangkan, pertanyaan deo kemarin" ucap ku sambil menahan rasa takut,
"dia mengajak mu untuk menjalani hubungan?" tanya ayah tiba-tiba sambil duduk tepat disamping bunda,
"iyaaa ayah" ucap ku sambil menahan air mata yang sudah mulai memenuhi mata ku
"apa jawabanmu?" tanya bunda halus,
"aku meng iya kan perkataannya untuk menjalani hubungan dengan deo" ucap ku, perlahan,
"berjanji pada ayah sekarang" ucap ayah sedikit menaikan nada bicaranya,
"janji apa ayah?" tanya ku masih dengan ketakutan yang sama,
"janji kalau kamu gak akan pulang selarut kemarin" ucap ayah,
"iyaa ayah" ucap ku,
"dan satu lagi-" ucap ayah menggantung,
aku hanya terdiam,
"biar kan ayah menyelidiki semua tentang dia dan keluarga nya" ucap ayah,
"kalau itu aku tidak setuju" ucap ku,
"itu merusak privasi orang ayah, ayah sendiri yang mengajari ku untuk tidak menggaggu privasi orang lain, tapi kenapa malah ayah melakukan hal ini pada ku?" lanjut ku beragumentasi,
"bunda yang minta" ucap bunda tiba-tiba,
aku benar-benar terkejut dengan apa yang baru bunda katakan, pasalnya bunda tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya, bahkan bunda membabaskan ku untuk dekat dengan laki-laki mana pun selama aku bisa menjaga diriku sendiri dan menjaga kehormatakan ku sebagai anak mereka.
"kenapa bun?" tanya ku tidak percaya,
"ada sesuatu yang belum bisa bunda bilang sama sa-chan" ucap bunda,
"ada pilihan lain gak bun selain itu?" tawar ku,
" ada" ucap ayah sambil menatap ku,
aku terdiam,
"mulai hari ini sa-chan akan kembali di ikuti oleh pengawal" ucap ayah,
"ha?" aku terkejut kembali, pasalnya terakhir aku diikuti oleh pengawal, pukul 8 malam aku sudah dipaksa pulang dan masuk kamar,
"pilihan ada ditangan sa-chan sekarang" ucap ayah,
"pilihan lain?" tanya ku lagi,
"ada" ucap ayah kembali,
"tergantung hasil kejuaran renang mu minggu depan" ucap ayah,
"jadi sekarang hanya ada 2 pilihan itu?" tanya ku penuh dengan rasa heran,
"untuk sementara ini iya" ucap ayah dengan serius,
"pilih sekarang" ucap bunda
"begini saja kalau misalnya aku menang dan berhasil dikejuaraan minggu depan dan meraih juara umum, ayah dan bunda tidak boleh melakukan kedua hal tersebut, deal?" tawar ku lagi,
"okeee deal" ucap ayah,
"jadi apa keputusan mu?" tanya ayah kembali,
"aku lebih baik di ikuti oleh pengawal seperti waktu sekolah dulu, daripada mencari tau privasi seseorang secara diam-diam" ucap ku tanpa sengaja meneteskan air mata yang sudah membenung di kelopak mataku
"okee, mulai hari ini pengawal akan menjagamu seharian selama sa-chan berada diluar rumah" ucap ayah memutuskan keputusannya
aku hanya dapat terdiam, aku fikir dengan bertambahnya usia ku maka ayah akan berhenti memperlakukan ku seperti anak kecil, nyatanya tidak. usia ku boleh bertambah tapi semua privasiku menjadi privasi ayah juga, tidak ada ruang untuk diriku sendiri, selain terdiam dilam kamar dengan semua suana sunyi.
"