Chereads / Dibawah Langit Mendung / Chapter 9 - 眩しい (dazzaling)

Chapter 9 - 眩しい (dazzaling)

maaf telat upload, maaf ya kalau misalnya ada nama karakter yang salah, soalnya aku pelupa, jadi bisa dikomen yaa. makasih dukungannya.

Kringg~~~~

Terdengar suara hpku berbunyi menandakan waktu sudah pukul 7 pagi. aku terbangun dengan sedikit membuka mataku yang terkena sinar matahari yang sangat menyalaukan bagiku. "aaahh sudah pagi" gundamku, aku mengambil posisis duduk agar saat berjalan ke kamar mandi kepalaku tidak pusing dan menambarak sesuatu. aku mengedip-ngedipkan mataku, untuk mengumpulkan nyawa ku yang enatah semalem mereka main kemana.

setealah mengumpulakn nyawa aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diriku, karena semalem aku tidak mandi jadi kuputuskan untuk mandi agar tubuhku menjadi segar, setelah mandi aku bersiap untuk berangkat kekampus, aku turun kebawah untuk sarapan bersama ayah dan bunda. "selamat pagi semua" ucap ku ketika sampai di meja makan.

"selamat pagi sayang" ucap ayah menyapa ku,

"tumben ayah pake baju santai" ucap ku dengan penuh tanda tanya,

"kebiasaan kan lupa sama hari" ucap bunda sambil memperhatikan pakaianku dari bawah sampai atas,

"sekarang hari kamis kan?" tanya ku sambil memperhatikan bunda,

"salah, hari ini hari sabtu" ucap bunda dengan penuh senyum,

"semangat banget sih kekampusnya sampai lupa sama hari" ucap ayah mengejek ku,

" ih ayah apa sih namanya juga baru keluar rumah sakit wajar dong kalau lupa" ucap ku mengelak,

"tapi kamu tuh kebiasaan tau" ucap ayah sambil sedikit mencubit hidungku.

"ih ayah bandel" ucap ku tidak terima,

"oh iya nenek mana?" ucapku lagi sambil memperhatikan sekitar dan mencari nenek ku,

"nenek masih istirahat" ucap bunda,

"nenek mau periksa ke dokter ya" ucap ku menanyakan keadaan nenek ,

"biasa nenek kan harus cekup sayang" ucap bunda sambil membelai surai rambutku,

"sekarang waktunya sarapan" ucap ayah,

"yang banyak" lanjut ayah lagi,

"oke komandan" ucapku membalas perkataan ayah.

setalah sarapan aku memutuskan kembali kekamar karena ayah dan bunda akan mengatar nenek ke rumah sakit jadi untuk sementara aku dirumah sendiri walau sebenarnya gak sendiri banget banyakk maid yang menunggu ku dirumah dan beberapa penjaga lainnya,

"IRISSS!!!" teriak ku dari dalam kamar karena sudah mulai bosan dengan kegiatan melihat semua aplikasi yang ada di hpku.

" iya nona" ucap iris masuk kedalam kamar ku,

"temani aku, aku bosan" ucap ku dengan nanda seperti anak kecil sedang minta ditemani,

" baik nona" ucap Iris memasuki kamar ku,

"oh iya iris boleh aku bertanya sesautu ?" tanya ku sambil memperhatika iris,

"tentu saja" ucap iris sambil sedikit tersenyum kearah ku,

"tapi janji jangan marah ya" ucap ku sedikit ketakutan,

"iya nona sakura" ucap iris menenangkan ku.

"waktu itu aku tidak sengaja mendengar percakapanmu dengan ayah, waktu kau bilang kalau cita-cita mu menjadi seorang biarawati, kenapa tidak jadi?" tanya ku penuh dengan rasa penasaran,

"karena saya jatuh cinta dengan sesorang nona" ucap Iris dengan malu-malu,

"ehhhhhh?!!! memangnya apa hubungan nya" ucap ku terkejut dan tidak mengerti,

"nona tidak mengerti ya?" tanya Iris dengan lembut, aku hanya menggukan kepala tanda mengiyakan perkataan Iris barusan.

" dalam agama saya untuk menjadi seorang biarawan dan biarawati memiliki peraturan untuk tidak menikah" ucap Iris mencoba menjelaskan,

"kenapa dibuat peraturan seperti itu?" ucapku masih tidak mengerti,

"tujuan nya adalah biar sepenuhnya hidup seorang biarawan dan biarawati itu dapat jadi pelayan Tuhan dan melayani umat secara utuh" ucap Iris yang masih mencoba menjelaskan pada ku,

" jadi intinya pada saat seoramh yang sudah berkeluarga itu mencoba melayani umat, apakah bisa dia memilih melayani umat sedangkan kelurganya sendiri sengsara?. pada saat seseorang telah memutuskan untuk melayani Tuhan sebagai hamba, sepenuh hidupnya jadi miliki Tuhan dan bukan milik manusia lagi. begitu nona" ucap Iris panjang lebar.

"berati agama mu dan agama ku memiliki beberapa berbedan yang cukup signifikan ya" ucap ku setelah mendengarkan perkataan Iris tadi,

"tapi tak apa, karena aku yakin semua agama itu menuntun hambanya menjadi hamba atau manusia yang lebih baik" ucap ku denga penuh senyum.

"sekarang ceritakan bagaimana kau bisa jatuh cinta dan bagaimana nasib hubungan asmara mu" lanjutku lagi dengan rasa penasran yang tidak kunjung turun.

"kenapa nona jadi penasaran dengan cerita cinta saya " ucap Iris,

" hehe karena mungkin sekarang aku sedang jatuh cinta" ucapku menunduk malu,

"jadi aku ingin mendengar pengalaman mu nanti gantian oke?" ucapku meyakinkan suster ku ini agar mau bercerita,

"baik lah nona" ucapnya melemah

" jadi begini awalanya~ " ucap Iris menggantung kalimatnya.

"jangan membuat ku penasaran" ucap ku sedikit mengembung kan pipi ku tanda aku sebal.

"nona bukan anak usia dibawah 10tahun" ucap Iris menahan tawa.

"makananya cerita kan dengan benar" ucap mu lagi. "baik lah" ucap Iris

"jadi waktu itu hari minggu pagi waktunya saya belajar menjadi biarawati, makanya hari itu saya mengunjungi gereja untuk mendapatkan pelatihan secara langsung dari biarawan dan biarawati yang sudah berpengalaman, karena dari semenjak saya duduk dibangku SMP saya selalu masuk sekolah khusus agama saya dengan kriteria yang menyediakan asrama bagi semua muridnya. jadi hari itu saya pergi bersama teman-teman saya untuk mendapatkan pelajaran khusus tersebut. saat akan memasuki gereja kami berpapasan dengan sekelompok pemuda yang akan memasuki gereja untuk beribadah pada hari itu. saya melihat salah seorang dari meraka yang memandang lekat kepada saya. lalu-" ucap Irir lagi,

"kau jatuh cinta pandang pertama pada pria itu?" potongku , "dengarkan dulu ceritanya baru memberikan pendapat" ucap Iris dengan penuh rasa keibuan kepada ku,

"baik lah" ucapku menyerah,

" saya lanjut yaa" ucap Iris lagi dan anggukan dari ku,

" lalu saya memutuskan untuk ikut kergereja dan mengikuti pelajaran dengan sungguh-sungguh. setelah kejadian hari itu saya tidak pernah lagi melihat sekelompok pria itu datang kegereja-" ucap Iris,

"sampai hari ini?" potongku lagi, "sekali lagi nona memotong cerita ku ,

saya pastikan nona akan menyesal" ucap Iris sambil mecubit pipi ku,

"hehe habisanya aku penasaran sekali dengan ceritanya" ucapku seperti bayi yang sedang dibacakan dongeng oleh ibunya.

"baik ini kesempatan terakhir, kalau nona memotong lagi saya pastikan nona akan terus dihantui rasa penasaran"ucap Iris sambil terkekeh dan sedikit mengancamku,

"baik lah yang mulia ratu" ucapku dengan candaan.

"lalu setelah berselang 8 bulan saya tidak melihat sekelompok pria itu, mereka datang dengan tiba-tiba saat saya sedang menjalan piket membersihkan halaman gereja, lalu salah satu dari meraka yang melihat saya dengan lekat mengahampiri saya dan dia pun bertanya pada saya apakah romo/bapa pastur ada didalam, saya pun menjawab kalau romo ada didalam. lalu setelah menanyakan hal tersebut mereka semua langsung masuk kedalam gereja untuk menemui romo. saya hanya diam lalu kembali membersihkan halaman gereja dengan santai, tapi anehnya belum berselah 10 menit pria yang tadi menghampiri saya kembali dan mengatakan kalau namanya adalah Naoya, lalu setalah mengatakan itu pria tadi kembali bergegas kembali ke gereja. setalah kejadian dia memperkenalkan dirinya kepada saya entah secara aneh kami sering bertemu baik di sekitaran gereja ataupun saat saya berada diluar gereja untuk liburan.

sampai akhirnya kunjungan keluarga untuk semua murid yang di adakan oleh pihak gereja untuk semua yang bersekolah karena waktu itu saya masih menginjak usia 18 tahun atau sekitar kelas 3 SMA. setelah pesta makan-makan bersama keluarga dan berdoa bersama untuk kelulusan semua murid yang sebentar lagi akan mengikuti ujian masuk unniversitas baik unniversitas keagaman maupun non keagamaan, saat acara selesai semua murid mendapatkan waktu selama satu hari penuh untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. saya dan keluarga memutuskan untuk berjalan-jalan sambil menikmati suasana selagi bersama. kemudian ayah saya bertanya pada saya apakah saya sedang jatuh cinta pada seseorang atau tidak, kemudian saya tidak menjawab pertanyaan ayah saya tersebut yang membuat saya mendapatkan peringaatan pertama dalam hidup saya dari ayah yang sangat saya sayangi. setalah kejadian itu saya bertekad untuk membuang rasa kagum saya terhadap pria yang bernama Naoya tersebut tapi entah semakin saya ingin melupakan dia, Tuhan semakin mendekatkan saya dengan dia. karena terlalu sering bertemu saya tidak tau kalau pada akhirnya rasa kagum saya berbuah menjadi rasa Cinta dan rasa sayang. setelah 1tahun semenjak kejadian peringatan itu, saya memutuskan untuk mengikuti permintaan ayah saya untuk masuk universitas keagamaan yang sedari dulu saya dan keluarga saya kagumi. dan syukurnya saya berhasil semua tes dan lulus masuk universitas tersebut. namun takdir juga yang memisahkan kami- " ucap Iris dengan nada sedikit sedih,

"jadi kau tidak sempat menjali hubungan dengan Naoya? " tanya ku sambil mengusap tangan iris.

"aku belum selesai nona sakura" ucap Iris tersenyum melihatku yang mulai terbawa suasana akan ceritanya,

"maaf ku fikir sudah soalnya muka mu membuat ku ikut bersedih" ucap ku mengelak.

"kali ini dimaafkan" ucap iris mengusap pipi kuu,

"saya lanjut ya nona" ucap iris meyakinkan agar aku tidak lagi memotong ceritanya.

"setelah sekitar 5 Tahun saya bersekolah dan belajar mengabdi untuk gereja. tiba-tiba orang tua saya mengajukan permohonan pengunduran diri saya menjadi seorang biarawati dan meminta saya untuk kembali kerumah. setelah surat itu sampai kepada pihak kampus dan pihak gereja. mereka menyetujui karena itu murni keinginan dari keluarga saya bukan dari permintaan saya pribadi. lalu 2minggu berselang saya berpamitan pada pihak gereja karena sudah mengurus saya selama ini. hari itu adalah hari terindah yang pernah saya rasakan. selain bisa kembali berkumpul bersama keluarga saya, saya sangat terkejut Naoya yang saya fikir sudah melupakan saya dan takdir yang memisahkan saya dengan dia, secara tiba-tiba dia melamar saya pada hari dimana saya baru saja berkumpul dengan keluarga saya." "begitu lah kurang lebih perjalanan Cinta saya nona sakura" ucap Iris menyelesaikan ceritanya.

"eh?! Iris sudah menikah dan mempunyai anak?!" ucap ku terkejut karena selama ini Iris yang aku tau adalah wanita single.

"iyaaa begitu nona" ucap Iris sedikit malu-malu,

"kau punya berapa anak? dan apa pekerjaan suami mu? " tanya ku yang malah jadi penasaran sendiri.

"saya punya 2orang anak. 1 anak perempuan dan 1anak laki-laki dan pekerjaan suami saya adalah sekertaris pribadi ayah nona" ucap Iris santai.

"eh?! jadi Naoya sekertaris ayah adalah suami mu? " ucap ku masih tidak percaya pasalnya aku sudah mengenal Iris dan Naoya sejak aku lahir mereka sudah berkerja untuk ayah ku.

"jadi 20tahun ini kau dan keluarga mu mengabdi untuk keluarga ku? "tanya ku memastikan.

" iya nona kurang lebih sekitar umur nona sakura" ucap Iris meyakinkan ucapan ku.

"oh iya kenapa keluargamu akhirnya menyuruhmu untuk tidak jadi biarawati, bukan nya tadi kau bilang kalau ayahmu menyuruhmu untuk menjadi biarawati? " tanya ku yang masih merasa penasaran karena menurutku ada cerita yang mengantung.

"mungkin ini karena surat yang tidak sengaja saya kirim saat ulang tahun saya yang 17 tahun nona" ucap Iris sambil melihatku,

"ceritakan~ ceritakan~" ucapku bersemangat agar Iris mau menceritakannya.

"baiklah kalau nona memaksa, saya akan bercerita tapi berjanji jangan memotong cerita saya oke ?" ucap Iris sambil memberikan jari kelingking nya untuk membuat janji pada ku,

"baiklah" ucapku melingkarkan jari kelingkingku dengan jari kelingkiring Iris.

"hari itu tepat satu hari sebelum hari ulang tahun saya, entah mengapa semenjak saya sering bertemu dengan Naoya saya merasa sesautu ada yang salah dalam diri saya, terlebih tepat satu minggu sebelum Naoya benar-benar menghilang dia sempat mengatakan kalau saya belum benar-benar menemukan jati diri dan keinginan saya yang sesungguhnya. setalah pertaann itu setiap malam saya selalu mempertanyakan pada diri saya sendiri apa sebenarnya maksud perkataan Naoya. Hingga hari ini, sudah berbulan-bulan bahkan bertahun setalah perkataan itu dilontarkan dari Naoya tapi saya tidak kunjung menemukaan jawaban dan maksud dari perkataan tersebut. Pada akhirnya saya menyerah dan dengan rasa penuh penasaran dan keberanian saya mencoba mendatangi gereja untuk bertemu dengan Romo, saat sampai digereja betapa beruntungnya saya Romo sedang duduk dibangku dimana pada Jamaah duduk,

dengan langkah berani saya mendekati Romo, dan saya sangat beruntung memiliki Romo yang sangat pengertian. Dengan perlahan saya menceritakan semua nya kepada Romo dan saya juga tidak lupa menceritakan keluh kesah saya selama ini dan tidak lupa perkataan Naoya yang sangat mengganggu hati dan pikiran saya. Setalah itu Romo memberikan saya bersedikit nasihat kepada saya, dengan nasehat itu saya tau kalau semua permasalah saya bisa selesai kalau saya mau membuka diri saya untuk dunia, akhirnya saya mengrimkan surat kepada orang tua saya. dan saya sangat bersyukur mereka mau mengerti apa yang saya inginkan dan memberi saya kesempatan kepada saya" ucap Iris sambil menahan haru ketika dia menceritaka masalalunya kepada ku.

'kamu bisa melihat dunia dengan berbagai cara, baik dengan membuka mata dan hati mu untuk dunia. Namun ada hal lainya yang lebih indah, dimana saat kamu membuka pintu dipagi hari maka cahaya akan masuk kedalam ruangan gelap yang selama ini mengurungmu. Maka dengan kamu membuka mata dan hati untuk dunia maka secara bersamaan pintu yang selama ini membuat mu selalu bersedih akan berubah menjadi lebih indah dengan banyak cahaya yang akan menyilaukan, dan dengan cahaya itu kamu terus maju cahaya yang tidak terbatas dengan segala kebahagian yang akan setia mendapingi mu'